Mohon tunggu...
Syinchan
Syinchan Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Pemikir bebas yang punya kendali atas pikirannya

Begitu kau memahami kekuatan kata katamu, kamu tidak akan mengatakan apapun begitu saja. Begitu kau memahami kekuatan pikiranmu, kamu tidak akan memikirkan apapun begitu saja. Ketahuilah Nilaimu

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Sering Dianggap "Nggak Mau Komit", Ini Fakta Soal Orang Avoidant Attachment

14 Oktober 2024   18:23 Diperbarui: 14 Oktober 2024   18:30 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Avoidant Attachment Style (thoughtco.com)

Ketika kita berbicara soal hubungan dan komitmen, ada satu jenis perilaku yang sering dianggap "rumit" dan penuh tanda tanya, yaitu avoidant attachment. Orang-orang dengan gaya keterikatan ini sering dianggap tidak ingin terlibat secara emosional atau bahkan dituduh takut berkomitmen. Tapi, apakah benar sesederhana itu? Faktanya, banyak dari mereka sering kali salah dipahami. Yuk, kita bahas lebih dalam soal orang avoidant dan kenapa mereka sering kali terjebak dalam stigma ini!

Apa Itu Avoidant Attachment?

Avoidant attachment adalah salah satu dari empat gaya keterikatan (attachment style) yang diidentifikasi oleh para psikolog. Gaya ini berkembang pada masa kanak-kanak, terutama sebagai respons terhadap pengalaman emosional dengan pengasuh utama. Anak yang tumbuh dengan pengasuh yang tidak terlalu responsif terhadap kebutuhan emosional mereka bisa mengembangkan gaya avoidant. Sebagai akibatnya, mereka belajar untuk menekan emosi mereka dan menjadi lebih mandiri secara emosional.

Dalam hubungan dewasa, orang dengan gaya avoidant sering menjaga jarak, merasa tidak nyaman dengan keintiman yang terlalu dekat, dan cenderung menghindari situasi di mana mereka merasa bisa menjadi terlalu terlibat secara emosional.

Salah Paham Soal 'Nggak Mau Komit'

Salah satu kesalahpahaman terbesar tentang orang avoidant adalah bahwa mereka tidak ingin atau tidak bisa berkomitmen. Namun, ini sebenarnya tidak selalu benar. Orang avoidant mungkin ingin hubungan yang sehat dan stabil, tapi mereka sering kali merasa tertekan ketika dihadapkan pada ekspektasi emosional yang terlalu tinggi. Mereka mungkin menghindar bukan karena tidak peduli, tetapi karena keintiman emosional bisa terasa menakutkan atau terlalu menguras energi bagi mereka.

Mereka bukannya tidak peduli atau tidak ingin cinta, tapi mereka punya cara berbeda dalam mengekspresikan perasaan mereka. Ini yang sering kali membuat pasangan mereka merasa diabaikan atau bingung dengan perilaku orang avoidant.

Kenapa Mereka Nggak Suka Terlalu Dekat?

Bukan berarti mereka tidak punya perasaan, tapi mereka takut merasa terlalu rentan. Orang avoidant cenderung melihat keintiman sebagai sesuatu yang bisa mengancam kebebasan dan otonomi mereka. Ketika hubungan mulai masuk ke fase yang lebih dalam, mereka mungkin merasa terancam dan memilih untuk mundur. Ini bukan karena mereka tidak menghargai pasangan, tapi mereka hanya merasa sulit untuk menerima kedekatan secara emosional.

Menghilang Saat Hubungan Mulai Serius

Pernah mendengar cerita tentang seseorang yang tiba-tiba menghilang saat hubungan mulai serius? Itu adalah salah satu ciri khas avoidant attachment. Ketika hubungan mencapai tingkat yang lebih serius, orang avoidant mungkin merasa terjebak atau tertekan, sehingga mereka memilih untuk "menghilang" sebagai mekanisme pertahanan diri. Menghilang ini sering disalahartikan sebagai ketidakpedulian atau ketakutan terhadap komitmen, padahal mereka hanya butuh ruang untuk memproses emosi mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun