Tim 12 PKL MBKM SKM Penggerak Mahasiswa Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Negeri Semarang melakukan upaya penanggulangan wasting di lokus sekolah bermitra dengan SD Negeri Tanjung Mas melakukan advokasi dengan stakeholder sekolah.
Tim PKL SKM Penggerak kelompok 12 setelah melakukan serangkaian program intervensi berupa edukasi dan role play bekal menu bergizi seimbang sebagai salah satu upaya penanggulangan wasting di lokasi khusus sekolah dengan bermitra bersama SD Negeri Tanjung Mas, dilanjutkan dengan melakukan advokasi berupa penyampaian informasi berupa ringkasan ilmiah berupa policy brief. Dokumen berisi hasil analisis situasi dan kondisi sekolah, serta temuan permasalahan yang didukung dengan data sekunder yang relevan, lantas rekomendasi pun diberikan guna mewujudkan sekolah yang mendukung penuh pengentasan angka wasting usia anak sekolah dasar.
Hasil temuan masalah di lingkungan SD Negeri Tanjung Mas yaitu permasasalahn kurang gizi pada anak yang ditandai dengan kondisi anak yang kurus dikarenakan beberapa faktor, beberapa diantaranya malnutrisi karena konsumsi makanan tidak bergizi seimbang, jajanan di luar gerbang sekolah yang kurang sehat, serta karakteristik masyarakat daerah pesisir yang sebagian besar orang tua murid berpenghasilan sedang ke bawah dan bermatapencaharian serabutan sehingga kehidupan sehari-hari yang kurang tercukupi menjadi salah satu faktor kurangnya pengawasan orang tua terhadap konsumsi makanan dan jajanan anak.
"Kalau di lingkungan sekolah, kami sudah mengupayakan yang terbaik supaya anak-anak tetap mengonsumsi makanan yang sehat, kami sarankan bawa bekal dari rumah. Tiap minggu k-4, kami adakan bekal makan sehat dan melarang anak-anak membawa makanan olahan seperti sosis, nugget, mie instan. Boleh, asalkan buatan orang rumah sendiri," ujar Anik, Kepala SD Negeri Tanjung Mas.
"Tapi, ya, gitu, Mbak. Kalau anak-anak sudah keluar dari gerbang sekolah, kami tidak bisa selalu mengawasi jajanan mereka satu per satu sehingga kita terbatasi di situ," lanjut beliau.
Sekolah sebagai lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga mempunyai peran serta dalam upaya pemenuhan gizi seimbang anak terutama saat berada di lingkungan sekolah guna menekan angka wasting pada usia anak sekolah dasar, maka pada Jumat (11/10/2024), mahasiswa Universitas Negeri Semarang melakukan advokasi kepada pihak sekolah untuk bersinergi menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung pengentasan wasting dengan segera, beberapa rekomendasi yang dapat diberikan kepada pihak sekolah yakni dengan memperkuat edukasi gizi melalui pelaksanaan bekal makan yang bernutrisi seimbang, menyediakan/memfasilitasi kantin sehat, melakukan skrining gizi secara mandiri secara berkala, mengadakan awarding kepada warga sekolah yang berperan aktif dalam upaya menegakan konsumsi gizi seimbang di sekolah, serta perlunya berkolaborasi dengan sektor swasta untuk menyediakan makanan bergizi gratis di sekolah.
Tanggapan baik dan hangat diberikan oleh pihak sekolah, dengan memberikan feedback berupa pernyataan akan segera menindaklajuti saran-saran yang diberikan dan akan dipadukan dengan program sekolah dengan mempertimbangkan beberapa hal yang mesti didiskusikan dengan pengelola sekolah lainnya. Dengan diadakannya advokasi tersebut, diharapkan stakeholder setempat dapat bersinergi merancang program sekolah guna mengentaskan secara tuntas angka kurang gizi pada anak usia sekolah demi kelangsungan nusa dan bangsa yang cemerlang di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H