Pada Minggu (18/9/2022), VOSSIL resmi membuka kegiatan kerjasamanya dengan Omah Gembira, terkhususnya Paguyuban Mutiara Kasih, untuk melakukan program bimbingan melalui terapi bermain kriya untuk mengembangkan kreativitas pada anak disabilitas. Kegiatan ini merupakan program yang dicanangkan oleh VOSSIL sebagai organisasi volunteer yang diakui untuk melakukan pengabdian masyarakat yang juga didukung serta didanai langsung oleh pihak LP2M Universitas Negeri Malang sebagai wujud Tridharma Perguruan Tinggi. Peresmian kegiatan dibuka dengan sambutan oleh pihak VOSSIL yang diwakili oleh ketua umum sekaligus ketua peneliti program yakni Indri Suryani dan ketua pelaksana yakni Shafiyya Putri Roikhan serta perwakilan dari pihak Omah Gembira dan Paguyuban Mutiara Kasih.
Ketika kegiatan dimulai, beberapa peserta mengikutinya dengan antusias, tetapi beberapa diantaranya memilih enggan untuk berpartisipasi dikarenakan suasana hati mereka yang kurang baik, sehingga pihak volunteer perlu melakukan pendekatan terlebih dahulu seperti dengan mengajak peserta berkenalan, bertukar kabar, memperlihatkan warna-warni cat untuk menarik perhatian peserta, serta terus berdialog selama proses melukis sehingga dapat membuat peserta menjadi lebih terbuka, banyak tertawa, dan tidak bosan dalam prosesnya.
Meskipun diselenggarakan dalam batas waktu yang tidak terlalu lama, setiap anak memiliki hasil eksplorasi dan kreativitas yang indah, mulai dari gambar berupa benda sekitar seperti rumah dan bunga hingga warna abstrak namun tetap bernilai estetika. Peserta pun diajak oleh volunteer untuk menjemur karya mereka untuk kemudian disimpan setelahnya agar dapat dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.
Kegiatan pun berakhir pada siang hari setelah hari mulai terik. Namun, sebelum resmi ditutup, panitia memberikan ice breaking berupa senam bersama untuk merelaksasikan diri. Setelahnya, terdapat pula waktu untuk istirahat dengan mengkonsumsi camilan yang disediakan. Waktu luang ini diadakan guna mengakrabkan diri antara panitia, volunteer, para peserta, para orang tua dengan anak disabilitas, serta pihak paguyuban. Keakraban ini diharapkan dapat membangun hubungan positif guna membantu penerapan terapi bermain kriya kedepannya dengan lebih efektif dan cocok dengan setiap peserta.Â