Dinding kaldera menyatu hingga sampai di Gunung Patuha. Jika pernah berkunjung ke wisata Kawah Putih, maka Gunung Patuha akan dengan jelas terlihat. Kawah inilah yang merupakan kaldera dari letusan Gunung Patuha itu sendiri. Terdapat kawah mati (saat) yang menjadi tegalan di dasar puncak. Tidak jauh, ada Gunung Tambakruyung. Berada di kawasan Ciwidey yang menjadi sandaran dinding kaldera hasil letusan gunung pada masa lampau.
Banyak sekali gunung yang sebetulnya mengelilingi Bandung. Mereka menjelma sebagai dinding dan tiang penyangga Kota Kembang yang tidak lain adalah kampung halamanku. Baik dari timur maupun barat, gunung akan dengan mudah ditemukan. Pun dengan danau alami yang menjadi ciri penghidupan manusia. Seperti di Situ Patengang, Situ Cipanunggang, Situ Ciburuy atau Situ Cileunca.
Eksotisme Nyata dan Sejarah Lampau di Kampung Halaman
Bandung menjadi salah satu dari hamparan tanah surga tanpa ujung. Kilas balik sejarah membawa perubahan yang cukup signifikan bagi kondisi alamnya itu sendiri.Â
Terlepas dari benar atau tidak, tapi penampakannya nyata di pandangan. Jika berkunjung ke kampung halaman, eksotisme alam hasil representasi masa lampau terpampang sangat memesona. Bisa terbukti jika kamu melakukan kunjungan ke kampung halamanku.
Berlokasi tepat di Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Bukan tanpa arti, Ciburial sendiri berarti air yang besar. Merupakan kawasan dinding bawah dari danau purba yang mengering.Â
Penampakannya seperti berada di pinggiran mangkuk dengan cekungan nampak sangat jelas. Hamparan gunung seolah-olah mengikuti setiap jejak langkah yang berurai. Menjadi penyangga bagi bumi jika ia sedang kelelahan. Terlebih salah satu dari seven summits-nya, Gunung Manglayang, akan sangat jelas terlihat.
Beranjak sedikit ke kawasan Negla, di desa yang sama akan ditemukan pemandangan Gunung Tangkuban perahu yang lekat dengan legenda Sangkuriangnya. Ada wisata populer Tebing Keraton di sana. Konon, ia adalah tempat singgah kerajaan masa lalu. Pemandangan gunung yang bertengger dengan gagah, pepohonan hijau, hingga kabut-kabut tipis yang hadir menyelinap di sisi-sisi hijau.
Tak lupa dengan warisan sejarah kini Indonesia, ada Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Sejak kecil, berjalan-jalan kesana adalah keharusan dan sudah jadi kegiatan rutin. Terdapat beberapa situs sejarah seperti patung Soekarno, hingga Goa Jepang dan Goa Belanda yang menjadi tanda jalur aktivitas penjajahan dulu sebelum Indonesia merdeka.
Lebih dari sekadar kampung, eksotismenya selalu membuat mata terpana. "Bandung dilingkung ku gunung", itulah istilah yang selalu terdengar dari para nenek moyang. Mangkok indah jelmaan danau purba yang hadir jadi sekeping tanah surga. Tidak ada sandaran yang aku rindukan, selain pangkuan. Tidak ada tempatku pulang, selain kampung halaman. Bagiku, Bandung adalah tempat terindah yang selalu aku rindukan. Tempat yang membuatku tumbuh dan berpeluh. Meskipun aku banyak berkelana, tapi Bandung adalah singgasana.
Reference: -Â Bachtiar, T. (2012). Bandung Purba. Bandung: Masyarakat Geografi Indonesia.