Terapi bermain kriya yang kedua yakni peserta membuat gantungan kunci akrilik. Hampir sama dengan terapi pertama, terapi kali ini juga diawali dengan pemberian instruksi mengenai cara membuat gantungan kunci akrilik.Â
Setelah itu, panitia juga mengenalkan dan memberikan peralatan yang dibutuhkan kepada peserta seperti gantungan kunci polos, kuas, cat akrilik, palet, resin, dan sarung tangan. Kegiatan membuat gantungan kunci akrilik pun dimulai ketika peserta sudah dapat memahami instruksi yang diberikan oleh panitia.
Seperti beberapa kegiatan sebelumnya, para volunteer juga tetap melakukan proses pendekatan dengan para peserta agar dapat mengetahui sejauh mana eksplorasi diri mereka sendiri melalui terapi bermain kriya yang diberikan.Â
Saat melakukan kegiatan terapi pun tampak keceriaan dan semangat dari raut wajah peserta. Mereka sangat aktif mengikuti arahan yang diberikan, sehingga meningkatkan semangat para volunteer untuk membersamai mereka dalam bimbingan terapi hingga selesai.Â
Dapat dikatakan bahwa pada tahap ini keakraban serta komunikasi antara volunteer dan peserta semakin menguat. Hal ini dibuktikan dengan para peserta seringkali bercerita di sela-sela terapi bermain kriya yang masih berlangsung.
Sama seperti saat membuat pembatas buku, peserta yang telah menyelesaikan pembuatan gantungan kunci diajak untuk mengeringkan hasil karyanya.Â
Kegiatan pun dilanjutkan pada pemberian ice breaking, berupa senam bersama. Senam dipilih karena dapat membantu merilekskan tubuh dan meningkatkan suasana hati peserta. Tidak hanya peserta, para orang tua juga berpartisipasi dalam melakukan senam.Â