Bicara soal pengaturan diri, mau tidak mau harus juga bicara soal penggunaan waktu. Berat, karena sejujurnya inilah bagian dari disiplin diri yang paling sulit diterapkan. Saya tahu, betapa seringnya saya menunda pekerjaan untuk sesuatu yang lebih tidak penting. Ini masalah prioritas, dan juga soal target yang ingin dicapat. Selama tidak ada target, seseorang akan hidup dengan santai, dan tentunya menjadi tidak perduli dengan pengaturan waktunya. Lha kalau semuanya fine fine saja, kenapa harus pusing menjadi seseorang yang well planned? pasti itu yang muncul di pikiran.
Padahal kalau mau lihat dari sudut kesehatan, keumuman mereka yang berumur panjang adalah mereka yang dapat mengelola waktunya dengan baik, mereka yang waktu makannya teratur, makanannya diatur, olahraganya teratur, waktu kerjanya diatur, tidurnya teratur. Menjadi sehat, ini ‘kan bisa dijadikan target jangka panjang. Memangnya ada gitu orang yang sehat tanpa pengaturan waktu yang baik? Orang yang pola hidupnya tidak karuan pasti kesehatannya juga morat marit, itu sih konsekuensi logis. Maka mengatur waktu itu sesungguhnya menjadi kebutuhan keseharian.
Masalahnya, mendisiplinkan diri untuk patuh pada pengaturan waktu itu bukan hal yang mudah. Selalu banyak kendala yang kemudian dijadikan alasan untuk melanggar pengaturan waktu yang sudah direncanakan, “Atuda sibuk”, “Atuda tadi harus nganter anak”, “Atuda bangun kesiangan”, dan sejuta atuda lainnya (teman saya, Nancy, menyebut ini sebagai teori “atuda”, satu kata bahasa Sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti “soalnya...” atau “habis
nya...”). Yaaah, namanya juga manusia, selalu mencari-cari alasan untuk tidak melakukan tugas dan kewajiban, dan lebih senang bermalas-malasan.
Baiknya, sebelum mulai mengatur jadwal, telusuri dulu si pencuri waktu, perhatikan dengan seksama selama satu minggu, apa sih yang seringkali mengalihkan perhatian kita dari hal-hal penting yang harus dikerjakan? Tolong ya, diharapkan dengan sangat untuk bersikap jujur dalam hal ini.
Maka di akhir minggu Anda akan temukan bahwa waktu Anda sungguh banyak tersita di depan televisi atau di “arena” jejaring sosial di internet, atau chatting, ahhhahaha. Betul ‘kan?
Diakui sajalah. Mengaku itu lebih baik kok daripada ngeyel mengatakan bahwa Anda tidak seperti itu, bikin tidur nggak nyaman karena membohongi diri sendiri, heu.
Selama kita belum menemukan si pencuri waktu dan mengakuinya dengan jujur, jangan berharap bisa melangkah lebih jauh untuk pengaturan waktu yang lebih baik...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H