Mohon tunggu...
Viktor Krenak
Viktor Krenak Mohon Tunggu... -

Pemuda desa dari pedalaman Papua, Putus kuliah, sekarang di Kota Baru/Jayapura,sedang "memimpikan" hidup baru yang lebih baik.\r\n\r\nMENULIS BUKAN UNTUK MEMBERONTAK

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aneh, Aktivis Papua Sikapi Kenaikan Harga BBM

21 November 2014   20:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:12 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14165503841984638309

[caption id="attachment_355345" align="aligncenter" width="508" caption="suasana HUT KNPB di Timika (melanesia.com)"][/caption]

Ketika sejumlah daerah ramai oleh berbagai aksi demo menolak kenaikan harga BBM, para aktivis Papua malah sibuk merayakan HUT organisasinya. Padahal kalau mereka memang benar-benar aktivis, sebuah predikat yang mulia dan penuh dedikasi untuk kepentingan orang banyak, mestinya mereka ikut memperjuangkan nasib rakyat dengan cara menawarkan solusi alternatif kepada Pemerintah agar rakyat tidak tergilas dampak kenaikan harga BBM. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Mereka TAK PEDULI sedikitpun dengan masalah sosial yang ditimbulkan sebagai dampak kenaikan harga BBM.

Hal itu terjadi 19 November 2014 lalu di sejumlah daerah di Provinsi Papua. Ratusan aktivis yang tergabung dalam Komite Nasional Papua Barat (KNPB) melakukan aksi unjuk rasa di beberapa tempat, antara lain di Kota Jayapura, Nabire, dan Dogiyai. Bukan untuk menyikapi kenaikan harga BBM tetapi untuk memperingati HUT organisasinya yang jatuh pada 19 November. Lebih unik lagi, aksi di ibukota kab. Dogiyai yaitu di Moanemani diwarnai aksi anarkis.

Salah seorang aktivis mengeluarkan tembakan senjata rakitan dari tengah kerumunan massa. Polisi yang mengawal aksi itu terpaksa mencari perlindungan. Aparat lalu membubar paksa aksi itu namun mendapat perlawan dari massa pelaku aksi demo. Polisi terpaksa menembakan peluru karet yang mengenai kaki tiga pelaku aksi. Polisi juga mengamankan 11 pelaku aksi yang diduga sebagai provokator aksi anarkis tersebut.

Kejadian di atas menunjukkan bahwa para aktivis KNPB memang memiliki dunianya sendiri.Mereka seakan sedang berada dan hidup di “dunia” lain yang tidak ada interaksinya dengan dunia luar. Padahal masyarakat sekitar sedang menjerit karena harga BBM naik, mereka tak peduli. Yang ada dalam pikiran para aktivis dari sayap politik OPM ini adalah “Merdeka” yang membuat mereka terobsesi sepanjang saat.Itulah sebabnya HUT KNPB dirayakan setiap tanggal 19 November, padahal faktanya tak jelas kapan organisasi tanpa bentuk itu lahir.

Pemilihan tanggal 19 November itu karena tanggal tersebut bertepatan dengan peristiwa pengesahan hasil pelaksanaan PEPERA (referendum) dimana masyarakat Papua melalui wakil-wakilnya dengan suara bulat memilih berintegrasi dengan NKRI. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lalu mengesahkan pilihan rakyat Papua itu dengan sebuah Resolusi No. 2504 yang diputuskan dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-24 tanggal 19 November 1969. Jadi pemilihan tanggal HUT KNPB tanggal 19 November itu adalah bagian dari kampanye penolakan hasil PEPERA sekaligus menuntut referendum ulang.

Maka ketika para aktivis Papua merdeka ini mengklaim diri menyuarakan aspirasi rakyat Papua, pertanyaan kritis yang patut dilayangkan adalah: rakyat Papua yang mana? Rakyat Papua yang jeritannya mereka abaikan, atau hanya sekelompok kecil mereka sajalah yang dinamakan rakyat Papua?

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun