Mohon tunggu...
Vitry Andini
Vitry Andini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Terus belajar Hal baru...

Seorang Ibu Rumah Tangga dengan segala rutinitasnya, Kategori Emak doyan traveling, membaca dan sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Anakku Berbeda?

3 Agustus 2019   14:53 Diperbarui: 3 Agustus 2019   15:09 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


 

Selamat Siang, bunda!

Anak adalah dambaan  setiap pasangan yang telah menikah. Memiliki keturunan yang sehat, lucu, cantik, tampan tentu itu harapannya. Pasti tidak ada orang tua yang bercita-cita diberi keturunan yang "special need", yang lain dari anak-anak yang lain. 

Seringkali kita lihat kenyataan di lingkungan sehari hari ada orang tua yang sengaja membuang anaknya di pinggir jalan karena si anak menderita penyakit tertentu. Ada juga berita tentang anak yang sengaja ditinggal oleh ibunya di klinik karena terlahir cacat. Fenomena ini membuat hati jadi miris ya, bunda? Disaat seorang bayi yang baru dilahirkan belum bisa apa-apa, hanya bisa menangis mengharapkan belaian kasih sayang seorang ibu,  justru sang ibu dengan sengaja meninggalkannya. 

Lalu, bagaimana jika diantara kita ada yang diberi anugerah anak "istimewa" seperti Autisme, Down syndrom, hiperaktif, ADHD, ataupun tuna grahita seperti retardasi mental?

Pada saat harapan orang tua begitu besar pada anak yang dilahirkan akan menjadi anak yang sehat, cerdas dan tumbuh normal, disaat itu pula orang tua dihadapkan pada kenyataan bahwa anaknya berbeda dengan anak lain. Lalu apa yang bunda lakukan bila terjadi kenyataan Seperti itu? 

Syok, sedih, kecewa atau marah? 

Lalu pada siapa mau marah? 

Pada Sang Pencipta? 

Apa dengan marah lalu  keadaan akan berubah? 

Tidak bukan?

Segala sesuatu yang Allah berikan baik itu kesenangan maupun kesedihan pada dasarnya untuk melihat seberapa kuat Iman kita untuk menerimanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun