Secara umum, indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki panjang garis pantai mencapai 81.000 km dan memiliki lebih dari 17.508 pulau (Arisandi, 2018). Dengan adanya hal itu, maka telah diatur dalam pasal 25A UUD 1945 menyatakan bahwa “NKRI adalah negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas – batas dan hak – haknya ditetapkan dengan undang – undang”, sehingga wilayah – wilayah di indonesia didominasi dengan wilayah pesisir.
Wilayah pesisir memiliki peran yang penting untuk kehidupan masyarakat yaitu menghasilkan bahan dasar yang berguna untuk kebutuhan pangan, keperluan rumah tangga dan sektor industri yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (Sulistianto, 2015).
Salah satu ekosistem yang terdapat di wilayah pesisir adalah ekosistem hutan mangrove. Menurut (Bengen, 2002) hutan mangrove merupakan sebuah komunitas vegetasi yang terletak di pantai tropis dan hidup di dalam kawasan lembab dan berlumpur yang di pengaruhi adanya pasang surut air laut.
Hutan mangrove termasuk tipe hutan yang memiliki ciri khas tersendiri dan tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai dan dijumpai di wilayah pesisir yang terlindung dari adanya ombak dan daerah yang landai yaitu daerah tropis dan sub tropis (FAO, 2007).
Hutan mangrove disebut juga hutan bakau dan merupakan salah satu jenis tumbuhan yang membentuk hutan mangrove (Bengen, 2002).
Dengan adanya hutan mangrove dapat menjadi salah satu sumber penghasilan yang memiliki manfaat bagi masyarakat, karena memiliki nilai ekonomi yang yang baik dan tinggi serta nilai ekologis yang penting, maka dari itu keberadaan hutan mangrove perlu dilestarikan.
Adapun salah satu wilayah pesisir di indonesia yang ditumbuhi kawasan hutan mangrove yaitu di Teluk Balikpapan, Kota Balikpapan. Kawasan mangrove di Teluk Balikpapan merupakan kawasan mangrove yang letaknya di bagian selatan Tanjung Mangkalihat yang memiliki peranan sebagai tempat budidaya perikanan dan habitat untuk salah satu hewan mamalia yaitu bekantan (Nasalis Larvatus) serta memiliki potensi dari aspek ekonomi dan ekologis (Proyek Pesisir Kaltim, 2002).
Di Teluk Balikpapan terdapat 20 jenis tumbuhan mangrove yaitu Rhizophora apiculata, Rhizophora mocronata, Sonneratia alba, Acrosticum aureum, Ardisia sp., Avicennia marina, Bruguiera gymnorhiza, Ceriops tagal, Dillenia suffruticosa, Dysoxylum sp., Flagellaria sp., Glochidion littorale, Guioa sp., Heritiera littoralis, Lumnitzera littorea, Nypa fruticans, Pandanus odoratissima, Pouteria sp., Xylocarpus granatum, Cerbera manghas.
Adapun tabel parameter – parameter yang digunakan untuk menunjukkan baku mutu air laut dan pengaruhnya terhadap perkembangan ekosistem hutan mangrove di Teluk Balikpapan yang mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Hidup Untuk Biota Laut.
Tabel 1 Parameter Baku Mutu Air Laut di Teluk Balikpapan
Parameter