Salam Sepakbola Bangkit!!!
Kegagalan Timnas telah membuat kecewa para suporter Indonesia, tidak terkecuali salah seorang teman kosanku si Rudy yang merupakan Bobotoh Persib. Â Kami pun terlibat obrolan sesaat setelah pertandingan Timnas Garuda melawan Malaysia berakhir:
Ane     : Loh Rud, Ente di sini?.  Ngapain mata Ente merah gitu, abis begadang?.
Rudy    : Ga tau neh Bang, koq Gw bisa sedih ampe kayak gini ya Timnas kalah.  Padahal kalau Persib kalah atau Timnas yang dulu kalah, Gw biasa aja.
Ane     : Ente kalah taruhan kali?.
Rudy   : Kagak Bang, Gw ga pernah taruhan.  Tapi, ini rasanya emosional banget.  Padahal sebagai pendukung ISL, beberapa waktu lalu Gw masih ga suka dengan Timnas bentukan PSSI.  Padahal kemarin kita udah bisa menang lawan Singapura, dan rasanya gairah para suporter sudah kembali lagi seperti dulu.  Tapi, baru beberapa hari langsung jatuh lagi, itu  rasanya sakit dan pedih sekali Bang.  (Rudy kembali terduduk lunglai).
Ane    : Di situlah masalahnya Rud.  Media itu terlalu bernafsu memberitakan Timnas.  Lihatlah para pejabat publik yang dulu mencibir atau hilang dari peredaran, tidak peduli saat Timnas membutuhkan, tiba-tiba, sekonyong-konyong muncul dan caper alias cari perhatian.  Lihat juga di media-media sosial, para suporter kita terlalu pongah dengan gambar-gambar melecehkan Malaysia.  Ente percaya ga kalau di 2 pertandingan pertama kita beruntung?.
Rudy   : Percaya sih Bang, kita lolos dari kekalahan atas Laos dan bisa menang lawan Singapura.
Ane     : Menurut Ane sama sekali ga Rud.  Kalo emang kita beruntung, seharusnya kita bisa menang besar lawan Laos, dan bisa menang lebih dari 1 gol atas Singapura.  Unggul jumlah pemain, dan sejak awal kita bisa pressure Singapura, seharusnya kita bisa mencetak gol lebih banyak dan lebih awal.  Kalo kondisinya seperti itu, di 15 menit terakhir kita bisa menyimpan tenaga untuk menghadapi Malaysia.  Nah, ini kita dalam 2x90 menit terus memforsir tenaga untuk meraih poin.  Ini membahayakan performa pemain yang selalu tampil seperti Bachdim, Taufik, Wahyu Tri, Andik dan Maitimo.  Ingat, seminggu bermain 3 kali itu butuh stamina yang super Rud, apalagi kondisinya dalam 3 pertandingan itu diguyur hujan, terus dari 2 pertandingan pertama ke pertandingan ketiga ada perbedaan waktu bermain, dari sore menjadi malam.
Rudy   : Tapi, lihatlah upaya para suporter kita Bang, sampai pada gelar acara doa bersama di mana-mana, masa sih Allah ga juga peduli.
Ane    : Rud, jangan bawa-bawa Allah, mau murtad Ente?.  Coba Ente lihat lagi, mereka berdoa untuk apa?.  Mereka berdoa agar Indonesia bisa membalas dendam dan mempermalukan Malaysia di depan para pendukungnya.  Apalagi mereka-mereka, para pejabat pemerintahan yang mendoakan hanya untuk berpura-pura dan maksud tidak baik.  Bagaimana Allah akan mengijabahkan doa yang seperti itu.  Seharusnya mereka berdoa agar Indonesia dikuatkan dan diberi keberuntungan untuk bisa lolos ke babak Semifinal.  Terus terang setelah melihat pemberitaan di TV, feeling Ane makin buruk terhadap hasil Timnas.  Apalagi saat nonton, tidak ada sedikitpun rasa deg-degan seperti waktu lawan Singapura.  Biasanya kalo tim favorit Ane main, Ane ga deg-degan hasilnya negatif.