Suatu hari kami bosan dengan televisi
Penyiar pura-pura senang dengan kenaikan harga
Dengan senyum seperti origami
Dia masih bisa menyapa: selamat pagi
Ada orang mati berebut sedekah
Ada orang mati diterkam polisi
Ada orang mati dicakar begal
Ada orang mati disiram bensin
Trah ningrat adalah mereka yang bertahan dan bahagia dengan kenaikan harga
Poros maritim kita adalah lautan pura-pura
Tempat patroli polisi kita menjadi bajak laut
Dan angkatan bersenjatanya ditangkap nelayan
Bapakku! Beras naik lagi
Telor naik lagi
Dosa apa kampung kita ini
Kita sama-sama milih Jokowi
Becak kita didandani banteng
Bendera kita menjadi merah darah
Bapakku!
Kita sama-sama senang lihat tivi
Waktu Harapan Baru itu memenangi pemilu
Kita dijanjikan kartu-kartu ajaib dari dimensi lain
Kita dijanjikan hidup yang lebih manusiawi
Bapakku! Ras apakah kita ini
Ketika persaudaraan ditakar dengan koin
Dan keindonesiaan kita ditimbang dengan koran
Bapakku!
Ayo kita aksi
Barangkali ada kepercayaan lagi
Setelah presiden kita temui
Barangkali dia tak jemu bohong lagi
Di tivi, Bapakku, ada tayangan khusus aseng
Enam jam lamanya
Tapi tak ada ruang buat Asmat, Dani, Waropen, Bone
Saudara kita itu ditempatkan dalam akuarium
Ruang ikan-kan eksotis dipertontonkan
Lalu dimasak
Dibuat pepes dan dijual kembali dengan murah
Bapakku,
Kampung kita ini akan dijual murah
Bapak akan jadi satpam komplek
Paman akan jadi penjaga parkir mall
Pakde akan jadi pak ogah putaran depan
Abang akan jadi kuli panggul beras
Uwa akan jadi cleaning servis
Paling banter: penjaga pom bensin sebagai simbol kemajuan desa
Jadah, growol, peyek, akan tak laku
Lemper Cuma akan basi di besek
Negeri ini akan banyak mengimpor marshmallow
Negeri ini akan banyak makan ginseng, persik, dan keselek sumpit
Nanti becak bapak, becak kita, dilarang edar
Di jalan-jalan akan berpusing kendaraan bekas dari cina dan Jepang
Lalu wakil kita di sana berpusing soal macet dan polusi
Bapakku!
Aku ijin aksi
Aku ijin bawa becakmu ke istana pagi nanti!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H