Mohon tunggu...
ViviAyuNurA
ViviAyuNurA Mohon Tunggu... Lainnya - Tadris Ips

Love yourself

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Perennialisme

26 Mei 2020   20:03 Diperbarui: 26 Mei 2020   20:07 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Perennialisme

perennialisme berasal dari dua bahasa yaitu bahasa latin dan bahasa inggris, namun keduanya memiliki makna atau arti yang sama yaitu kekal, abadi dan tiada akhir.  Filsafat perennialisme menggunakan pikiran mundur kebelakang dengan melihat kembali kebudayaan pada zaman kuno dan abad pertengahan. Perennialisme merupakan suatu aliran yang lahir karena adanya suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Perennialisme memandang kepercayaan - kepercayaan pada zaman kuno dan pertengahan perlu dijadikan dasar konsep filsafat pendidikan pada zaman sekarang.

B. Tokoh - Tokoh Pemikiran Filsafat Pendidikan Perennialisme

1. Robert Maynard Hutchins merupakan filusuf pendidikan Amerika. Hutchins juga merupakan presiden di Universitas Chicago. Hutchins berpendapat perennialis percaya bahwa membaca harus dilengkapi dengan hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik dan diskusi yang diarahkan untuk mengembangkan pemahaman konsep yang berorientasi sejarah.

2. Mortimer Adler merupakan filusuf yang berasal dari Amerika Serikat. Adler mengatakan bahwa manusia itu merupakan hasil dari perwujudan - perwujudan. adler meyakini bahwa dalam setiap otak manusia memiliki pemikiran pemikiran namun semua hal itu melihat kembali situasi dan kondisi. menurutnya pemikiran manusia dan hewan merupakan perbedaan pemikiran yang radikal dalam segi jenisnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun