Mohon tunggu...
Vivi Tirta Wijaya
Vivi Tirta Wijaya Mohon Tunggu... Hoteliers - Mahasiswa

Salah satu penerima Beasiswa 50% STP Trisakti tahun 2016, prodi D4 Perhotelan - Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sampah Plastik, Harus Dikemanakan?

3 Agustus 2020   14:36 Diperbarui: 3 Agustus 2020   14:24 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, pemerintah secara resmi mengumumkan tentang pelarangan penggunaan plastik sekali pakai per tanggal 1 Juli 2020. Jujur, yang ada di benak saya begitu mendengarnya adalah, "Apakah masyarakat Indonesia mau bekerjasama dengan pemerintah? Apakah masyarakat Indonesia mau bersama-sama melindungi bumi? Apakah supermarket, pusat perbelanjaan, restoran, kafe, atauapun warung-warung yang menjual berbagai macam kebutuhan pokok mau mengikuti peraturan pemerintah tersebut?"

Sudah banyak berita maupun video di internet maupun di televisi yang memberitahukan seberapa banyak sampah plastik di Indonesia yang harus dibuang ke laut. Akibatnya, hal ini akan mengancam ekosistem laut. Yang seharusnya laut menjadi tempat hidup bagi ikan dan biota laut lainnya, kini mereka harus berbagi tempat dengan sampah plastik yang tersebar di lautan.

Seberapa berbahaya-kah sampah plastik bagi ekosistem laut? Marine Conservation Socie (MSC) menyebutkan bahwa 86% permukaan karang akan rusak jika terkena sampah plastik. Lebih lanjut lagi, ikan maupun biota laut tidak dapat membedakan antara sampah plastik dan makanan. Bisa Anda bayangkan jika akhirnya ikan maupun biota laut tersebut akhirnya memakan sampah plastik dan kita sebagai manusia mengkonsumsinya?

Lantas, harus dikemanakan sampah plastik tersebut? Jika sampah tersebut dibakar, maka akan ada zat-zat seperti Karbonmonoksida, Klorin, Dioksin, Benzopirena dan lain-lain yang jika dihirup oleh manusia terus-menerus akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Jika sampah tersebut ditimbun, maka akan membahayakan lingkungan sekitar. Jika dibuang ke laut, maka seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka akan menggangu ikan dan biota laut. Bisa-bisa, jumlah sampah di lautan akan jauh lebih banyak daripada jumlah ikan dan biota laut.

Minimnya penanggulangan sampah plastik di Indonesia dan minimnya kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya mengurangi sampah plastik sekali pakai, membuat pemerintah akhirnya meresmikan peraturan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai. 1 bulan sejak peraturan tersebut dibuat, saya tidak melihat lagi plastik sekali pakai yang biasanya disediakan di supermarket maupun minimarket. Orang-orang kini membawa tas belanja mereka masing-masing untuk memasukkan berbagai macam barang yang mereka beli. Saya sendiri pun, sudah membawa tas belanja saya sendiri semenjak awal tahun 2020. Semoga ini menjadi langkah awal yang baik dalam mengurangi penggunaan sampah plastik di Indonesia. Mari kita ciptakan ekosistem yang baik, demi keberlangsungan hidup bumi yang kita cintai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun