Mohon tunggu...
Vivi Tirta Wijaya
Vivi Tirta Wijaya Mohon Tunggu... Hoteliers - Mahasiswa

Salah satu penerima Beasiswa 50% STP Trisakti tahun 2016, prodi D4 Perhotelan - Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sisi Positif Covid-19

6 Agustus 2020   10:46 Diperbarui: 6 Agustus 2020   10:48 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya termasuk pekerja yang dirumahkan hingga sekarang semenjak Covid-19 tidak kunjung membaik. Tidak hanya saya saja, saya yakin banyak orang-orang di luar sana mengalami hal yang sama. 

Berbagai macam keputusan mulai diambil perusahaan karena tidak ada yang tahu kapan Covid-19 ini akan berakhir. Mulai dari Pemutusan Hubungan Karyawan (PHK) secara sepihak oleh perusahaan, merumahkan karyawan dengan atau tanpa digaji, tidak melanjutkan kontrak dari karyawan tersebut, bahkan sampai menutup total perusahaannya.

Covid-19 memang suatu pukulan yang amat berat, terutama bagi pengusaha. Usaha yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun atau puluhan tahun, tiba-tiba tidak menghasilkan keuntungan, malah beban setiap bulan tetap harus dikeluarkan. Salah satunya ada beban karyawan. Menurut perusahaan tempat saya bekerja, beban karyawan adalah beban terbesar dan terberat yang setiap bulannya harus dikeluarkan perusahaan.

Oleh karena itu, dengan sangat berat hati, perusahaan tempat saya bekerja harus merumahkan sebagian besar karyawannya tanpa digaji dan tidak meneruskan kontrak dari para pekerja yang kontraknya sudah jatuh tempo.

Bagi saya, ini merupakan pukulan berat. Saya yang baru bekerja selama 3 bulan, harus menerima fakta bahwa perusahaan tempat saya bekerja tidak dapat lagi meng-gaji karyawannya. Jika berpikir secara emosional, sudah pasti kita semua menyalahkan perusahaan atas kebijakan yang diambil tersebut. Namun, setelah beberapa bulan di rumah dan berpikir secara rasional, saya mulai mengambil sisi positifnya. 

Saya mulai melakukan hal-hal yang belum pernah saya lakukan sebelumnya, seperti berolahraga di rumah, membaca buku-buku yang selama ini hanya tertutup rapat di lemari buku, mengikuti seminar online, bahkan berjualan untuk menambah penghasilan.

Beberapa teman saya mengeluh tentang kebijakan perusahaannya yang sudah tidak bekerja lagi dari rumah, melainkan harus datang ke kantor. Saya tetap menyemangatinya karena belum tentu semua orang dapat kembali bekerja dengan gaji yang normal. Tetap bersyukur karena masih memiliki pekerjaan tetap dan perusahaan yang stabil. 

Saya ucapkan, "Selamat Bekerja Kembali" kepada para pekerja yang merindukan bekerja di kantor. Dan tak lupa saya ucapkan, "Tetap Semangat" bagi kalian yang masih harus berjuang mencari pekerjaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun