Menulis adalah suatu kemewahan, langka dan limited edition. Â Nyatanya memang tidak banyak orang yang suka menulis. Bagaimana pendapat Anda???? Â
Lupakan dulu pernyataan diatas. Marilah kita coba bertanya kepada teman atau kita sendiri, "berapa kali dalam sehari kita menulis???" mungkin hanya Tuhan yang tahu jawabnya... Â Lain halnya jika kita bertanya "Berapa kali dalam sehari kita update status di medsos?" di zaman sekarang saya berani bertaruh hanya nol koma sepersekian persen yang menjawab tidak pernah, atau hanya sekali.
Menulis nampaknya memang belum dianggap sesuatu yang populis bahkan tergolong budaya langka. Kalaupun ditanyakan mengapa, sebagian besar akan mengaku tidak bisa menulis.
Aneh saja karena disisi lain kita terbiasa dengan meng-Update status (yang mungkin telah menjadi bagian dari gaya hidup kita). Bayangkan saja mulai bangun tidur, mau makan, patah hati, jalanan macet, bahkan (maaf) mau p** saja kita di medsos.
Kabar baiknya hal itu tidak lantas menjadikan kita lebih maju dalam budaya menulis. Â Masih sering kita mendengar celetukan dari teman bahwa Menulis itu Susah, Bingung mau nulis apa. Atau bahkan Anda sendiri yang berfikir seperti itu.
Pemikiran yang salah??? Menurut saya sah sah saja. Maksud saya tidak salah dan anda tidak sendirian. Negara kita memang masih minim dalam hal menulis. Data percetakan buku menunjukkan dalam setahun hanya ada 8.000 buku yang diterbitkan di Indonesia, bandingkan dengan jumlah penduduk yang terdiri lebih dari 225 juta jiwa.
Atau mari kita salahkan saja historis bangsa indonesia yang mempunyai budaya suka bertutur, bercerita dari mulut ke mulut. Sehingga kita tidak terlahir sebagai makhluk yang gemar menulis.
Jangankan menulis, besarnya budaya membaca masih jauh dari kata memuaskan. Kita bisalihat dari penelitian UNESCO bahwa indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya dalam setiap 1.000 orang, hanya ada satu orang yang punya minat membaca.
Jadi jika minat baca saja minim, bisa dibayangkan sebesar apa minat menulis di kalangan orang Indonesia. Artinya kita bukan satu satunya di Indonesia yang phobia menulis atau bahasa Banyumasnya "Rika ora dewekan". Ya memang beginilah Indonesia kita tercinta ini.
Bagaimana jika kemudian kita bukan termasuk orang Indonesia kebanyakan dan penasaran ingin belajar menulis??
Gertrude Stein pernah menulis, "Menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis." Yang mungkin maksudnya  adalah bahwa menulis itu ya soal menulis, dari awal sampai akhir. Bahwa menulis adalah menulis. Pokoknya menulis. Bagaimana mulai menulis? Menulis. Bagaimana untuk dapat terus menulis? Ya terus menulisatau bahasa kerennya just write.