Mohon tunggu...
Vivi Anhar
Vivi Anhar Mohon Tunggu... -

Work Hard, Play Hard

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wajah Palsu Pimpinan Perwakilan Rakyat

2 Desember 2015   13:13 Diperbarui: 2 Desember 2015   14:27 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setya novanto, nama ini sedang ramai diperbincangkan oleh media. Pria berumur 60 tahun ini telah dilaporkan telah menyatut nama Presiden Republik Indonesia yakni bapak Joko Widodo, dan juga wakilnya, Jusuf Kalla, dalam perbincangan dengan salah satu petinggi PT Freeport. Sudirman said melaporkan kasus ini kepada yang berwajib karena menindikasi adanya usaha korupsi dalam perbincangan tersebut. Setya Novanto menyebutkan bahwa sebagian saham Freeport yakni 20% harus dibagi oleh Jokowi dan JK. 11% untuk Jokowi dan 9% nya lagi untuk JK. Sebenarnya sandiwara apa yang sedang dimainkan oleh Setya Novanto? Ini kah wajah asli dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia yang ke 16 selama ini?

Jika kita lihat kebelakang lagi perjalanan karir dari bapak dengan 4 orang anak ini, selama 3 kali berturut-turut beliau menjabat sebagai anggota DPR usungan dari Partai Golkar. Beliau juga merupakan mantan komisaris dari beberapa perusahaan besar di Batam, seperti PT. Nagoya Plaza Hotel dan PT. Bukit Granit Mining Manidiri. Tapi dibalik kesuksesan-kesuksesan yang telah beliau raih, ada juga beberapa batu sandungan yang harus beliu alami. Pada tahun 1999 pada kasus Bank Bali, beliau dinilai telah merugikan Negara sebanyak Rp 904,46 miliyar, karena kasus pengalihan hak piutang (cassie) PT Bank Bali kepada PT Bank Dagang Negara Indonesia (BDNI). Lalu pada tahun 2003, dalam kasus penyelundupan beras bersama Drus Marham, beliau diduga sengaja memindahkan sebanyak 60 ribu Ton beras yang diimpor Inkud, dan menyebabkan kerugian Negara sebanyak Rp 122,5 Miliyar.

Ada lagi pada tahun 2006, suami dari Luciana Lily H ini disebut-sebut berperan sebagai negosiator denga eksportir limbah di Singapura. Disebutkan juga pada tahun 2012 lalu sebagai pengatur aluran dana ke anggota komisi olahraga DPR untuk memuluskan pencairan anggaran Pekan Olahraga Nasional di anggaran pendapatan dan belanja Negara. Dan pada 2013 sebagai pengendali proyek E-KTP. Mungkin tidak puas dengan semua kasus-kasus tersebut kini dia mencatut nama presiden dan wakil presiden dalam pembicaraan kotor dengan Reza Chalid.

Selain kasus pencatutan ini, Bapak Haji Setya Novanto juga dikabarkan membuat kehebohan dengan menikahkan anaknya di Gereja Katedral pada 27 November lalu. Memang tidaklah aneh, karena sebelum dia mendapatkan gelar hajinya, Setya Novanto memang seorang Katolik dan memiliki istri serta anak dengan agama katolik pula. Tapi apa dengan masuk agama mayoritas di Indonesia ini membuat dia memenangkan hati rakyat? Atau malah mempermainkan agama?

Kembali lagi pada kasus pencatutan nama Jokowi-JK. Dalam harian detik.com pada tanggal 1 Desember 2015 kemarin, disebutkan beberapa point percakapan Setya Novanto dengan Reza Chalid. Dalam percakapan tersebut SN berusaha meyakinkan petinggi Freeport dengan kalau kontrak antara Indonesia dengan PT Freeport ini 99% akan diperpanjang. SN berani menjamin itu. Nama Luhut Binsar Panjaitan juga paling banyak disebut dalam perbincangan ini. SN menyebutkan bahwa hubungan antara Luhut dan Jokowi sangatlah dekat, ini yang menjamin bahwa kontrak itu aman.  "Tapi kalau pengalaman kita, artinya saya dengan Pak Luhut, pengalaman-pengalaman dengan presiden, itu rata-rata 99 % itu goal semua Pak. Ada keputusan-keputusan penting kayak Arab itu, bermain kita. Makanya saya tahu. Makanya Bung Reza begitu tahu Darmo, dimaintaince, dibiayai terus itu Darmo habis-habisan supaya belok. Pinter itu" ungkap SN yang kemudian diyakinkan lagi oleh Reza Chalid dengan mengatakan "Pak, Pak. Hubungan Pak Luhut itu dekat sekali dengan Pak Jokowi. Kalau kasih sign beliau keluar, kasih sign, eh beliau kayaknya begini gini, rahasia ya. Ngerti nggak. Paling nggak Pak, kalau saya bilang confirm on, kalau meleset saya habis Pak".

Yang lebih membuat rakyat Indonesia tercengang adalah disebut sebut dalam perbincangan itu bahwa 30% dari divestasi saham Freeport kepada Indonesia yang 9,3% sudah direalisasikan sisa 20% lagi yang harus dibagi rata kepada kedua petinggi Negara ini. Reza bilang begini: "Kalau gua, gua bakal ngomong ke Pak Luhut janganlah ambil 20%, ambillah 11% kasihlah Pak JK 9%. Harus adil, kalau enggak ribut". Entah rakyat bagaimana rakyat Indonesia memandang para petinggi di Negara nya ini sekarang. Seperti tiada yang bisa dipercaya penuh dalam memegang kekayaan Negara. Ini yang membuat bangsa ini tidak mau maju, jalan ditempat, bahkan mundur. Bukan serangan dari Negara luar, tapi serang dari orang-orang busuk yang ada didalam pemerintahannya sendiri.

Jadi ini wajah asli dari orang yang katanya Dewan Perwakilan Rakyat ini? Sosok yang bersumpah mensejahterakan rakyat. Dan sosok yang dipercaya rakyat dalam mengapresiasikan jeritan rakyat.  

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun