Model pembelajaran merupakan cara/teknik yang digunakan pengajar dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Seperti yang sudah kita ketahui, model pembelajaran yang ada saat ini beraneka ragam. Sebut saja model pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) , Quantum Teaching, Cooperatif Learning, dan Active Learning.
Empat hari yang lalu menjelang maghrib, ada salah satu teman seperjuangan yang sekarang melanjutkan kuliah S2 sms ke saya. Intinya mau pinjam buku Belajar dan Pembelajaran yang digunakan sebagai bahan makalah. 1 jam kemudian setelah sholat Magrib saya cari buku itu karena sudah lama tak terpakai dan saya sendiri lupa menaruhnya di mana. 5 menit kemudian ketemu. Di tengah-tengah pencarian buku itu saya menemukan selembar kertas pelangi yang sudah lusuh. Saya buka, terdapat amplop yang tertempel di kertas tersebut dan bertuliskan “Amplop Bingung”. Setelah saya ingat-ingat, itu merupakan sarana dari model pembelajaran yang pernah saya pakai semasa PPL di salah satu Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tulungagung.
Jika kalian bayangkan, memang model ini tidak terdapat dalam salah satu pendekatan model pembelajaran di atas, karena model ini merupakan ide saya sendiri. Seingat saya, model ini saya gunakan di akhir menjelang penutupan PPL. Bukan tanpa alasan saya membuat sendiri model ini. Alasan pertama, melihat model-model yang sudah ada dan kebanyakan sudah digunakan oleh teman-teman yang juga PPL di tempat yang sama. Saya takut siswa akan bosan jika menggunakan model yang sama dengan yang digunakan teman-teman. Kedua, berhubung kegiatan PPL sudah akan berakhir dan dana ADPT (Anggaran Dari Orang Tua) yang sudah semakin menipis, saya mencoba memanfaatkan benda-benda yang masih tersisa dan hanya membeli beberapa saja.
Sebelumnya saya sempat tidak PD, takut kalau model buatan saya ini gagal dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai, yang otomatis juga mempengaruhi nilai PPL saya sendiri. Tetapi setelah saya terapkan di kelas. Peserta didik cukup aktif dan antusias dengan model saya ini. Mengapa saya menamai model ini amplop bingung? Kok tidak amplop pikun atau amplop amnesia sekalian? Dari pada kalian bertanya-tanya mending kalian baca langkah-langkah penerapan Model Pembelajaran Amplop Bingung ini, dan kalian dapat menjawabnya sendiri. Berikut ini saya sebutkan sekilas langkah-langkahnya:
- Guru membuka pelajaran.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru menyampaikan materi pelajaran dengan diselingi Tanya Jawab.
- Guru menyiapkan amplop yang ditempelkan dikertas pelangi, manila, atau karton dan menempelkannya di papan tulis supaya terlihat oleh seluruh siswa.
- Guru memasukkan soal ke dalam amplop tersebut. Sehingga amplop tersebut bingung, meminta arahan dan jawaban yang nantinya akan dijawab oleh siswa.
- Siswa maju ke depan untuk mengambil isi amplop secara bebas (Bebas memilih amplop yang mana) kemudian mengerjakan dan menjawabnya di depan teman-teman secara bergantian.
- Guru memberikan penguatan baik pada jawaban yang sudah tepat maupun yang kurang tepat.
- Guru bersama siswa memberikan kesimpulan.
Sekilas jika kalian membaca langkah-langkah model pembelajaran ini. Sepintas tidak se-WoOow yang kalian bayangkan ketiga membaca paragraf sebelum langkah-langkah. Tetapi hal semacam ini perlu kita lakukan sebagai variasi dalam proses pembelajaran supaya tidak terkesan monoton. Jika dikaitkan termasuk dalam pendekatan apakah model ini? Menurut saya termasuk dalam pendekatan Active Learning. Apa alasannya? Karena model ini akan membuat siswa aktif dalam menerima pelajaran dan berkompetisi dengan teman sekelasnya.
Ayow kembangkan kreatifitasmu sebagai seorang pengajar!!!!! untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang semakin maju
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H