Â
Stasiun Kasiyan lor (Kasijam lor), merupakan salah satu stasiun non aktif warisan era kolonial yang terletak di Kasiyan Timur, Kecamatan Puger. Stasiun ini memiliki bangunan yang sudah berusia 1 abad lebih. Stasiun tersebut dibangun sekitar tahun 1913, dan kemudian stasiun ini ditutup serta berhenti beroperasi sekitar tahun 1986.Stasiun ini merupakan stasiun kereta api yang terletak dalam lintasan jalur kereta api dari Rambipuji menuju Lumajang.
Bangunan stasiun Kasiyan lor sendiri memiliki kondisi bangunan yang masih utuh dan kokoh, bahkan masih terawat dengan baik hingga saat ini. Berbagai komponen struktur bangunan ini pun juga masih asli, dan terawat dengan baik seperti pintu, atap, jendela, hingga tiang penyangga bangunan nya pun juga masih kokoh,termasuk lantai yang digunakan dalam stasiun ini pun juga masih asli. Meskipun sudah tidak di fungsikan lagi, namun bangunan stasiun ini masih dipertahankan sebagai bentuk peninggalan bersejarah yang menunjukkan gambaran aktivitas kehidupan masyarakat kasiyan pada era pemerintahan kolonial.
Stasiun Kasiyan ini sendiri dapat dikategorikan sebagai stasiun yang cukup besar pada masanya, sama seperti stasiun yang berada di Balung. Di dalam stasiun kasiyan ini sendiri terdapat beberapa ruangan yang dulu biasa digunakan ketika stasiun beroperasi. Salah satunya adalah ruangan kantor pos. Ruangan ini terletak di bagian kiri stasiun. kantor pos ini dulunya digunakan untuk mengirim dan menurunkan barang angkutan dengan menggunakan kereta api. Ruangan ini dulunya juga digunakan untuk menyimpan berbagai barang yang akan dikirim dan diangkut dengan menggunakan kereta api, terutama surat. Karena dahulu tidak ada kantor pos, maka ruangan ini dimanfaatkan untuk melakukan proses bongkar muat barang yang akan dikirimkan ke tempat tujuan. Para petugas pun juga melakukan penyortiran barang yang akan dikirimkan di dalam ruangan ini. Ruangan berikutnya yang juga dulunya difungsikan adalah ruang kantor. Ruang kantor ini terletak di bagian sebelah kanan stasiun. Ruang Kantor ini dulunya digunakan oleh para pegawai stasiun dalam mengatur jadwal keberangkatan kereta, serta memberikan informasi mengenai kedatangan dan keberangkatan kereta. Ruangan kantor stasiun ini selain digunakan untuk mengatur dan memberitahukan jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta, kantor tersebut juga sekaligus digunakan sebagai tempat loket untuk membeli tiket kereta api.
Ruangan lain yang juga tidak kalah pentingnya bagi stasiun ini adalah Ruang  gudang penyimpanan perkakas yang terletak di bagian depan stasiun. Gudang perkakas ini dulunya digunakan untuk menyimpan alat-alat yang dapat digunakan untuk memperbaiki kerusakan kerusakan, baik kerusakan pada kereta maupun kerusakan pada rel kereta. Kereta api yang beroperasi dulu sangat rentan mengalami kerusakan dikarenakan kereta tersebut menggunakan bahan bakar batu bara. Ruangan lain yang juga tidak kalah pentingnya bagi stasiun ini adalah Ruang Perkakas atau  Gudang.  Ruangan gudang ini memiliki dua pintu dengan bentuk yang sama pada pintu bagian belakang dan pintu bagian depan.  Pintu gudang ini  masih sangat kokoh dan juga terawat dengan baik.  Pintu ini juga  merupakan  salah satu bagian dari komponen struktur bangunan yang juga  asli dan belum pernah di renovasi. Sebagai peninggalan bersejarah, maka sudah sepatut nya kita harus menjaga dan merawat bersama bangunan bersejarah ini, supaya bangunan ini tetap bisa dilihat dan dikenalkan kepada generasi di masa depan agar mereka bisa mengetahui sejarah dari Bangsanya.Â
Pengenalan bangunan bersejarah juga bisa digunakan sebagai sarana edukasi didalam kegiatan pembelajaran sejarah . Hal ini menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi kejenuhan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Pengenalan bangunan bersejarah kepada peserta didik diharapkan akan dapat menumbuhkan rasa keingintahuan yang mendalam untuk mengeksplor terkait dengan bangunan-bangunan bersejarah yang terdapat disekitar tempat tinggal peserta didik. Selain bisa dijadikan sebagai sarana edukasi, peninggalan bangunan bersejarah yang masih utuh hingga saat ini juga bisa dijadikan sebagai sarana wisata bagi masyarakat setempat. Selain bisa berfoto dengan spot klasik khas era kolonial, masyarakat juga diajak untuk mengingat kembali bagaimana suasana kehidupan pada masa pemerintahan kolonial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H