Salam Sepakbola Bangkit!!!
Ramai dibicarakan mengenai Persija ISL yang berhasil memenangkan gugatan legalitas mereka di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, baik melalui artikel di media komunitas seperti Kompasiana atau sekedar mengomentari berita yang dimuat di media online.
Umumnya para penggemar ISL dan khususnya The Jakmania menyambut gembira kemenangan Persija ISL di pengadilan dengan hasil Persija IPL tidak boleh menggunakan nama Persija di kompetisi IPL musim depan. Â Mereka bahkan sampai menyebut-nyebut keadilan Tuhan telah datang, dan sekarang telah diketahui mana yang asli dan yang palsu. Â Bahkan penggemar ISL melebarkan topiknya ke klub-klub lainnya yang mengalami dualisme. Â Seperti suporter ISL dan pejabat KPSI pada umumnya, selalu mengeneralisir suatu keadaan dengan menyembunyikan fakta lain yang sebenar-benarnya, seolah-olah kemenangan Persija ISL ini berarti menasbihkan bahwa yang di IPL semua adalah kloningan. Â Buka mata, hati dan pikiran Anda, kalau memang Anda tidak menerima uang bayaran dari pihak sponsor, dan Anda mengikuti perkembangan sepakbola tanah air minimal 5 tahun ke belakang, pasti Anda bisa mengenali mana-mana klub yang asli dan kloningan tanpa melihat ISL dan IPL. Â Ane refresh lagi artikel Ane 9 bulan lalu.
Back to topic, pecinta sepakbola nasional tentunya ingat kasus dualisme Persija. Â Kasus ini sebenarnya bisa dibilang diawali dari sikap memandang remeh masalah hukum dan legalitas dari manajemen Persija. Â Bayangkan, 3 tahun ISL berputar (sejak 2008), 3 musim kompetisi dihelat, 3 kali pula Persija mengganti PT, tanpa menutup dan mempertanggungjawabkan PT yang lama. Â Ketika ada selisih pendapat antar pengurus di manajemen Persija, akhirnya permasalahan ini muncul.
Dengan bekal dukungan beberapa klub anggota Persija, Hadi Basalamah lantas membentuk Jakarta FC untuk berkompetisi di LPI.  Hadi Basalamah sebenarnya Ketua Persija yang sah setelah terpilih dalam Kongres Luar Biasa Persija tahun 2010, menggantikan Toni Tobias.  Hadi Basalamah meraih 27 suara dari 30 klub anggota Persija.  Tapi, atas campur tangan "politis" Pengprov DKI (yang diketuai Hardi Hasan), Hadi Basalamah lantas dilengserkan dan diganti Ferry Paulus.  Kalau Anda pecinta sepakbola nasional, khususnya Jakarta, pasti Anda tahu siapa Ferry Paulus dan Hardi Hasan, mereka adalah alas kaki Nurdin Halid di masa kejayaannya.
Oleh karena adanya kesepakatan restart kompetisi untuk musim 2011/2012, maka PSSI membuka keran kepada seluruh klub ISL, LPI dan Divisi Utama untuk mendaftarkan diri dan mengikuti verifikasi yang dilakukan oleh AFC. Â Alhasil hanya 6 klub yang dinyatakan memenuhi syarat Profesional oleh AFC, dan ternyata 6 klub tersebut berasal dari Divisi Utama dan LPI. Â Sementara klub ISL tidak ada yang mencapai poin minimum 600 yang dipersyaratkan AFC.
Pada pendaftaran peserta, muncul 3 Persija yang mendaftar menggunakan ketiga PT yang dibentuk Persija pada 2008, 2009 dan 2010, yaitu Persija Jakarta, Persija Jaya dan Persija Jaya Jakarta. Â PSSI mencoba memfasilitasi bersatunya ketiga Persija ini. Â Dalam perjalanan mediasinya, 2 Persija (Persija Jakarta dan Persija Jaya) bersedia bergabung, sementara Persija Jaya Jakarta di bawah Ferry Paulus tetap ingin menjadi pemain tunggal. Â Bukannya datang di acara mediasi yang difasilitasi PSSI, Ferry Paulus justru mengirim The Jakmania untuk berdemo ke kantor PSSI. Â Tenggat waktu yang sudah ditoleransi beberapa kali, akhirnya PSSI melalui Tony Apriliani memutuskan Persija yang sah adalah gabungan Persija Jaya dan Persija Jakarta di bawah Hadi Basalamah.
http://bola.kompas.com/read/2011/09/21/18423267/Ketua.Umum.Persija.Ferry.Paulus.Enggan.Mediasi
http://bola.kompas.com/read/2011/10/07/15501424/Ratusan.The.Jak.Geruduk.Kantor.PSSI.
http://bola.kompas.com/read/2011/10/01/01030254/PSSI.Hanya.Akui.Persija.Jaya