Mohon tunggu...
Vivi Vivi
Vivi Vivi Mohon Tunggu... Administrasi - Full time working single Mom.

I believe in women empowerment, that we should have our own funds to support ourselves and our children, that each of us are unique and we have talent/skills that we can use to make 'halal' money. We have to be strong and independent. Do not depend on someone else, only believe to Allah SWT. I wrote for my own therapy for the life changing experience that I had, life goes on, I keep hoping and believe for the best.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gadget Itu Ibarat Separuh Nyawa, Jangan Sampai Ketinggalan

16 Oktober 2011   09:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:53 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asslm.wr.Wb, salam sejahtera untuk kita semua,

Tertarik dengan topik di frezz kali ini tentang tanpagadget, wuidiih, ibarat tanpa separuh nyawa, kalau ketinggalan dompet tidak apa, tapi kalau gadget, ie, smartphone dan handphone, aku belain pulang ke rumah lagi untuk ambil. Kalau dipikir nyetir mobil balik arah dari Sudirman ke Bintaro jam 7 pagi, judulnya bunuh diri, tapi demi separuh nyawa tadi, maju terus pantang mundur.

Ada masa diriku tanpagadget kurang lebih 2 (dua) bulan, kejadian nya bulan Desember 2010, dalam perjalanan ke kantor, aku nyetir sendiri ke kantor jam menunjuk kan pukul 06.43, di jalan kebayoran lama yang macet itu, mobil aku di kepung 4 (empat) motor, dan menyuruhku berhenti, mereka gantian menunjuk ban mobilku, tapi aku terus melaju. Selang 5 (lima) menit, salah seorang dari mereka, memukul kaca mobil ku, hingga membuat aku menepi.  Ini kesalahan fatal karena salah satu dari mereka membuka paksa pintu penumpang dan mengambil tas aku dengan sukses.  Isi tas termasuk gadget, lenyap dengan sukses.  Di jalanan yang macet itu, tidak ada yang menolong aku, mereka pikir, wah lagi shooting acara yang pakai nangis, padahal daku nangis beneran.  Pengaruh televisi yang membuat orang jadi terkecoh, jangan-jangan kalau nolong nanti malah dipermalukan di TV.  Anyway, sejak bulan Desember, aku hanya pakai henpon biasa, belum punya dana untuk membeli smartphone.  kayaknya memang aku merasa lebih tenang, tidak ada keinginan untuk melihat social media, BBM atau untuk chatting dengan teman.  Di aku sih ok saja, tapi yang komplen teman dan member di network multi level marketing yang aku jalankan, mereka tidak bisa lagi mengirimkan pesan gratisan dari smartphone mereka dan jadi keluar pulsa sms/telpon untuk menghubungi aku.

Sampai suatu saat, hari ulang tahun ku, seorang teman baik, memberiku hadiah smartphone, dan dimulailah ketergantungan lagi dengan gadget ini.  Padahal selama 6 (enam) bulan aku tidak merasa kehilangan, karena memang tidak punya dan belum mampu membeli.

Gadget seperti smartphone dan sekarang bertambah dengan Android, membuat tingkat ketergantungan yang sangat tinggi.  Tidur saja berpelukan dengan anak dan smartphone.  Dana untuk membiayai gadget ini juga melebihi bujet untuk membeli pulsa setiap bulan.  Dulu sebelum ada henpon, ber-pager ria dan menelpon via telpon umum/koin bisa survive, kenapa sekarang jadi parno kalau tidak membawa salah satu dari gadget tersebut ya?  Kalau aku bertemu dengan teman-teman arisan atau sekedar ngopi,  pasti smartphone nempel di tangan, ngobrol ala kadarnya di meja dengan manusia yang berwujud di depan hidung tapi malah lebih seru percakapan di dunia maya dengan seseorang di antah berantah.  Sekarang pemandangan yang umum di mana pun, pilih tempat makan/ngopi pun yang ada colokan untuk charge baterai kalau tidak, pindah tongkrongan.  Sampai akhirnya kantor saya melarang untuk menggunakan gadget pada jam kerja, karena kinerja karyawan jadi menurun dan kadang tertawa sendirian dengan gadget kesayangan nya.

Judul di atas memang terbaca lebay, tapi kenyataan nya begitu, jadi gimana dong?  Sudah masuk abad 21, pasti akan bermunculan gadget yang canggih yang akan menguras kantor kita dalam-dalam.  Mari menabung untuk keingingan yang satu ini, bukan kebutuhan tapi bikin kantong kering.

Sekian, tulisan ini dibuat, karena saya mengakui tanpagadget, seperti tertinggal separuh nyawaku.  Selamat berhari minggu, menyambut 12 jam menuju hari Senin, I love Monday (Not)

Wasslm.Wr.Wb. Vivivivi


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun