Desa Pikatan adalah salah satu desa yang terkenal akan potensi pertaniannya. Sektor pertanian juga merupakan salah satu mata pencaharian utama penduduk Desa Pikatan. Sektor pertanian yang cukup banyak dikembangkan adalah tanaman bawang dan sayuran lainnya. Berdasarkan potensi desa, terdapat permasalahan yang dihadapi, yakni terkait penggunaan pupuk pestisida berbahan kimia yang dapat memberikan berbagai dampak negatif bagi kehidupan manusia. Selain itu juga banyaknya limbah pertanian yang menumpuk karena kurangnya pengendalian terhadap limbah-limbah tersebut. Ditambah lagi limbah rumah tangga yang masih belum dapat dikendalikan dengan baik.
Sebagai bentuk penyelesaian dari permasalahan yang ada, mahasiswa Universitas Brawijaya kelompok 669 Desa Pikatan melakukan kegiatan berupa sosialisasi dan pelatihan yang juga mendukung SDG 12 yaitu 'Responsible Production and Consumption'. SDG 12 ini memiliki tujuan memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan dan berfokus pada penggunaan sumber daya yang efisien serta meminimalkan pemborosan. Hal tersebut sangat selaras dengan kegiatan yang ingin dilakukan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya kelompok 669.
Kegiatan dilakukan di Balai Desa Pikatan dengan dibagi menjadi 2 hari pelaksanaan. Yang pertama yaitu pada hari Kamis tanggal 13 Juli 2023 dan yang kedua yaitu pada hari Sabtu tanggal 15 Juli 2023.
Pada hari pertama pelaksanaan, dilakukan satu kegiatan yang merupakan gabungan dari beberapa kegiatan tiga mahasiswa dengan topik yang sama yaitu mengenai limbah pertanian khususnya pestisida. Kegiatan dimulai dari pemaparan mengenai pestisida dan pengaruhnya bagi kesehatan dengan judul kegiatan "Sosialisasi Pengaruh Pestisida Bagi Kesehatan". Kegiatan dilanjutkan dengan "Sosialisasi Limbah Bernilai Ekonomis" dan diakhiri dengan pelatihan pembuatan pestisida organik dari limbah bawang merah dan rokok dengan judul kegiatan "Pelatihan Pengolahan Limbah Menjadi Pestisida Organik yang Berkelanjutan". Kegiatan dihadiri oleh masyarakat Desa Pikatan yang meliputi ibu-ibu PKK, kelompok tani, dan perangkat desa (13/07/2023).
Pada hari kedua pelaksanaan, dilakukan kegiatan "Pelatihan Budidaya Maggot Guna Mengurangi Limbah Rumah Tangga". Kegiatan ini dilakukan untuk membantu masyarakat dalam mengendalikan limbah rumah tangga, yaitu dengan maggot. Budidaya maggot sangatlah menguntungkan. Bukan hanya maggotnya saja yang dapat membantu mengurangi limbah rumah tangga, bahkan kotoran maggot juga sangat bagus untuk dijadikan pupuk. Hal ini juga akan sangat membantu masyarakat dalam merawat tanaman yang ada di rumah-rumah mereka (15/07/2023).Â
Maggot atau dalam penyebutan lain disebut dengan belatung di Indonesia, merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens dalam bahasa Latin. Budidaya maggot tidak begitu sulit dikembangkan, mengingat maggot berkembang biak dengan alami di alam sehingga mudah untuk mendapatkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H