[caption id="attachment_322475" align="aligncenter" width="589" caption="Dok. Pribadi"][/caption]
Komentar Kompasianer Antoro Murka pada postingan saya dua hari lalu tentang “Papua Setalah 51 Merdeka” menginspirasi saya melakukan hunting ke seputar Jayapura. http://regional.kompasiana.com/2014/05/02/papua-setelah-51-tahun-merdeka-653231.html
Pada akhir komentarnya, Antoro mengungkapkan kerinduannya yang selalu ingin ke Jayapura karena keindahannya. Kebetulan sekali, baru sebulan lalu kami warga Jayapura baru saja merayakan HUT ke-104 Kota Jayapura.
Sebagai putra asli yang lahir di kota yang paling lama diduduki Belanda ini, tentu saja saya bangga luar biasa jika ada Kompasianer yang mau meliharnya dari dekat. Apalagi kota ini menjadi ibu kota dari provinsi yang selalu diisukan penuh konflik, penembakan, perang suku dan kekerasan. Benarkah demikian?
Jika Anda sudah menjejakkan kakinya di kota yg pernah bernama Hollandia ini, niscaya semua isu itu akan terbukti hanya isapan jempol belaka. Lagi pula hampir setiap hari banyak turis asing lalu-lalang di kota ini. Karena bagi mereka berlaku ungkapan ‘being there can make difference’.
[caption id="attachment_322476" align="aligncenter" width="580" caption="Bandara Sentani, sekitar 50 kilometer dari Kota Jayapura (dok. pribadi)"]
Mari kita mulai dari Bandara Sentani, pintu masuk menuju Kota Jayapura. Bandara ini dalam sehari didarai berbagai jenis pesawat domestik, mulai dari Garuda, Lion Air, Batik Air dari Jakarta, Makassar, dan Bali. Belum lagi pesawat-pesawat kecil yang melayani penerbangan-penerbangan lokal.
Saat landing, mata kita sudah terpukau pada indahnya danau Sentani nan luas dihiasi sejumlah pulau kecil di dalamnya. Puluhan taxi bandara sudah menanti anda dengan harga terjangkau, sekitar Rp 2oo ribu. Perjalanan menuju Kota melintasi bibir Danau Sentani ini.
[caption id="attachment_322478" align="aligncenter" width="597" caption="Pemerintah Pusat memang sedang memanjakan daerah ini dengan berbagai pembangunan infrastruktur. Sayang jika hanya turis asing yang menikmatinya. (foto: dok pribadi) "]
Lepas dari Danau Sentani, pemandangan pantai langsung menyambut Anda. Sebuah jembatan sedang dibangun dengan dana spektakuler untuk menghubungkan daratan dengan pulau-pulau kecil yang menghiasi teluk Jayapura.
[caption id="attachment_322479" align="aligncenter" width="488" caption="dok pribadi"]
Jika pembangunan jembatan ini rampung nanti, pemandangan di tempat ini tidak kalah indahnya dari negara lain.
Beberapa saat setelah melewati tempat ini, Anda akan memasuki KOTA JAYAPURA, ibu kota provinsi PAPUA yang tahun ini genap berusia 104 tahun.
[caption id="attachment_322480" align="aligncenter" width="521" caption="dok pribadi"]
Setelah menemukan hotel yang cocok (tinggal pilih), mainlah sejenak ke pantai. Selepas magrib, Anda bisa ke puncak bukit Jayapura City dengan taxi untuk menikmati keindahan pemandangan Kota Jayapura dari ketinggian bukit di waktu malam.
Dari kota ini, Anda bisa membuat rencana perjalanan selanjutnya untuk berkunjung ke daerah pedalaman. Nikmatilah keunikan budaya Papua yang sudah mendunia seperti budaya Asmat, Lembah Baliem, dll. Atau ke Nabire untuk berenang bersama ikan paus-hiu atau ke Raja Ampat yang tersohor itu.
Semuanya harus melewati bandara Sentani ini. SELAMAT MENIKMATI.