"Leadership is not about being in charge. It's about taking care of those in your charge." -- Simon Sinek
"Kepemimpinan bukan tentang memimpin, melainkan tentang menjaga mereka yang berada dalam tanggung jawabmu." -- Simon Sinek
Kepemimpinan baru Indonesia menghadirkan sosok Prabowo Subianto sebagai Presiden dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden. Terpilih dalam Pemilu 2024, pasangan ini dilantik pada 20 Oktober 2024 di Gedung Nusantara, Jakarta, membawa angin segar dan harapan besar bagi banyak orang. Tugas mereka tidak mudah: memulihkan ekonomi, menghadirkan keadilan sosial, dan menjaga transparansi di tengah sorotan publik yang semakin kritis. Namun, di balik euforia pelantikan ini, ada tantangan-tantangan besar yang harus mereka hadapi.
 Kabinet dan Koalisi: Menyeimbangkan Kepentingan Politik
Pelantikan kabinet adalah langkah pertama Prabowo dan Gibran dalam mengimplementasikan visi mereka. Pemerintahan ini dibentuk dari koalisi partai-partai besar yang punya kepentingan dan harapan berbeda. Inilah salah satu tantangan utama: menyatukan banyak kepala dengan pemikiran berbeda dalam satu tim yang solid.
Prabowo, dengan pengalaman politik yang panjang, berperan penting dalam memilih tokoh-tokoh dari berbagai partai politik untuk menduduki jabatan strategis. Namun, tantangan ini bukan tanpa resiko, karena adanya kemungkinan konflik kepentingan di antara para menteri yang memiliki afiliasi politik. Sementara itu, Gibran sebagai sosok muda menawarkan perspektif segar. Sebagai Wakil Presiden yang ingin membawa perubahan bagi generasi muda, ia berusaha agar kepentingan kelompok ini turut diperhatikan dalam pengambilan kebijakan. Misalnya, perhatiannya terhadap sektor ekonomi digital dan kreatif menunjukkan upayanya agar suara generasi milenial dan Gen Z tetap terdengar.
 Tantangan Ekonomi di Tengah Pemulihan Pasca-Pandemi
Tantangan ekonomi yang dihadapi pemerintahan Prabowo-Gibran tidaklah ringan. Krisis ekonomi akibat pandemi masih terasa, dan masyarakat menaruh harapan besar agar pasangan ini dapat membawa pemulihan nyata. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Indonesia masih berada di sekitar 9,8% pada awal 2024. Angka ini sudah menurun dibanding tahun sebelumnya, tetapi masyarakat berharap adanya pengurangan lebih jauh hingga di bawah 7%.
Dalam hal ini, Prabowo telah menyusun rencana untuk merombak Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 agar lebih fokus pada program-program pemulihan ekonomi. Fokus utamanya adalah menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan investasi, serta memberikan bantuan bagi masyarakat yang paling terdampak. Gibran juga punya peran dalam program-program sosial yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi. Misalnya, program makan siang gratis untuk anak sekolah yang diinisiasi Prabowo diharapkan bisa meringankan beban ekonomi keluarga kurang mampu, sekaligus membantu anak-anak mendapatkan nutrisi yang memadai untuk mendukung kualitas pendidikan mereka.
 Keadilan Sosial: Mewujudkan Harapan dan Meredam Ketimpangan
Keadilan sosial menjadi isu yang paling sering disuarakan publik. Ketimpangan masih nyata, terutama dalam hal akses pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi. Isu ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah baru untuk memastikan kebijakan yang diambil bisa merata dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.