Mohon tunggu...
Victor Kurniawan
Victor Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar dan pencari kebenaran

Pria yang mencintai seni, alam, jalan-jalan, pembelajar komunikasi dan kehidupan bermasyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kisruh Demokrat: Ketidakpuasan yang Berujung Kudeta

8 Maret 2021   17:08 Diperbarui: 8 Maret 2021   17:51 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KLB Demokrat versi  Deli Serdang (Sumber: CNN.Com)

Beberapa hari terakhir jagat media diramaikan dengan isu kudeta di Partai Demokrat. Isu ini ramai karena ketua Demokrat saat ini, Agus Harimurti Yudhoyono yang akrab dipanggil AHY, tiba-tiba bersuara di media, bahkan sampai menulis kepada Presiden Joko Widodo. 

Pada awalnya, isu ini dianggap mengada-ada, bahkan Direktur Indobarometer, M Qodari, menyatakan bahwa  isu ini sengaja dihembuskan secara publik salah satu tujuannya adalah supaya  partai Demokrat dapat menuai elektabilitas.

Setelah beberapa waktu berselang ternyata isu ini ternyata tidak mengada-ada. Upaya kudeta memang terjadi. Bukti sahihnya adalah penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang yang dilakukan oleh kader-kader Demokrat yang menghendaki pergantian pucuk pimpinan partai Demokrat.  Kongres ini menetapkan Jenderal (Pur) Moeldoko, saat ini masih menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia, sebagai ketua Demokrat.

Kenapa kudeta ini bisa terjadi? Alasannya adalah karena ketidakpuasan sebagian kader Demokrat pada kepengurusan yang dipimpin AHY. Menurut mantan Wasekjen Demokrat, Darmizal, kepengurusan Demokrat periode ini sarat dengan pencitraan dan playing victim. 

Selain itu, masih menurut Darmizal,  banyak kader instan yang masuk dan langsung bergabung dengan Demokrat. Pernyataan Darmizal tentang kader instan ini tampaknya juga menunjuk kepada AHY yang secara mengejutkan terpilih menjadi ketua Demokrat, tanpa selepas kekalahannya di pemilihan Gubernur Jakarta di tahun 2017.

Pernyataan gamblang dari Darmizal menunjukkan bahwa ada kegagalan proses komunikasi di dalam internal partai Demokrat untuk menjelaskan alasan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan pada kader yang muda. Kegagalan ini menyebabkan konflik yang berkembang menjadi kudeta.  

Selain persoalan internal yang akhirnya menimbulkan gejolak yang mengemuka dan menjadi diskusi publik, hal lain yang mendukung adalah kebutuhan dari politik akan kendaraan politik untuk tahun politik di 2024.

Guncangan internal di dalam partai Demokrat dilihat oleh pihak luar yang membutuhkan kendaraan politik sebagai kesempatan untuk masuk dan jika berhasil maka Demokrat dapat dipakai  untuk memperoleh kekuasaan di tahun 2024. Hal ini wajar karena kekuasaan memang menggiurkan dan untuk memperolehnya diperlukan tindakan. Tindakan yang dinampakkan pihak luar di dalam merespons konflik internal partai Demokrat adalah mendukung KLB dari para pengguling AHY. 

Pada akhirnya, mari kita melihat babak demi babak dari kudeta ini, dan mengambil pelajaran dari padanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun