Sudah lima gambar diambil, tidak lupa mengabadikan pemandangan sekitar. Cahaya matahari sempurna naik.
Menggowes sepeda seperti yang sedang digemari banyak kalangan seperti saat ini bukan perkara mudah. Maksudnya jangan terlalu jauh jika baru memulai apalagi jika rutenya menanjak. Dijamin ngos-ngosan dan setelahnya kaki terasa pegal seharian.
Bel sepeda akan saling menyahut ketika berpapasan dengan kelompok sepeda lainnya. Riuh, menyenangkan!
Lihat penampilan mereka. Mereka benar-benar "niat' bersepeda. Tapi okelah, semua untuk keamanan dan kenyamanan bukan? Baju yang seragam, celana khusus sepeda, sepatu merk kenamaan, helm, pelindung siku dan kacamata hitam yang elegan. Keren.
Penampilan kami, tiga perempuan dewasa berstatus ibu-ibu kompleks perumahan bukan layaknya pesepeda profesional. Kami hanya berhiaskan celana training, kaos panjang dan kerudung, tanpa helm atau kacamata hitam. Sesederhana itu.
Rute yang dilalui adalah jalan desa yang nyaman, tidak banyak kendaraan, pemandangan yang menyenangkan dan oksigen bersih memadai. Jepret kanan kiri dengan latar sawah dan kebun atau tugu nama desa yang dilalui. Seperti sudah melakukan jalan jauh saja, padahal tempat-tempat yang kami ambil gambarnya tak jauh dari tempat tinggal kami. Tidak mengapa, jepretan foto ini akan jadi cerita sendiri bagi kami. Esok hari akan ada cerita bahwa kami pernah melalui tempat-tempat tersebut. Semoga akan selalu jadi kawasan pertanian yang asri.
Sesekali menikmati Ahad pagi dengan sahabat mencari keringat dan tampil tanpa make up mengkilat. Soal gowes sepeda kita santai saja. Capek turun, gak kuat sepeda kita tuntun, sambil tetap bercengkrama tentunya.
Senyum bapak ibu petani menemani, senyum lebar dan tulus, senyum orang-orang yang rajin bekerja. Orang-orang kuat yang pantang menyerah.
Banyak pembicaraan yang dibahas dalam perjalanan. Mengagumi ciptaan Tuhan yang sempurna, rasa syukur diberi hidup dan lingkungan yang baik, bertukar pikiran mengenai anak remaja kami yang bikin emosi naik turun atau hal-hal ringan lainnya. Tidak termasuk membicarakan  orang lain, no gosip.
Lagi-lagi nafas terengah. Lagi-lagi kami berhenti. Kali ini di sisi irigasi. Acung jempol untuk bapak ibu petani yang mengayuh sepeda dengan ayunan yang ajeg. Setiap hari menempuh rute seperti ini, hal biasa bagi mereka. Atau sebenarnya ini ringan, kami saja para ibu yang kurang konsinten dengan olahraga hingga hal ini terasa berat.