Mohon tunggu...
Viva Mega Millensia
Viva Mega Millensia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Muslimah yang Sederhana dan Puitis kadang Kritis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ada Unej Mengajar, Ada Pula KKN Mengajar Inovasi Mahasiswa KKN Tematik MBKM UMD Periode II di Desa Arjasa, Kabupaten Jember

30 Oktober 2022   08:00 Diperbarui: 30 Oktober 2022   08:06 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

        

                                                                                        

        Pendidikan adalah pondasi awal menata masa depan bangsa dimana anak-anak mulai usia dini hingga dewasa bahkan tua menimba ilmu baik di bangku formal maupun informal kependidikan. Apabila suatu negara memiliki pendidikan yang baik maka baik pula kehidupan berbangsa dan bernegara di negara tersebut sebab negara dijamin dengan anak-anak yang berkualitas baik secara intelejensi serta mental spiritual. Penopang pilar kesejahteraan juga diukur dari tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang sebab mereka akan lebih diterima di dalam dunia kerja apabila mereka mampu menyesuaikan diri serta ditunjang dengan gelar dan ijazah akademik mereka. Pendidikan bukan hal sepele yang diremehkan begitu saja meskipun kata-kata "PENDIDIKAN" terkesan sederhana ada makna mendalam dibalik nama tersebut. Pendidikan adalah sebuah aset yang harus dijaga dan ditingkat secara berkala demi kemajuan peradaban suatu negara dimana stabilitas baik ekonomi, sosial politik serta pembangunan nasional dapat diraih maksimal dan kehidupan berbangsa menjadi terarah dan menunjukan grafik naik atau peningkatan. Setiap jenjang pendidikan memiliki peran tersendiri dalam menciptakan sebuah karakter seseorang utamanya kepribadian dan sikap misalnya, pendidikan dasar untuk usia anak-anak berperan dalam peletakan pondasi keilmuan anak untuk mampu bersaing dan mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya yakni, menengah pertama, menengah atas, serta pendidikan tinggi. Nah, disini peran mahasiswa sangat diperlukan dalam pendidikan tinggi yang dikemas dalam mata kuliah akhir yaitu, Kuliah Kerja Nyata atau biasa disebut KKN dalam membangun pendidikan anak-anak desa di daerah tempat mereka melaksanakan program KKN tersebut.

  

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri

Kegiatan KKN kali ini agak berbeda dimana tiga perwakilan mahasiswa mengadakan suatu agenda program kerja yang disebut "mengajar bocil kematian" begitulah kiranya penyebutan salah satu proker KKN yang sedikit aneh kedengarannya. Agenda ini dilaksanakan biasanya setelah maghrib di depan teras Posko KKN Tematik dengan jadwal opsional bila ada yang membutuhkan bantuan mahasiswa KKN. Ada salah satu anak dari warga desa Arjasa yang sering meminta bantuan mahasiswa KKN untuk mengajari pekerjaan rumah dan tugas lain yang diberikan gurunya waktu jam pelajaran sekolah. Anak/siswa tersebut bernama Fadil, dia adalah anak dari pasangan Bapak Firman dan Bu Firman pemilik warung di depan Balai Desa Arjasa yang biasa aku jadikan tempat makan dan nongkrong melepas penat bersama kawan-kawan KKN lain serta tempata ngopi plus makan gorengan bersama warga sekitar. Fadil, nama akrab yang disematkan teman-teman sepermainannya, dia anak yang lucu, kuat dan menggemaskan. Fadil merupakan siswa sekolah dasar di SDN 2 Arjasa, Kabupaten Jember dimana setiap hari ayah atau kakaknya selalu mengantar dia berangkat sekolah dengan sepeda motor. Setiap sore Fadil memanggil kami mahasiswa yang berfokus pada pekerjaan mengajari dan membimbing anak-anak terutama dalam pekerjaan rumah atau PR untuk mengajari menjawab soal-soal PR pada buku tematik mereka dimana didalam buku tersebut ada lebih dari dua mata pelajaran. Mata pelajaran matematika adalah pelajaran yang sering dikerjakan oleh Fadil bersama saya selain itu, bahasa indonesia juga terdapat PR untuk dikerjakan Fadil. Fadil memang anak yang ceria dan cukup aktif namun pada dasarnya, siswa kelas tiga sekolah dasar tersebut kurang cakap dalam membaca apalagi menulis kalimat. Akhirnya, saya berinisiatif mengajari dia membaca dan menulis agar lancar dan tidak mengganggu kegiatan belajar mengajarnya di sekolah serta agar Fadil mampu meraih prestasi di kelas bahkan sekolahnya. Program kerja KKN ini diharapkan mampu menunjang kemampuan akademis siswa sekolah utamanya sekolah dasar namun di luar hal itu, saya selaku mahasiswa KKN berkesempatan mengajari beberapa ibu-ibu di sebuah komunitas warga Arjasa pada acara slametan 40 hari kepergian orang tua salah seorang warga di Dusun Salak yang merupakan saudara dari Bu Firman. Acara slametan tersebut diselenggarakan sesudah maghrib dimana saya salah seorang yang diundang oleh Bu Firman untuk hadir dalam slametan sekaligus perwakilan mahasiswa KKN Tematik UMD Periode II serta membangun silaturahmi dan kedekatan agar semakin dikenal dan akrab dengan warga sekitar Arjasa. Ternyata ada sebagian ibu-ibu Arjasa yang tidak bisa membaca, menulis bahkan berhitung, hal itu disebabkan mereka tidak lulus sekolah dasar disebabkan pernikahan dini dimana kejadian tersebut sangat disayangkan oleh saya. Jika seorang ibu tidak pandai hal-hal sederhana seperti menulis, membaca bahkan berhitung lalu bagaimana dia mampu mengajari dan membimbing anak-anaknya dalam menjalani bangku sekolah ? atau dalam istilahnya ibu anak-anak tersebut tidak berpendidikan bagaimana menciptakan generasi yang berkualitas untuk Indonesia ? sehingga saya juga memiliki inisiatif untuk mengajari ibu-ibu yang disana memulai belajar dari hal sederhana seperti membaca dan saya perkenalkan mereka pada berhitung dan menulis. Ibu-ibu tersebut sangat antusias dengan ajaran yang saya berikan kemudian untuk penyegaran mereka saya ajak kuis sederhana tentang matematika dimana yang kalah atau tiak mendapatkan poin akan kena hukuman ringan seperti dicubit, diolesi tepung atau yang lain. Kemampuan mahasiswa KKN dalam bidang akademik sangat dibutuhkan dalam pemenuhan target luaran nilai sekolah anak didik yang mereka ajari. Saya menggunakan metode pendekatan dan diskusi ringan dan santai untuk menumbuhkan kesan belajar itu menyenangkan dan bermanfaat bagi pendidikan berkelanjutan. Saya benar-benar mendapatkan pengalaman luar biasa bersama adik-adik dan ibu-ibu Desa Arjasa mengenai tugas yang saya emban selaku mahasiswa KKN selama kurang lebih satu bulan disana.

dokpri
dokpri

               Pentingnya pembelajaran di luar jam sekolah atau dinamakan pendalaman materi atau pembelajaran tambahan baik berupa les atau bimbingan belajar secara privat maupun kelompok ditambah hari ini padatnya kegiatan belajar mengajar dan tugas rumah yang harus dikerjakan demi memenuhi capaian pembelajaran. Tidak ada anak sekolah yang ingin nilai hasil pekerjaannya buruk pasti ingin bagus bahkan sempurna yakni seratus namun untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya, tekad serta pengorbanan. Pendidikan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun