Mohon tunggu...
Novena Indarto
Novena Indarto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stem Sel, Kemajuan Dunia

24 Agustus 2018   21:34 Diperbarui: 24 Agustus 2018   22:14 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo semuanya! Pada artikel ini kita akan membahas tentang stem sel dan penggunaan janin yang sudah gugur untuk stem sel. Tapi pertama-tama, kita akan mempelajari apa itu sel secara singkat dan apa itu stem sel. Sel adalah bagian terkecil dari makhluk hidup. Setiap sel memiliki fungsi atau kegunaan masing-masing. Misalnya, neuron atau sel saraf memiliki fungsi untuk membawa pesan di dalam otak manusia. Sel dapat membelah diri beberapa kali sebelum rusak atau mati. Stem sel atau sel punca adalah sel yang belum mengalami diferensiasi atau proses spesialisasi. Sel punca bisa dikatakan sebagai sel yang masih polos. 

Sel punca memiliki kemampuan untuk membelah diri sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan. Stem sel sangat penting bagi kita semua, sebab bila kita terluka atau mengalami suatu penyakit, stem sel atau sel punca inilah yang akan menghasilkan sel baru dari pembelahan tersebut yang menggantikan sel yang mengalami kerusakan atau sel mati. Bahkan saat kulit kita tergores, sel-sel kulit kita yang mati akan digantikan oleh sel-sel baru yang asalnya dari stem sel yang sudah berdiferensiasi. Karena kegunaan mereka yang dapat menggantikan berbagai jenis sel yang teluka atau sudah mati, stem sel digunakan dalam pengobatan medis untuk menyembuhakan berbagai penyakit, misalnya transplantasi sumsum tulang. 

Jenis stem sel berdasarkan kemampuan berdiferensiasi terbagi menjadi beberapa jenis, Totipoten, Pluripoten, Multipoten, dan Unipoten. Totipoten adalah stem sel yang berpotensi menjadi berbagai macam jenis sel, contohnya zigot. Totipoten berkemampuan untuk membentuk seluruh manusia. Pluripoten adalah sel yang dapat berdiferensiasi 3 macam lapisan germinal embrionik, yaitu endoderm, mesoderm, dan ektoderm. Totipoten lebih jarang terjadi dibandingkan pluripoten. 

Totipoten dapat membentuk berbagai tipe sel dalam tahap apapun, sedangkan pluripoten hanya dapat menghasilkan tipe sel setelah beberapa tahap awal pembelahan embrio. Sel totipoten berpotensi untuk menjadi embrio, sedangkan pluripoten tidak. Multipoten adalah stem sel yang dapat berdiferensiasi menjadi lebih dari 1 jenis sel, akan tetapi jenis sel yang dihasilkan dari sel induk akan berhubungan dengan garis keturunannya. Misalnya, sel induk multipoten adalah sel darah, maka sel hasil pembelahan dapat berdiferensiasi menjadi sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan lain-lain.Sel induk tersebut tidak dapat menjadi sel saraf atau neuron. Unipoten adalah sel yang hanya bisa berdiferensiasi menjadi 1 jenis sel tertentu. Jenis stem sel ini dapat meregenerasi dirinya sendiri. Contoh dari stem sel unipoten adalah sel induk spermatogonium yang hanya menghasilkan sperma. Sebenarnya, jenis poten ada beberapa jenis lagi, seperti Nulipoten dan Oligopoten. Nulipoten adalah ketidakmampuan untuk berdiferensiasi seperti di dalam sel kanker agresif. Oligopoten adalah tingkat diferensiasi yang kurang dari multipoten dan menggambarkan sel-sel progenitor yang mampu membentuk sejumlah kecil jenis sel berbeda. Akan tetapi, kita tidak akan membahas kedua potensi ini lebih dalam. 

Mari kembali ke topik awal. Selain berdasarkan kemampuan berdiferensiasi, stem sel juga dapat dibedakan berdasarkan sumber asal selnya. Berdasarkan sumber asal selnya dibedakan menjadi, Zigot, Stem Sel Embrionik, Stem Sel Darah Tali Pusat, dan Stem Sel Dewasa. Zigot, yaitu pada tahap sesaat setelah sel telur dan sel telur bertemu. Stem sel embrionik adalah stem sel yang didapatkan saat perkembangan individu masih berada di dalam tahap embrio dan bersifat pluripoten. Biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF atau “in vitro fertilization”. Biasanya diambil dari proses bayi tabung. Stem sel darah tali pusat adalah stem sel yang diambil dari darah plasenta dan tali pusat sesaat setelah bayi lahir. Stem sel ini merupakan jenis hematopoietic stem cell yang terkadang digolongkan ke dalam stem sel dewasa. Jenis stem sel ini dapat membantu dalam pengobatan kanker darah dan kelainan darah pada anak. Stem sel dewasa atau stem sel non-embrionik adalah stem sel yang diambil dari jaringan dewasa. Tidak seperti namanya, jenis sel ini tetap diambil dari tubuh bayi dan anak-anak. Sel ini diambil dari sumsum tulang. Sumsum tulang sendiri memiliki 2 jenis stem sel, hematopoietic stem cell dan stromal stem cell atau mesenchymal stem cell. Hematopoietic stem cell sebenarnya tidak hanya dapat diperoleh dari darah tali pusat dan sumsum tulang, akan tetapi dapat diperoleh juga dari darah tepi. Selain sumsum tulang, stem sel dewasa juga didapatkan dari jaringan susunan saraf pusat, otot rangka, pankreas, dan adiposit atau jaringan lemak. Stem sel dewasa bersifat plastis yang artinya tidak hanya dapat berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya, tapi juga bisa berdiferensiasi menjadi sel jaringan lainnya, misal, stromal stem cell dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung.

Apa kegunaan dari stem sel atau sel punca? Stem sel berguna untuk membentuk kembali jaringan yang rusak. Dengan kemampuan tersebut, stem sel dianggap dapat mengobati berbagai penyakit, khususnya penyakit yang kronis. Stem sel dapat mengatasi 3 golongan penyakit, penyakit autoimun, penyakit degeneratif, dan penyakit keganasan. Penyakit autoimun misalnya artritis reumatoid, lupus, dan diabetes tipe 1. Stem sel yang dipakai adalah hematopoietic stem cell yang dikeluarkan oleh sumsum tulang ke darah tepi. Stem sel tersebut dikeluarkan dari tubuh kemudian dimurnikan dari sel imun matur. Sel imun matur yang tidak mengenal self antigen dibunuh. Lalu hematopoietic stem cell dikembalikan ke dalam tubuh dan bersirkulasi di sumsum tulang kemudian berdiferensiasi menjadi sel imun matur baru yang menyebabkan sistem imun tubuh kembali seperti semula. Penyakit degenaratif seperti Alzheimer, Parkinson, dan stroke terjadi karena terjadi beberapa kerusakan atau kematian sel-sel tertentu. Dalam kasus ini, stem sel yang telah dimanipulasi akan ditransplantasikan ke dalam tubuh penderita agar stem sel tersebut dapat membelah diri dan berdiferensiasi menggantikan sel-sel yang rusak atau mati. Penyakit keganasan biasanya berupa leukimia atau penyakit darah lainnya. Sistem terapi stem sel pada penyakit ini sama dengan terapi pada penyakit autoimun. 

Cara transplantasi stem sel ada 3, Autologous, Syngeneic, dan Allogenik. Transplantasi autologous menggunakan stem sel dari tubuh pasien itu sendiri yang diambil, dibekukan, dan disimpan sebelum pasien menjalani terapi. Keuntungan dari transplantasi ini adalah resiko penolakan tubuh dalam menerima stem sel lebih kecil, dan pembentukan darah baru lebih cepat. Kerugiannya adalah, sel-sel kanker mungkin belum hilang sepenuhnya, sehinggu dapat menyerang ketika dikembalikan ke dalam tubuh. Transplantasi syngeneic menggunakan stem sel yang diambil dari saudara kembar identik penderita. Transplantasi allogenik menggunakan stem sel yang berasal dari saudara, orangtua, kerabat jauh, maupun yang tidak berhubungan darah dengan pasien. Transplantasi ini biasanya dilakukan jika transplantasi autologous tidak berhasil atau untuk menangani pasien leukimia dan limfoma agresif. Keuntungan dari cara ini adalah menciptakan sistem kekebalan tubuh baru yang terus berkembang dan mampu membunuh sel kanker. Kerugiannya adalah pemulihan lebih lambat karena tubuh pasien dapat menolak stem sel yang diinjeksikan dan pembentukan darah baru lebih lambat. Metode yang dipakai bergantung pada beberapa faktor seperti usia, tingkat keparahan penyakit, tingkat kerusakan sumsum akibat radiasi atau kemoterapi, dan ada tidaknya saudara kandung.

Apakah stem sel bisa diambil dari janin yang gugur? Menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia pada Musyawarah Ulama tahun 1972 dan Musyawarah Nasional MUI tahun 1983 dikatakan bahwa stem sel embrionik dekat dengan hukum menggugurkan kandungan yang dianggap haram. Dalam hukum MUI, menggugurkan kandungan diperbolehkan jika kandungan tersebut membahayakan nyawa ibu atau membawa penyakit menular yang berbahaya. Jika pengguguran dilakukan untuk riset stem sel, akan ada hukum tersendiri untuk memutuskan boleh tidaknya riset stem sel embrionik menggunakan hasil dari menggugurkan kandungan. Hal ini menyebabkan terjadinya berbagai keributan dan perdebatan. Tapi ada beberapa persyaratan yang memperbolehkan penggunaan janin yang mengalami keguguran dari hasil pembuahan bayi tabung. Dan ada banyak yang mengatakan bahwa penggunaan janin yang gugur untuk stem sel tidaklah etis. Sebenarnya, penggunaan janin yang gugur untuk stem sel sudah pernah dilakukan. Sel punca diambil dari janin yang gugur kemudian disuntikan ke bayi dalam kandungan untuk mengurangi penyakit tulang rapuh pada bayi yang baru lahir di Inggris. Selain itu, pengobatan terapi stem sel dari janin yang sudah gugur pernah diuji dalam penelitian di universitas Michigan Amerika.

Kalau menurut saya pribadi, penggunaan janin yang gugur untuk stem sel tidak masalah selama itu aman dan sang ibu bersedia. Jika janin sengaja digugurkan karena kepentingan riset, saya tidak setuju, sebab bisa dibilang itu mencabut nyawa. Apalagi aborsi adalah sebuah tindakan yang menurut saya tidak manusiawi. Akan tetapi jika janin digugurkan dikarenakan nyawa sang ibu terancam atau bayi dalam kandungan membawa penyakit menular berbahaya, hal itu masih bisa diterima. Dan jika janin itu gugur bukan dikarenakan kesengajaan untuk riset stem sel, menurut saya janin itu jika aman, memang baiknya digunakan untuk stem sel dengan maksud membantu penderita penyakit yang membutuhkan stem sel. Seperti orang yang sudah meninggal didonorkan organnya yang masih berguna. Dan lagi, penggunaan janin yang gugur untuk stem sel termasuk stem sel embrionik yang bisa dibilang ampuh atau sangat bagus untuk pengobatan. Jika keguguran janin yang terjadi pada bayi tabung ingin digunakan untuk stem sel embrionik, baiknya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada sang ayah dan ibu bayi tersebut. Sebenarnya, hal ini memang menimbulkan perdebatan sosial, sebab setiap orang memiliki perspektifnya masing-masing. Pro dan kontra bertebaran dimana-mana karena adanya perselisihan pendapat dan pemikiran. Bagi saya, penggunaan janin yang sudah gugur karena ketidaksengajaan sangat efisien. Karena dari perspektif saya, artinya kita memaksimalkan sumber yang ada secara benar dan legal.

Kesimpulan saya disini adalah bahwa stem sel sangat berguna dalam pengobatan berbagai jenis penyakit. Dan jenis stem sel bermcam-macam. Sebenarnya stem sel dari janin yang gugur adalah alternatif lain dari berbagai transplantasi stem sel yang ada. Dan bagi saya, penggunaan janin yang gugur untuk terapi stem sel tidak masalah selama mencakupi syarat-syarat tertentu. Akan tetapi, jika ingin dunia dan negara kita maju dalam bidang pengobatan medis, ada baiknya jika kita semua melihat dari sudut pandang yang berbeda serta menerima perubahan yang terjadi pada dunia. 

Daftar Pustaka 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun