Penyebaran informasi merupakan contoh dari praktik dari jurnalisme masa kini. Jurnalisme memiliki definisi yaitu kegiatan yang berhubungan dengan proses mencari, mengolah, dan menyiarkan informasi kepada khalayak dan disebarkan melalui media massa (Nurudin, Â 2009).Â
Informasi dengan sangat mudah disebarluaskan sehingga khalayak cenderung mudah terpengaruh oleh informasi tersebut. Perlu adanya pemikiran objektif dari khalayak terkait dengan informasi yang sangat mudahnya tersebar.
Kemudahan penyebaran informasi pun sering disalahgunakan. Seringkali informasi disebarluaskan tanpa adanya check dari pihak berwenang dan ketika masyarakat menerima informasi kemudian dibagikan kepada orang yang dikenalnya supaya mengetahui tentang informasi yang didapatkannya.
Ketika menerima sebuah infromasi perlu adanya crosscheck terkait informasi tersebut supaya tidak menimbulkan berita bohong (HOAX).
HOAX ini memiliki tujuan untuk membuat takut para pembaca. Dalam jurnal "Analisis Penyebaran Berita HOAX di Indonesia", sebanyak 62,1% penyebaran HOAX melalui teks. Hal ini menunjukkan penyebaran HOAX melalui teks sering dilakukan karena masyarakat cenderung akan membaca informasi kemudian menyebarluaskan informasi tersebut. Penyebaran HOAX pasca gempa Palu merupakan salah satu contoh dari isu dinamika jurnalisme multimedia.
Isu di Indonesia
- Akan terjadi gempa susulan yang lebih besar yakni berkekuatan 8,1SR (Scala Ritcher) dan akan terjadi tsunami susulan yang menerjang kota Palu dan sekitarnya
- Gempa dan tsunami dahsyat yang akan menimpa Pulau Jawa.
- Gempa yang perlu diwaspadai di Pulau Sumbawa.
- Jasad korban gempa di Kota Palu dan Donggala.
- Meninggalnya Wali Kota Palu.
Penyebaran berita HOAX ini membuat para masyarakat menjadi takut, Â dan berpikir negatif tentang gempa dan tsunami di Palu