Mohon tunggu...
Victor Kurniawan
Victor Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar dan pencari kebenaran

Pria yang mencintai seni, alam, jalan-jalan, pembelajar komunikasi dan kehidupan bermasyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kunjungilah Pacitan!

28 Januari 2014   03:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:24 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="650" caption="Panorama Pantai Klayar"][/caption] “Vic, sekali-kali berkunjunglah ke Pacitan. Pantai dan gua-gua disana layak untuk dikunjungi”, demikian ujar bapak Agus Budiharja ketika kami berbincang-bincang mengenai tempat-tempat wisata yang menarik. Anjuran beliau cukup membuatku tertarik, sebab walaupun berprofesi sebagai rohaniawan, beliau memiliki hobi jalan-jalan dan memiliki usaha tour and travel di Bali. Jadi, anjurannya mengenai tempat wisata patut diperhitungkan. Akhirnya, di bulan November 2013, aku putuskan berangkat ke Pacitan. Kebetulan saat itu ada hari libur yang dapat dimanfaatkan untuk berkunjung ke sana. Pada awalnya berkeinginan untuk berangkat sendiri. Namun, ketika kuutarakan niatku kepada Richard Sigalingging, Sicilia, dan kak Berman Silalahi mereka memutuskan ikut. Akhirnya, kami berempat dengan mengendarai Suzuki Carry 1986 milik orang tuaku mengunjungi Pacitan. Sekilas Tentang Pacitan Kabupaten Pacitan terletak di ujung barat daya Provisi Jawa Timur. WIlayahnya berbatasan dengan Kabupaten Ponorogi di Utara, Kabupaten Trenggalek di timur, samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, di barat. Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan kapur yakni bagian dari rangkaian pegunungan Kidul, Jawa Tengah. Tanah tersebut kurang cocok untuk pertanian. Pacitan terkenal dengan wisata guanya diantaranya gua Gong, Tabuhan, Kalak dan Luweng Jaran, yang diduga sebagai kompleks gua terluas di Asia Tenggara. Tak hanya gua, kota ini juga terkenal dengan wisata pantainya, dan juga “surga tersembunyi” bagi para surfer. Pada tahun 2009, Rizal Tanjung sempat mengajak Bruce Iron, Juara Rip Curl Pro Search 2008 untuk menjajal ombak di Pantai Watu Karung, salah satu pantai di Pacitan. Oh…iya, Pacitan juga terkenal karena Presiden Indonesia periode 2004-2014, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, lahir di kota ini. Saya perlu mencatatnya sebab ketika memasuki Pacitan dari arah Trenggalek kami disambut dengan tugu selamat datang, yang dipasangi spanduk dengan tulisan “Selamat Datang di Tempat Kelahiran Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono”. Kunjungan Pertama : Goa Gong [caption id="" align="alignleft" width="390" caption="Bergaya dulu"]

[/caption] Memasuki kota Pacitan yang kami sasar adalah Goa Gong dan Pantai Klayar, karena lokasinya yang berdekatan, dan banyak situs internet maupun blog yang merekomendasikan kedua tempat ini. Kunjungan pertama kami adalah ke goa Gong. Lokasinya terletak di desa Bomo, kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Untuk masuk ke tempat wisata ini, cukup dengan Rp. 5000/orang. Goa ini dinamakan goa Gong karena konon sering terdengar suara seperti gong dari dalam goa. Gong sendiri merupakan canang besar, bagian dari instrumen gamelan jawa, yang dipukul dan berfungsi sebagai nada pamungkas. Setelah sampai di gerbang kawasan wisata. Kita masih harus berjalan kurang lebih 100 meter sebelum mencapai pintu goa. Begitu memasuki goa, jujur saya dibuat kagum dengan indahnya stalaktit dan stalakmit di dalamnya yang terbentuk sedemikian rupa, dan indah. Tak hanya itu, penambahan lampu-lampu yang berwarna-warni menambah indahnya goa bawah tanah ini. Tak heran ada seorang blogger yang menuliskan bahwa goa ini adalah salah satu yang terindah di wilayah Asia Tenggara. Ada bagian-bagian di dalam Goa ini yang  diberi nama. Stalaktit dan stalakmit diberi nama Selo Giri, Selo Citro Cipto Agung, Selo Pakuan Bomo Selo Adi Citro Buwono Selo Bantaran Angin dan Selo Susuh Angin. Sementara sumber air diberi nama Sendang Jampi Rogo, Sendang Panguripan, Sendang Relung Jiwo, Sendang kamulyan dan Sendang Relung Nisto. Penduduk setempat percaya bahwa sumber air ini dipercaya memiliki kekuatan untuk menyembuhkan penyakit. [caption id="" align="alignright" width="390" caption="Salah satu ornamen goa Gong"]
Image
Image
[/caption] Ruangan-ruanganpun diberi nama. Ruang pertama disebut dengan Sendang Bidadari yang berupa sumber air kecil dan dingin. Di Sebelahnya ada ruang Bidadari yang konon kabarnya sering terlihat bayangan wanita. Di ruang ketiga dan keempat terdapat batu Kristal dan marmer. Di ruang kelima adalah ruang terbesar dari gua ini. Ruang keenam adalah ruang pertapaan. Ruang terakhir adalah Ruang Batu Gong, ditempat inilah terdapat batuan yang bila dipukul mengeluarkan seperti suara gong. Kami mengakhiri perjalanan kami di goa Gong dengan meneguk es degan yang dijual di kios-kios di komplek wisata ini. Sebab, cukup melelahkan juga berjalan melihat keindahan goa ini. Kios-kios dikomplek wisata ini tak hanya menjual makanan dan minuman, tetapi juga menjual cindermata seperti batu akik, kaos dan masih banyak lagi. Selepas menghabiskan es degan, kami melanjutkan perjalanan kami mengejar tenggelamnya matahari di Pantai Klayar. Kunjungan kedua : Pantai Klayar Pantai Klayar terletak di desa Kalak, kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Pantai Klayar berjarak 40 Km ke arah barat dari kota Pacitan. Kondisi jalan menuju ke Klayar dari kota Pacitan cukup menantang karena jalan relatif sempit, kondisi tanah perbukitan dengan tanjakan dan turunan yang cukup menantang, hal tersebut masih ditambah dengan kondisi jalanan yang tidak terlalu mulus, banyak lubang. Untunglah mobil tua orang tuaku, Suzuki Carry 86, mampu mengatasi medan berat tersebut. Namun, jalanan yang berat tersebut terbayar ketika sampai di Klayar. Keindahannya membuat kami lupa beratnya medan untuk mencapai ke pantai tersebut. Oh ya, tiket masuknya murah, hanya Rp. 5000,-. Namun, yang sangat disayangkan mendung menggelayut sehingga kami tak bisa melihat tenggelamnya matahari di pantai ini. [caption id="" align="alignleft" width="390" caption="Karang yang berbentuk Spinx di Klayar"]
Image
Image
[/caption] Walau demikian, kami tetap dimanjakan dan dipuaskan oleh hamparan pasir putihnya, bukit-bukit karangnya dan juga deburan ombaknya sangatlah mempesona mata. Selain itu, jika ingin berenang ada bagian pantai yang tidak terlalu dalam dan nyaman. Tak hanya pemandangan khas pantai. Di Klayar juga ada keunikan yang lain yaitu adanya replika patung Sphinx. Apakah orang Mesir pernah kesini? Oh tentu tidak. Itu adalah karang yang tampaknya terkikis ombak secara terus-menerus sehingga terbentuka replika tersebut. jadi, bisa disimpulkan alamnya yang membuatnya. Selain itu, juga ada karang bolong dan seruling laut. Kami melihat semuanya dengan takjub, walaupun sebelum memutuskan melihat keunikan-keunikan tersebut, kami sempat berdebat, sebab untuk kesana orang lokal mewajibkan ada guide dengan alasan keamanan, dan mereka meminta upah untuk itu. Namun, akhirnya kami putuskan melihat dan kami puas. [caption id="" align="alignright" width="390" caption="Dimandikan semburan air Klayar"]
Image
Image
[/caption] Jika ingin menginap di pantai ini disediakan penginapan dengan harga Rp 100.000/malam. Jika terlalu malam dan hanya sendirian atau berdua saja sebaiknya menginap dan melanjutkan perjalanan keesokan harinya, sebab sepanjang jalan tidak ada lampu penerang, dan sepi sekali, agak mengkhawatirkan jika memaksakan diri. Penutup
Pada akhirnya kami mengakhiri perjalanan kami di Pacitan. Tiada kata yang bisa diucap selain kekaguman kepada sang pencipta. Tiada juga yang terucap selain syukur sebab Indonesia begitu kaya. Janji terucap untuk kembali sebab banyak bagian belum terjelajahi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun