Mohon tunggu...
Isma Savitri
Isma Savitri Mohon Tunggu... profesional -

bachelor degree japanese literature padjadjaran university, freelance writer and reporter, and cultural division staff of The Japan Foundation Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Baca Komik, Nonton Anime, Kemudian Dibayar

27 Oktober 2012   17:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:19 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seandainya kita dibayar untuk setiap komik dan anime yang kita baca/tonton, pasti rasanya bahagia sekali. Ibarat perkerjaan impian yang tidak perlu susah payah memeras otak dan berpendidikan tinggi, pekerjaan seperti ini sudah pasti jadi incaran para otaku di seluruh dunia. Mendapatkan pekerjaan seperti ini kelihatannya susah, ya, ibarat perumpamaan "one in a million". Tidak banyak orang yang benar-benar dibayar untuk menjadi otaku. Tapi bukan berarti tidak ada, kan. Saya buktinya. [caption id="attachment_206251" align="alignnone" width="300" caption="Bersama cosplayer di event AFA ID 2012"][/caption] Pekerjaan saya sehari-hari di kantor ya online, baca komik atau manga scan, nonton berbagai macam anime sampai tamat, baca majalah anime, manga, dan musik Jepang, bahkan meliput konser-konser artis Jepang yang belakangan ini sedang marak di Jakarta. Dan di akhir bulan saya pun digaji. Saya pun seperti bermimpi, bisa melakukan pekerjaan seperti ini apalagi saya sudah menjadi otaku sejak duduk di bangku SMP. Tapi segala sesuatu itu tidak mungkin hanya ada enaknya saja. Memang baca komik, nonton anime, datang ke konser itu enak, tapi setelah semua kegiatan di atas saya jalani, yang perlu saya lakukan setelahnya adalah: Menuangkan segala apa yang telah saya baca/lihat ke dalam sebuah artikel. Ya, saya editor di sebuah majalah seputar anime manga dan kebudayaan Jepang. Untuk setiap judul anime/manga yang dibahas di majalah, saya dan editor lainnya perlu membaca/menonton dan melakukan sedikit riset untuk kemudian membuatnya menjadi artikel. Terkadang, kami harus menerjemahkan data-data dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia untuk melengkapi artikel tersebut. Riset dan kegiatan penerjemahan ini dilakukan agar kami bisa memberikan informasi terbaik dan terakurat mungkin kepada para pembaca setia majalah kami. Rasanya menyenangkan, mengerjakan sesuatu yang merupakan hobi sekaligus membantu sesama pecinta manga/anime di Indonesia untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai anime/manga yang sedang marak di Jepang. Kalau dilihat kan, semakin hari komunitas pecinta anime/manga dan kebudayaan Jepang di Indonesia semakin meningkat. Apalagi sekarang sedang ramai JKT48, idol group yang sifatnya "Jepang banget" seperti sister mereka di Jepang, AKB48. [caption id="attachment_206250" align="alignnone" width="300" caption="sudut meja kerja, banyak komik, vcd, dll. kebetulan kantor habis cuci gudang"]

1351359699923284358
1351359699923284358
[/caption] Selain menulis artikel, saya dan rekan editor lainnya juga meliput acara konser atau acara kebudayaan Jepang, mengadakan event-event cosplay, bazaar, dan sebagainya. Baca komik dan menonton anime memang asik dan seru, tapi buat saya lebih seru lagi menjalani pekerjaan yang sesuai dengan hobi seperti ini. Saya jadi merasa sangat beruntung, hehehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun