Salah satu kakak saya adalah penggemar Rahmat kartolo.Seorang penyayi yang gayanya lumayan sedikit nyentrik di jamannya.Karena kesukaan kakak saya kepada rahmat kartolo membuat saya dengan sangat terpaksa mendengar lagunya rahmat kartolo.Dan yang paling saya ingat adalah'PATAH HATIKU JADINYA
Suatu hari pas saya pulang sekolah saya berharap bisa minum segelas air kendi tanah yang rasanya segar sekali,tapi apa di nyana,begitu saya masuk ke rumah saya tetap mendengar lagu rahmat kartolo.Suara rahmat kartolo tidak berubah,tapi suara kakak saya yang sangat berubah.Dia menyanyi dengan bercucuran air mata serta wajah yang kusut abis,dan saya sebagai adik yang baik hati,suka menolong dan rajin membantu bertanya kenapa dan apa yang terjadi,kakak saya menjawab dengan isak tangis yang maha dahsyat "AKU DI PUTUS KARO PACARKU..MASA PACARANKU WES RAMPUNG.."Â (aku di putus sama pacarku..masa pacaranku sudah berakhir..)lagu rahmat kartolopun berkumandang di sertai suara tangisan yang teramat memilukan dan sangat fals.Itulah kisah jaman kakakku dengan patah hatinya.
Nah kalau pengalaman patah hatiku berbeda lagi,saya pas di putus oleh pacar saya tidak pakai ritual nyanyi lagunya rahmat kartolo,tapi yang saya lakukan saat saya di putusin oleh pacar saya,saya akan diam di kamar mengambil pen dan kertas,mencoret coret tidak jelas di atas kertas dan tidak ketinggalan air mata banjir membasahi bantal,tidak doyan makan dan jajan,pokoknya kamar menjadi tempat yang paling oke untuk melampiaskan kegalauan karena di putus oleh pacar.
Kalau kita liahat jaman sekarang saat ada yang di putusin sama pacarnya mereka memperlihatkan rasa patah hatinya lain lagi.Anak abg sekarang kalau patah hati tidak lagi menyanyi,tapi mereka akan segera menulis status rasa patah hatinya.BIsa di status fb,di status bb
Itulah kira-kira situasi patah hati jaman dulu dan jaman sekarang,kalau menurut saya patah hati yang terbaik dan termanis adalah cara di jaman saya,masuk kamar,corat coret,menangis,tidak doyan makan dan silent tidak mengganggu dan merugikan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H