Mohon tunggu...
Vladimir Preximovic
Vladimir Preximovic Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Asli Semarang tapi jarang ada di Semarang. Melanglangbuana menjelajah ke seluruh pelosok nusantara demi mengusahakan rezeki yang halal untuk anak-istri dan keluarga....

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pembunuhan Karakter Diego Michiels, Merusak Keharmonisan Timnas

13 November 2012   09:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:29 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Salam Sepakbola Bangkit!!!

Seminggu terakhir berita di televisi dipenuhi dengan berita tindakan kriminal yang dilakukan oleh Diego Michiels, pemain naturalisasi dari Belanda yang menjadi skuad Timnas Indonesia.  Tidak hanya menjadi konten dari acara-acara berita, bahkan di acara-acara gosip para selebritis pun berita Diego Michiels begitu membahana.  Diego Michiels artis?.

Ada beberapa orang yang melakukan pembelaan terhadap apa yang dilakukan Diego, dengan alasan keutuhan dan keharmonisan skuad Timnas.  Namun, banyak orang yang begitu berapi-api menggunjingkan perilaku Diego tsb.  Bahkan pengacara sang korban dengan semangat berapi-api, sampai gosong, malah ngelantur sampai mengatakan manajemen dan manajer Timnas tidak profesional, karena hanya memberikan hukuman tidak memberikan gaji selama di Timnas selama sebulan.   Hellouwww Bu Pengacara, yang namanya ga terkenal sama sekali, terus manajemen Timnas disuruh mengurung Diego ke dalam penjara gitu?.  Atau Diego harus dipecat dari Timnas gitu?.

Bahkan konyolnya adalah si pengacara mengatakan bukan hanya Diego yang bisa mengharumkan nama bangsa melalui Timnas, si korban yang statusnya mahasiswa pun bisa mengharumkan nama bangsa, jadi PSSI harus adil.  Hadeh, mau tepok jidat takut pusing, mau tepok pantat takut bisulan.  Ane jadi gemez campur ngakak mendengar komentar Bu Pengacara yang namanya ga terkenal sama sekali itu.  Baru jadi mahasiswa aja kerjaannya udah dugem, mau mengharumkan nama bangsa....

Bu Pengacara, delik pidana itu di luar tanggung jawab PSSI.  PSSI hanyalah sebuah organisasi yang berkewajiban mengelola sepakbola Indonesia.  Memang tindakan Diego Michiels itu memalukan dan tidak pantas ditiru, tapi PSSI tidak punya kewajiban memberikan hukuman pidana.

Kalau pertanyaannya, mengapa manajer Timnas meminta penangguhan tahanan terhadap Diego Michiels, dan cuman memberikan hukuman penghapusan gaji selama sebulan?.  Di sinilah justru manajer Timnas menjalankan kewajibannya dalam memenuhi kebutuhan anak buahnya dan memberikan sanksi atas tindakan indisipliner yang dilakukan Diego Michiels.  Sebagai manajer Timnas, Habil dituntut memenuhi kebutuhan Timnas dari sisi kelengkapan skuad, keterpenuhan finansial dan kekondusifan semangat tanding para pemain Timnas.  Mengenai hukuman, setiap organisasi punya PO (Peraturan Organisasi) sendiri, baik itu yang tersirat maupun yang tersurat.  Apakah menurut Anda bekerja selama sebulan, bertempur bahu membahu bersimbah peluh memperjuangkan nama harum negaranya, di tengah teman-temannya yang mendapatkan haknya sebagai pekerja, tanpa sepeserpun penghasilan adalah hukuman yang ringan?.  Ane yakin kalau kalian diperlakukan seperti itu di perusahaan, maka Anda akan resign dan mencari perusahaan lain.

Tapi, dalam analisis Ane, blow up berita itu sasaran utamanya adalah Timnas Indonesia dan PSSI.  Coba perhatikan setiap berita yang muncul, justru yang banyak dibahas adalah serangan terhadap manajer Timnas, manajemen Timnas dan PSSI, sedangkan porsi Diego Michiels kurang dari 50% dari keseluruhan isi berita.  Bahkan ada Kompasioner yang saking gilanya ngelantur menghubung-hubungkan Bung Primata Eurasia dengan Nikita Willy, hanya karena Eurasia itu artinya blasteran Eropa dengan Asia.  Di Indonesia ada jutaan orang blasteran Eropa dan Asia.  Ane sebagai pemilik akun dengan nama Eropa Timur (Kroasia) juga tersinggung kalau dibilang Ane adalah Nikita Willy.  Emang Ane lelaki apakah?.  :-D

Setelah gagal dengan Timnas tandingan, KPSI tidak akan pernah berhenti membuat ontran-ontran untuk membuyarkan konsentrasi pemain Timnas.  Sebab apabila Timnas sukses menembus final AFF Cup 2012, maka kiamat akan semakin mendekati mereka.  Selama ini yang masih menjadi andalan mereka adalah antusiasme pendukung ISL, dengan mendiskreditkan kualitas Timnas sebagai Timnas Tarkam, untuk menutupi status mereka sebagai Liga dan Timnas AKAP (Antar Kota Antar Propinsi).

Dan yang lebih disayangkan, seorang Diego Michiels masuk dalam perangkap, dan akhirnya Diego sukses menjadi korban pembunuhan karakter, dengan blow up berita yang berterusan di semua media, baik itu televisi maupun online.

Pembunuhan karakter umum dilakukan di negeri yang hukumnya carut marut ini.  Mau contoh yang paling gampang dan booming?.  Antasari Ashar (eks Ketua KPK) saat akan mengungkap korupsi besar yang dilakukan beberapa pejabat teras, langsung dikriminalisasi dengan tuduhan pembunuhan yang tidak pernah terbukti.  (Gila ya, hanya untuk menggagalkan KPK mengungkap kasus besar sampai membunuh orang).  Tuduhan pembunuhan tidak terbukti, kasus dialihkan ke kasus pemerkosaan hanya dengan bukti rekaman percakapan, tanpa visum dan saksi yang melihat langsung kejadian.  Pokoknya yang penting masuk penjara sampai masuk usia pensiun dan tidak mungkin bisa mengungkap mega skandal.  Contoh lain Sri Mulyani, yang akan mengungkap kasus pengemplangan pajak oleh perusahaan-perusahaan Bakrie, langsung dijerat dengan kasus Century yang sampai sekarang tidak pernah bisa menunjukkan bahwa Sri Mulyani bersalah.  Masuk akal ga sih kalau memang Sri Mulyani itu pelaku kriminal bisa menjadi salah satu Direktur di Bank Dunia, dan menjadi satu-satunya orang non-Amerika yang duduk di kursi itu?.  Bank Dunia tidak akan mungkin mempertaruhkan kredibilitasnya hanya demi seorang Sri Mulyani.  Lain lagi dengan Pak Habibie yang bisa membahayakan proyek-proyek pengadaan armada bernilai besar.  Beliau dijerat dengan kasus lepasnya Timor Timur dari Indonesia.

Memang kita harus mengelus dada dengan beberapa kebiasaan masyarakat kita yang sangat gemar bergunjing dan berpendapat negatif.  Pembunuhan karakter adalah hal yang jamak dilakukan, bahkan termasuk di komunitas online seperti Kompasiana ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun