Mohon tunggu...
Viktor Krenak
Viktor Krenak Mohon Tunggu... -

Pemuda desa dari pedalaman Papua, Putus kuliah, sekarang di Kota Baru/Jayapura,sedang "memimpikan" hidup baru yang lebih baik.\r\n\r\nMENULIS BUKAN UNTUK MEMBERONTAK

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aksi Teror Kelompok OPM di Perbatasan RI-PNG, Kembali Makan Korban

5 Juni 2014   21:24 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:10 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1401952926743584046

[caption id="attachment_327538" align="aligncenter" width="549" caption="Hery, korban aksi teror kelompok OPM di pasar Perbatasan Skow, Wutung tanggal 16 April 2014. (Foto: Antara)"][/caption]

Kelompok kriminal bersenjata yang sudah teridentifikasi sebagai kelompok tentara OPM, Selasa (3/6/2014)  melakukan penembakan terhadap Pos Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 623/BWU di Skow, Wutung.  Penembakan itu mengenai paha seorang prajurit TNI, Prada Maulana Malik yang ssat ini dirawat di RS TNI Marthen Indey Jayapura.

Sepanjang tahun ini, kelompok OPM sudah empat kali bikin ulah di area perbatasan RI-PNG di Skow, Wutung. Aksi pertama dilakukan tanggal 5 April 2014 yang memporak-porandakan sejumlah fasilitas di pintu perbatasan itu. Mereka melakukan penembakan, perusakan dan pembakaran serta mengibarkan Bintang Kejora di sekitar pintu perbatasan.

Aksi berikutnya terjadi tanggal 16 April 2014 dengan cara menembak seorang pedagang bernama Hery yang sehari-harinya berjualan di pasar Skow yang terletak tak jauh dari pintu perbatasan tersebut. Hery akhirnya menghembuskan nafas terakhir keesokan harinya di Rumah Sakit. Bersamaan dengan meninggalnya Hery (17 April 2014), saat yang sama kelompok OPM melakukan penyerangan terhadap pos perbatasan Skow. Rangkaian aksi penyerangan itu menyebabkan Pemerintah menutup pintu perbatasan selama sebulan, sehingga aktivitas ekonomi di pasar perbatasan dan lalu lintas orang dan barang dari PNG ke  Jayapura maupun sebaliknya, terhenti.

Dalam aksi penembakan dua hari lalu (3/6/2014) kelompok OPM melakukannya dari zona netral. Area selebar 10 meter antara kedua pintu perbatasan itu dijadikan sebagai basis penembakan. Setelah melakukan aksinya, mereka kemudian kabur ke wilayah PNG. Tetapi anehnya, petugas keamanan PNG yang berjaga di pintu perbatasan wilayah PNG tidak memberikan respon atas aksi penembakan itu.

’Kejadian itu pas di perbatasan. Tetapi, waktu di TKP, tidak dari petuas PNS yang menangkap,’’ ungkap Wakapolda Papua Brigjenpol Paulus Waterpau sebagaimana dirilis JPNN.com.

Padahal, lanjut dia, sudah ada komitmen bersama yang dibangun antara RI dan PNG. Apalagi sebelumnya Kapolda Sandaun telah melakukan pertemuan-pertemuan di wilayah Indonesia. ’’Jadi, seharusnya saling membantu menjaga keamanan karena kejadiannya bukan di hutan, melainkan di wilayah perbatasan itu,’’ jelasnya.

Mengenai pelaku penembakan, pihak OPM melalui salah seorang aktivis OPM, Seby Sembom, tidak atas komando pihak OPM. Serangan itu dilakukan kelompok kelas bawah, yang belum ada pertanggungjawabannya. Demikian penjelasan Seby Sembom kepada suarapembaruan.com yang mewawancarainya melalui telepon seluler. http://www.suarapembaruan.com/home/akivis-papua-merdekapenembak-tentara-di-perbatasan-ri-png-tidak-jelas/56787

Penjelasan Seby Sembom itu bisa benar dan bisa juga bagian dari strategi OPM dimana ia menjadi anggotanya. Yang jelas, penembakan ini untuk membuat suasana di perbatasan menjadi tidak aman.   Padahal, antara tentara PNG dengan tentara Pamtas sudah bekerja sama saling mencari dan memberikan informasi sesuai dengan kesepakatan bersama. Salah satunya adalah apa pun yang terjadi di wilayah PNG, tentara PNG yang akan melakukan menindaknya sehingga tidak ada konflik antara dua negara.

Kita berharap, kejadian ini tidak lagi terulang dan para pelakunya dapat ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku. Aksi mereka dapat dikategorikan sebagai aksi teror, dan karenanya kepada mereka dapat dikenakan pasal-pasal tentang terorisme. [*]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun