"... I went to the west and saw Islam, but no Muslims; I got back to the East and saw Muslims, but not Islam."
-- Muhammad Abduh
"Semurni-murni tauhid, setinggi-tinggi ilmu, sepintar-pintar siasat"
- H.O.S Tjokroaminoto
Ketika saya membaca salah satu sub judul dari buku Civil Religion karya Jeffrie Geovanie yang menjelaskan tentang perjalanan Muhammad Abduh yang penuh akan refleksi mengenai apa yang ia lihat terhadap realitas masyarakat kala itu dan mungkin masih relevan dengan kondisi saat ini.Â
Ketika ia pergi ke dunia Barat melihat realitas kemajuan peradaban di sana dengan masyarakat yang menerapkan kedisiplinan, tepat waktu, etos kerja yang tinggi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta aspek lainnya.
Ia melihat terdapat unsur unsur ajaran Islam yang diterapkan di sana, namun kebanyakan mereka masyarakat Barat tidak beragama Islam. Ketika ia pergi ke dunia Timur, ia melihat banyak orang yang beragama Islam namun tidak melihat Islam di sana. Mereka terkurung dalam kemunduran, penindasan, kemiskinan, dan lain sebagainya.
Saat ini pun mungkin dapat kita temukan relevansinya. Ketika melihat peradaban Barat dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologinya mampu membawa mereka menjadi negara-negara maju.
Banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan dalam segala disiplin ilmu seperti filsafat, ekonomi, politik, sosiologi, sejarah, dan lain-lain. Sedangkan kita selaku masyarakat muslim khususnya di Indonesia terjebak dalam kondisi-kondisi problematis serta dilematis.Â
Kita masih terjebak dalam perdebatan hal-hal khilafiyah, terkurung dalam situasi ekonomi politik yang tidak stabil, kesenjangan dan ketimpangan sosial yang mengkhawatirkan, konflik horizontal yang memecah belah, ujaran kebencian yang membabi buta, krisis ekologi yang berdampak terhadap kelangsungan hidup, yang mana hal hal tersebut haruslah kita selaku umat Islam cari solusi dan benahi bersama-sama.
PENYEBAB KEMUNDURAN UMAT ISLAM