Mohon tunggu...
Selvia Vide
Selvia Vide Mohon Tunggu... Akuntan - ASN, Ibu Rumah Tangga, Anak Sekolahan

Suka mengamati, belajar dan merefleksikan apa yg didapat selama perjalanan hidup

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resume Grup Menulis tentang Writer's Block

5 September 2022   22:30 Diperbarui: 5 September 2022   22:36 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Senin, 5 September 2022 adalah malam pertemuan ke-7 Komunitas Menulis yang digagas Omjay melalui Grup WA, dimana sharing malam ini adalah tentang Writer's Block. Dari sumber di glints.com yang disebut dengan Writer's Block adalah suatu keadaan dimana seorang penulis tidak dapat menuliskan atau menuangkan ide-indenay dalam sebuah tulisan. Mampet istilah betawinya. Menurut Mbak Ditta hal ini bisa terjadi harena dua hal yaitu pertama, penulis ingin menulis hal atau metode yang baru dan kedua, penulis dalam kondisi stress. Mbak Ditta juga menjelaskan apa yang dimaksud dengan stress termasuk menyelenggarakan survey dengan aplikasi menti.com yang bertujun untuk mengetahui apa solusi yang menjadi pilihan setiap peserta training malam ini untuk menghilangkan Writers' Block. Umum gak sich kondisi ini terjadi? Saya akan jawab dengan jujur, umum saja hal ini terjadi, bukan hanya pada penulis yang masih amatir seperti saya tapi juga dapat terjadi ke penulis yang jam terbangnya sudah mengangkasa.

Grup belajar menulis yang digagas Omjay atau Pak WIjaya Kesuma angkatan 27 ini buat saya grup yang luar biasa. Saya gak yakin tapi sepertinya para peserta sebagian besar adalah guru, karena kita tidak ada chat terkait dengan profesi masing-masing. Saya sendiri karena pernah jadi siswa program Doktoral di UNJ, maka kecemplung kenal Omjay di grup whatsapp UNJ. Sebelum masuk ke resume pembelajaran malam ini, saya cuma mau sharing grup belajar menulis ini saya acungi jempol tangan dan kaki. Mengapa? Karena member grup yang mencapai 400 lebih luar bisa antusiasme dari pesertanya. Yang lucu, atau karena saya katrok ya, ternyata belajar di grup ini sangat efisien dan inovatif, dimana awalnya saya kira setiap pembelajaran materi akan ada link Zoom, ternyata sharing knowledge dari narsum menggunakan whatsapp sendiri dimana saat pembelajaran maka hanya narsum dan admin yang bisa kirim pesan, namun saat tanya jawab sudah dibuka lagi ke peserta, inovatif sekali model pembelajarannya. Yang diminta dari peserta semua harus standby dengan HP atau komputernya, untuk ikut aktif saat diskusi. Jadi di grup ini saya tidak hanya belajar tentang cara menulis, tapi juga cara memanfaatkan aplikasi whatsapp untuk sharing pengetahuan. 

Back to laptop, writers' block bisa diatasi dengan berbagai cara menurut masukan para peserta, ada yang berusaha healing dengan cara stop sejenak, untuk ebrjalan-jalan atau mendengar musik atau nonto film. Kalau jawaban saya, ada tiga disesuaikan dengan moodbooster favorit saya yaitu nonton Dracin, masak makanan yang enak dan menanam pohon sayur-mayur. Mbak Ditta salam salah satu sarannya juga bisa dengan membaca komik. Apakah efektif semua moodbooster tersebut, membuat kita kembali punya ide dan semangat untuk menulis kembali. Yang seru dari pelatihan hari ini adalah sesi Q and A, dimana ada peserta yang ternyata moodboosternya dengan menulis tiga buku jadi kalau yang satu stuck pindah ke buku yang lain. Komentar saya dalam hati, hebat teunannn rek...menulis satu buku saja saya megap-megap, apalagi tiga buku. Bisa berupa kepala saya..hahaha. Ada lagi pertanyaan dari peserta yang bisa menulis artikel ilmiah, dimana walaupaun jawaban dari Mbak Ditta untuk menggunakan template artikel ilmiah yang biasa disediakan oleh journal tempat kita akan mempublikasikan tulisan terlihat mudah dituliskan tapi saya yakin, prakteknya pasti perlu perjuangan.

Mbak Ditta juga mengomentari style atau gaya menulis yang berbeda antara puisi dan artikel ilmiah. Kalau saya ditanya mana yang lebih gampang, jawab saya, keduanya susah. Namun bukan karena writer's block penyebabnya, tapi karena subtansi untuk membuat puisi walaupun tidak sampai melewati satu halaman tetap saja isinya akan lebih susah dari karya ilmiah. Apalagi jika saya diminta membuat puisi tentang cinta...maka saya akan melipir dari grup belajar menulis dan pelan-pelan berbisik: writer's block saya karena saya tidak pede saja. Nach bagaimana dengan anda? Apa penyebab writers' block anda?? Komentar ya di artikel ini, minimal komentar anda akan menjadi moodbooster saya, menulis memang tidak boleh ditunda, saat ini sekarang juga.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun