Nama: Naila Vivia Amanda
nim: 241330001709
kelas: 1sda5
Peran sekolah dasar dalam menanamkan sikap toleransi dan kerukunan pada generasi mudaÂ
Pendahuluan
Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari 34 provinsi dengan kekayaan keberagaman yang meliputi 17.000 pulau, 714 suku, 6 agama, dan lebih dari 1001 bahasa yang berbeda. Keberagaman ini menyebabkan tidak semua individu memahami kepercayaan dan praktik budaya satu sama lain, di mana setiap budaya memiliki perspektif dan pemahaman yang khas. Sebagai warga negara Indonesia, kita perlu menunjukkan sikap toleransi terhadap perbedaan agama, ras, suku, bahasa, dan aspek sosial budaya lainnya.
Secara linguistik, istilah toleran berasal dari kata Inggris toleration yang berarti sikap menerima. Dalam bahasa Arab istilah ini dikenal sebagai al-tassamuh yang mengindikasi sikap saling menghargai, bersikap lemah lembut, dan membiarkan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih khusus, toleransi adalah memberikan izin kepada orang lain untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan kepentingan mereka masing-masing. Di ranah sosial budaya dan religi, toleransi adalah sikap dan tindakan yang menolak adanya diskriminasi terhadap individu atau kelompok yang berbeda dalam suatu komunitas. (Fitriani, 2020)
Dalam zaman globalisasi saat ini, anak-anak akan tumbuh di lingkungan yang semakin beragam secara budaya. Mempersiapkan mereka dengan prinsip-prinsip toleransi akan mendukung mereka dalam beradaptasi dan berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang beragam. Hal ini sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan menghormati perbedaan. Mengajarkan nilai-nilai toleransi pada anak usia dini merupakan upaya pencegahan terhadap ekstremisme dan intoleransi di masa depan. Anak-anak yang tumbuh dengan pemahaman dan apresiasi terhadap perbedaan akan cenderung lebih terbuka terhadap pandangan yang berbeda dan tidak mudah terpengaruh oleh ideologi radikal. (Rusmiati, 2023)
Menanamkan toleransi sejak dini penting dilakukan karena merupakan landasan penting dalam membesarkan anak pada tahap pembentukan karakter. Untuk mengajarkan toleransi pada anak usia dini, hendaknya digunakan metode yang tepat dan efektif sehingga tujuan penanaman nilai toleransi dapat tercapai. Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk watak dan kepribadian setiap individu agar dapat hidup damai dalam masyarakat. (Tamaeka, 2022)
Pembahasan
Pendidikan memiliki peran penting dalam menanamkan nilai toleransi. Dalam dunia pendidikan, sekolah, guru, dan siswa ada sebagai satu kesatuan. Mengajarkan toleransi sejak dini penting karena bertujuan untuk menanamkan pengetauan dan kesadaran bahwa setiap individu memiliki peran unik dan dapat membuat perbedaan melalui sikap saling menghargai. (Tamaeka, 2022)
Dalam proses pembelajaran, guru memiliki kesempatan untuk mengintegrasikan berbagai nilai karakter, seperti nilai toleransi yang dapat diterapkan melalui sikap saling menghargai dan menghormati. Selain itu, nilai sopan santun dapat diwujudkan melalui praktik Sapa, Salam, Salim, Sopan, dan Santun, serta nilai religius yang ditunjukkan melalui kegiatan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran. Strategi lain yang dapat digunakan adalah penanaman nilai toleransi melalui pendidikan karakter, yang bertujuan untuk membentuk siswa-siswa yang memiliki karakter toleran dan mencegah terjadinya kasus intoleransi. Proses penanaman nilai-nilai toleransi dalam pembelajaran karakter juga dapat dilakukan melalui pembiasaan sikap yang positif.
Sebab, pendidikan karakter khususnya di sekolah dasar membantu anak memperoleh karakter peduli terhadap orang lain, bersikap, dan bertindak bertanggung jawab. Pendidikan karakter juga merupakan suatu proses dimana guru membimbing peserta didik menjadi manusia yang berkarakter baik dan mempunyai nilai-nilai karakter yang berbeda. Pendidikan karakter bagi peserta didik dapat menjadi salah satu upaya preventif terhadap globalisasi. (Tsalisa, 2024)
Untuk membangun sikap toleransi di kalangan siswa, kontribusi pendidikan sangatlah penting. Penanaman nilai-nilai tersebut memerlukan pengembangan sikap toleransi di antara siswa, dan pendidikan umum merupakan sarana yang paling efektif. Toleransi dapat diajarkan kepada siswa melalui pengembangan media atau alat pembelajaran, karena media pembelajaran berfungsi sebagai jembatan untuk menyampaikan informasi dan pesan dari satu bentuk media ke bentuk media lainnya. Alat pembelajaran juga berperan dalam memotivasi siswa untuk terus belajar dengan cara meningkatkan minat, pemikiran, perasaan, atau kemampuan mereka.
Ada empat jenis kesempatan/media pembelajaran yang tersedia:
1)Media cetak; media cetak meliputi bahan ajar yang berdiri sendiri, buku, modul, dan lain-lain yang sejenis.
2)Pembawa suara termasuk kaset, radio, dan telepon.
3)Media visual yang tidak terdengar, seperti tulisan, huruf, dan gambar.
4)Gerakan media audiovisual. Televisi, film, video, dan bentuk lain dari media audio visual seluler disertakan.
Media pembelajaran webtooncomic adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk kumpulan sketsa atau gambar kartun yang ditayangkan secara digital melalui perangkat seperti ponsel, iPad, laptop, komputer, atau perangkat elektronik lainnya. Media ini sangat cocok untuk anak-anak di tingkat sekolah dasar. Penggunaan media pembelajaran webtoon dapat mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses belajar. Melalui media ini, siswa dapat mempelajari keberagaman yang ada di Indonesia serta konten pembelajaran kewarganegaraan yang menanamkan nilai-nilai toleransi. Selain itu, jika metode pengajaran yang diterapkan oleh guru menarik dan mudah dipahami, anak-anak akan lebih cepat memahami materi yang diajarkan.
Kesimpulan
Toleransi perlu ditanamkan pada siswa sekolah dasar agar mereka dapat mengembangkan kepribadian yang positif melalui penghargaan dan penghormatan terhadap perbedaan yang ada di antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam hal agama, ras, suku, budaya, dan bahasa. Mengingat setiap siswa memiliki latar belakang, karakteristik, serta keunikan dalam agama, suku, dan bahasa, pengajaran toleransi akan memfasilitasi siswa dalam bersosialisasi, berkomunikasi, dan berkolaborasi dengan percaya diri di tengah keragaman. Siswa yang mendapatkan pendidikan yang baik di sekolah, serta bimbingan dan pengawasan dari orang tua di rumah, akan mengalami perkembangan karakter yang positif. Selain itu, toleransi dapat diajarkan kepada siswa SD melalui penggunaan media atau alat pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi sebagai sarana yang dapat menarik perhatian, minat, dan ide-ide siswa, serta meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.
Daftar pustaka
Ardina Kamal, K. (2023). Implementasi Sikap Toleransi Siswa Di sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 8(1), 52–63. https://doi.org/10.22437/gentala.v8i1.21938
Fitriani, S. (2020). Keberagaman dan Toleransi Antar Umat Beragama. Analisis: Jurnal Studi Keislaman, 20(2), 179–192. https://doi.org/10.24042/ajsk.v20i2.5489
Rusmiati, E. T. (2023). Penanaman Nilai-Nilai Toleransi pada Anak Usia Dini. ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 6(2), 248–256. https://doi.org/10.32509/abdimoestopo.v6i2.3077
Tamaeka, V. (2022). Penanaman Nilai-Nilai Toleransi Melalui Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Beragama, 14(1), 14–22.
Tsalisa, H. H. (2024). Peran Pendidikan dalam Meningkatkan Rasa Toleransi Beragama di Kalangan Siswa Sekolah Dasar. MARAS: Jurnal Penelitian Multidisiplin, 2(1), 39–49. https://doi.org/10.60126/maras.v2i1.125