2.4 Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan kegiatan dilakukan dengan terencana yang di gunakan untuk membantu siswa memiliki kepribadian yang baik, maka dengan menanamkan nilai-nilai moral seperti tanggung jawab, kejujuran, rasa hormat, dan toleransi. Tujuannya adalah membentuk individu yang tidak sekedar memiliki prestasi dalam bidang akademik saja, akan tetapi memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan integritas serta mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.
Menurut Lickona (1991), pendidikan karakter melibatkan tiga aspek penting. Pertama, pengetahuan tentang nilai-nilai moral, yaitu pemahaman mengenai apa yang benar dan salah. Kedua, penghayatan terhadap nilai-nilai moral, yaitu kemampuan untuk merasakan pentingnya nilai-nilai tersebut dalam kehidupan. Ketiga, tindakan berdasarkan nilai-nilai moral, yaitu mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam perilaku sehari-hari. Ketiga aspek ini saling berkaitan dan diperlukan untuk membentuk karakter yang utuh.
Di lingkungan sekolah, pendidikan karakter menjadi bagian penting dari proses pembelajaran. Guru berperan sebagai teladan dan pembimbing untuk membantu siswa mengembangkan sikap positif, baik melalui pengajaran langsung maupun melalui kegiatan sehari-hari di sekolah. Dengan menanamkan pendidikan karakter ini, siswa diharapkan tidak sekedar pintar di bidang akademis, akan tetapi tumbuh menjadi individu yang memiliki moralitas tinggi, tangguh dalam menghadapi situasi yang sulit, serta dapat berkontribusi di lingkungan masyarakat.
2.5 Peran Guru Dalam Pendidikan Karakter
Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam Pendidikan dan pembentukan karakter. Tugas guru tidak sekedar mengajarkan mata pelajaran, tetapi juga membimbing dan menerapkan nilai-nilai moral siswa dalam kehidupan sehari-hari. Guru adalah sosok yang menjadikan dirinya teladan bagi siswa. Menurut Santrock (2011), guru berperan sebagai model perilaku yang dapat ditiru oleh siswa. Cara guru berbicara, bersikap, dan menghadapi situasi menjadi pelajaran langsung bagi siswa dalam memahami bagaimana nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat diterapkan.
Keteladanan guru memainkan peran besar dalam membentuk perilaku siswa. Ketika guru menunjukkan sikap yang konsisten dengan nilai-nilai karakter, siswa lebih mudah memahami dan menghayati pentingnya nilai-nilai katakter. Maka dari itu, guru juga mempunyai peranan sebagai motivator yang mampu mendorong siswa untuk mengembangkan potensi diri mereka. Guru tidak hanya membantu siswa menemukan kekuatan dan bakat mereka, tetapi juga memberikan dorongan untuk berani menghadapi tantangan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Peran guru juga mencakup membangun suasana belajar yang mendukung pengembangan karakter. Melalui pendekatan yang mendidik dan inspiratif, guru dapat mengkondusifkan lingkungan bagi siswa untuk belajar, tumbuh, dan mengembangkan nilai- nilai positif. Dengan begitu, pendidikan karakter tidak hanya menjadi tanggung jawab individu siswa, tetapi juga proses bersama yang melibatkan guru sebagai pembimbing utama.
2.6 Pelaksanaan Pendidikan Karakter Rutin Di Sekolah
Penerapan pendidikan karakter di SD Negeri Tegal Kidong-Dong dilakukan melalui berbagai kegiatan yang dirancang untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada siswa. Salah satu bentuk pelaksanaannya adalah kegiatan rutin yang secara konsisten dilaksanakan oleh sekolah. Berdasarkan hasil wawancara, kepala sekolah menjelaskan bahwa beberapa kegiatan rutin yang dilaksanakan meliputi upacara bendera, sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah, persiapan belajar, dan doa bersama. Pernyataan ini diperkuat oleh guru yang menyebutkan bahwa kegiatan rutin lainnya termasuk upacara pada hari Senin serta hari besar nasional, melakukan kegiatan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, melakukan sholat berjamaah, serta melakukan piket kelas secara bersama-sama.
Dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa sekolah memiliki berbagai kegiatan rutin untuk membentuk karakter siswa. Contohnya seperti upacara bendera di setiap hari Senin sebagai bentuk latihan kedisiplinan dan tanggung jawab. Selain itu, kegiatan piket kelas dilakukan secara bergiliran di setiap kelas untuk menumbuhkan rasa kerja sama, tanggung jawab, dan kepedulian siswa terhadap kebersihan lingkungan sekolah.