[caption id="attachment_181749" align="aligncenter" width="504" caption="Foto:ilustrasi inilah.com"][/caption]
Lima warga Papua mengacau di pemukiman warga Distrik Bogobaida, Kab. Paniai, Papua.Mereka adalah pengunjung tempat biliar milik Yona di pendulangan emas di lokasi 45 Desa Nomowodide.Kelima warga itu memaksa dan mengancam untuk dapat menggunakan meja biliard yang sudah digunakan orang lain.
Yona kemudian melaporkan insiden tersebut ke Pos Brimob terdekat, sehingga ada tiga anggota Brimob ke tempat kejadian perkara (TKP), dan meminta lima orang tersebut tidak melakukan keributan.Namun, kedatangan anggota Brimob itu justru menambah amarah kelima warga yang mengacau itu dan langsung menyerang polisi menggunakan alat tajam dan stik biliar.
“Karena anggota kami diserang, akhirnya diletuskan tembakan,” kata Kapolres Paniai, AKBP Antonius Diance.
http://www.tempo.co/read/news/2012/05/16/058404221/4-Warga-Paniai-Tewas-Ditembak-Polisi
Menurut Tempo, peristiwa yang terjadi tadi malam (15/5/2012) pukul 20.00 WIT itu telah menewaskan empat orang. Namun, Antaranews memberitakan bahwa korban tewas hanya 1 (satu) orang, yaitu Malianus Kagepe.
Sedangkan empat warga yang terluka masing-masing adalah Lukas Kagepe tertembak bagian perut, Amos Kagepe luka tembak bagian kaki, Alpius Kagepe luka tembak dilengan kanan, dan satu korban lainnya belum diketahui identitasnya terkena tembakan di dada.
http://www.antaranews.com/berita/310876/lima-warga-paniai-ditembak-brimob-satu-tewas
Kapolres Paniai, AKBP Antonius Diance yang diwawancarai Antara mengatakan, anggota Brimob dipukul oleh para pengacau itu menggunakan tongkat penyodok bola biliar hingga terjatuh, dan senjatanya direbut Melianus Kagepe. Namun, personel Brimob tersebut dapat mengamankan senjatanya.Melihat kondisi tersebut, salah seorang anggota Brimob lainnya menggeluarkan tembakan, yang ternyata pelurunya menggenai Melianus Kagepe.Kemudian, Lukas Kegepe berupaya menikam personel Brimob itu menggunakan pisau, sehingga kembali menggeluarkan tembakan.
Para korban penembakan itu, kata Anthonius sudah dibawa ke Nabire untuk dilakukan otopsi bagi yang tewas dan perawatan lanjutan bagi korban luka tembak.
Investigasi bersama
Sebagai bangsa, peristiwa-peristiwa seperti ini tentu tidak kita inginkan. Karena akan menghambat upaya untuk menjadikan Papua sebagai Zona Damai.Karenanya, kita mendesak aparat Polri yang bertugas di wilayah Paniai, serta perwakilan Komnas HAM Papua untuk bersama-sama melakukan investigasi bersama, apakah ada indikasi pelanggaran HAM warga sipil, atau memang situasinya sudah sedemikian darurat sehingga aparat Brimob tersebut harus mengeluarkan tembakan dengan peluru tajam.
Inivestigasi bersama ini perlu dilakukan, agar tidak ada kecurigaan di kemudian hari bahwa Polisi merekayasa barang bukti dan sebagainya. Jika benar anggota Brimob tersebut terindikasi melanggar prosedur penugasan, maka harus diproses secara hukum dan ganjaran yang setimpal patut diberikan kepadanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H