Statistik mencatat bahwa hanya sekitar 30% dari program lingkungan yang benar-benar terlaksana setelah kandidat terpilih. Ini menandakan adanya kesenjangan besar antara janji kampanye dan realitas pelaksanaan.
Masyarakat dan Kesadaran Lingkungan
Di tengah kebingungan ini, masyarakat berperan besar dalam mendorong perubahan. Kesadaran publik yang semakin tinggi terhadap isu lingkungan bisa jadi kekuatan pendorong bagi calon pemimpin untuk tidak hanya berjanji, tetapi juga bertindak.Â
Masyarakat kritis bisa menjadi pengawas bagi pelaksanaan janji-janji tersebut, misalnya dengan protes terhadap kebijakan yang merugikan lingkungan, seperti pembangunan yang mengorbankan hutan kota atau ruang hijau.
Pilkada Hijau 2024: Apa yang Baru?
Menuju Pilkada 2024, isu Revolusi Hijau semakin populer. Calon-calon kepala daerah mulai memasukkan program keberlanjutan dalam visi-misi mereka.
Menurut data terbaru dari BPS dan Lembaga Survei Indonesia (LSI), sekitar 65% masyarakat memilih kandidat dengan program lingkungan.
Misalnya, beberapa calon gubernur di kota besar, seperti Jakarta, menjanjikan peningkatan transportasi ramah lingkungan dan pengurangan emisi karbon.Â
Di Bandung, calon wali kota melibatkan masyarakat dalam diskusi kebijakan terkait pengelolaan sampah dan penanaman pohon. Hal ini menunjukkan keterlibatan publik dalam politik lingkungan dan pentingnya kolaborasi antara calon pemimpin dan masyarakat.
Indikator Keberhasilan Revolusi Hijau