Mohon tunggu...
Vivi Fitriah
Vivi Fitriah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dengan semangat untuk membantu dan mengabdi kepada masyarakat, saya selalu mencari peluang untuk berkontribusi dalam kegiatan sukarela dan komunitas. Selain itu, saya memiliki ketertarikan mendalam pada bisnis, pemasaran, menulis, dan komunikasi, yang memperkaya perspektif saya dalam berinteraksi dan membangun jaringan. Keberadaan berbagai organisasi nasional dan internasional menjadi motivasi kuat bagi saya untuk terus mengasah kemampuan dan memberikan dampak positif. Pilihan saya untuk menempuh studi di jurusan Hubungan Internasional di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan keinginan kuat untuk berpartisipasi dalam organisasi internasional, demi mewujudkan cita-cita untuk berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Program Nuklir Korea Utara terhadap "Dilema Keamanan" Negara Kekuatan Regional Utama di Asia Timur

12 September 2024   22:35 Diperbarui: 12 September 2024   22:37 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data indeks Nuclear Threat Initiative (NTI)

Data indeks Nuclear Threat Initiative (NTI)
Data indeks Nuclear Threat Initiative (NTI)

Dilansir melalui data indeks Nuclear Threat Initiative (NTI), Korea Utara menunjukkan bahwa negara ini memiliki skor yang sangat rendah dalam menjaga keamanan nuklir. Pada kategori keamanan bahan nuklir, Korea Utara hanya meraih skor 18 dari 100, menempatkannya di peringkat 22 dari 22 negara yang dievaluasi. Data tersebut menunjukkan bahwa Korea Utara memiliki kelemahan besar dalam kemampuan melindungi bahan nuklir dari penyalahgunaan atau pencurian. Selain itu, dalam kategori perlindungan fasilitas nuklir, Korea Utara meraih skor 17 dari 100, yang juga menempatkannya diperingkat terakhir, yaitu 47 dari 47 negara. Kedua skor mencerminkan kinerja yang sangat buruk dalam mengamankan fasilitas nuklirnya sendiri yang tentu saja akan berpotensi menghadirkan risiko bagi keamanan global. Skor dari kedua kategori tersebut tidak mengalami perubahan sejak 2020, menandakan belum adanya kemajuan yang dilakukan oleh Korea Utara dalam meningkatkan keamanan nuklirnya.

Meskipun data mengatakan bahwa Korea Utara termasuk dalam kategori rendah, upaya negara tersebut untuk mengembangkan program nuklirnya tetap berlanjut. Hal tersebut justru mengundang kekhawatiran dan risiko besar yang semakin meningkat dan berpotensi menimbulkan ancaman global serta ketidakstabilan kawasan. Kondisi seperti ini menunjukkan adanya urgensi dalam mekanisme pertanggungjawaban kepemilikan nuklir yang efektif dan koheren, seperti yang telah ditegaskan dalam laporan International Atomic Energy Agency (IAEA) 2023, bahwa negara-negara anggota menekankan perlunya sistem pengawasan yang efektif untuk memasatikan negara-negara dengan program nuklir dapat diawasi dan dikendalikan dengan baik sebagai strategi mengatasi permasalahan nuklir dan menjaga keamanan global.

Dengan demikian, upaya mengatasi isu kontroversi ini, negara-negara dengan kekuatan regional utama di kawasan Asia Timur telah melakukan serangkaian negosiasi, diplomasi, dan kerjasama, salah satunya pada 2013 melalui Six Party Talks. Namun, disayangkan upaya perundingan tersebut kini berstatus tidak aktif dan belum sepenuhnya berhasil membuat Korea Utara denuklirisasi. Selain itu, Dewan Keamanan PBB juga turut andil dalam isu ini dengan mengeluarkan sebanyak sembilan resolusi yang memberlakukan sanksi terhadap Korea Utara. Namun, efektifitas dari sanksi tersebut hingga kini masih diperdebatkan. Sanksi tersebut belum sepenuhnya berdampak pada perubahan kebijakan nuklir Korea Utara.

Menghadap kondisi yang semakin kompleks, strategi keamanan nasional Amerika Serikat menawarkan pendekatan lain seperti yang tercantum dalam National Security Strategy, dimana Amerika Serikat berkomitmen untuk

"Kami akan mengupayakan diplomasi berkelanjutan dengan Korea Utara untuk membuat kemajuan nyata menuju denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea, sembari memperkuat penangkalan yang diperluas dalam menghadapi ancaman senjata pemusnah massal dan rudal Korea Utara."

Oleh sebab itu, pencarian upaya dalam mengatasi isu tersebut terus menjadi prioritas dalam agenda keamanan global, demi terciptanya perdamaian dunia.

Referensi:

Adit, A. (2024, August 19). AS-Korea Selatan Latihan Militer Gabungan, Ini Tujuannya. Retrieved from https://www.kompas.com/global/read/2024/08/19/123700170/as-korea-selatan-latihan-militer-gabungan-ini-tujuannya

Al Syahrin, M. N. (2018). Logika Dilema Keamanan Asia Timur dan Rasionalitas Pengembangan Senjata Nuklir Korea Utara. Intermestic: Journal of International Studies, 2(No 2), 116-138. doi:10.24198/intermestic.v2n2.2

CFR. (2013, September 30). The Six Party Talks on North Korea's Nuclear Program. Retrieved from https://www.cfr.org/backgrounder/six-party-talks-north-koreas-nuclear-program

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun