Mohon tunggu...
vivi anggraeningsih
vivi anggraeningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Rawa Hilang, Banjir Datang? Dampak Menutup Rawa Menjadi Permukiman

31 Oktober 2024   14:30 Diperbarui: 31 Oktober 2024   14:32 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir, suatu fenomena yang sudah tak asing lagi. Banjir adalah suatu peristiwa meluapnya air ke daratan yang biasanya kering. Banjir terjadi karena volume air yang ada melebihi daya tampung dalam saluran air atau wilayah resapan. Banjir memiliki berbagai dampak negatif, termasuk merusak infrastruktur, mengancam keselamatan manusia, mengganggu aktivitas sehari-hari, serta menyebabkan kerugian ekonomi dan lingkungan.

Mengapa suatu wilayah dapat terkena banjir? Penyebab suatu daerah terkena banjir adalah pengalihan lahan rawa menjadi permukiman. Penutupan lahan rawa-rawa ini sering dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lahan di wilayah perkotaan yang semakin padat. Namun, langkah ini justru membawa dampak buruk bagi lingkungan sekitar. Rawa-rawa berfungsi sebagai kawasan resapan air yang sangat penting, membantu mengendalikan banjir, menyimpan keanekaragaman hayati, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Ketika rawa ditutup dan diubah menjadi lahan permukiman, kapasitas resapan air menurun secara drastis, yang dapat meningkatkan risiko banjir dan merusak ekosistem alam serta sistem dan pemeliharaan drainase yang kurang diperhatikan menjadikan volume air lebih tak terkontrol dan dapat menyebabkan banjir parah yang sangat merugikan.

Salah satu solusi untuk permasalahan ini adalah dengan mengembangkan kebijakan tata ruang yang lebih berkelanjutan dan memperketat peraturan terkait alih fungsi lahan. Pemerintah sebaiknya tidak hanya fokus pada pengembangan wilayah, tetapi juga pada upaya melindungi lahan-lahan penting seperti rawa, lahan basah lainnya. Kebijakan zonasi yang tegas, seperti melindungi kawasan rawa dari alih fungsi yang tidak sesuai, sangat penting untuk diterapkan. 

Kemudian, untuk memenuhi kebutuhan lahan yang semakin banyak, pemerintah bisa mendorong pembangunan vertikal, seperti apartemen dan kompleks hunian bertingkat, yang lebih ramah lahan dibandingkan pembangunan horizontal. Pembangunan permukiman baru sebaiknya diarahkan ke wilayah yang tidak mengganggu kawasan resapan air atau lahan rawa. Edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya fungsi ekologis rawa juga perlu ditingkatkan agar ada kesadaran bersama untuk menjaga lingkungan sekitar.

Dengan mempertahankan rawa dan mengatur tata ruang wilayah, serta menjaga keseimbangan ekosistem sekitar, kita dapat mengurangi risiko bencana seperti banjir dan untuk memastikan lingkungan kedepannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun