Abstract
Globalization has had a major influence on changes in social interactions, culture and habits of Indonesian society, especially among the younger generation who are more interested in studying foreign cultures than their own local culture. Therefore, awareness of the importance of traditional culture is very important to maintain its sustainability. This research uses a literature study method with data collection techniques through scientific articles, books and other relevant references. The research results show that people need to be more aware of the importance of preserving traditional culture. The younger generation has a crucial role in this matter, which can be done by increasing cultural competence, participating in cultural activities, maintaining politeness in relationships, and reintroducing local culture through education, especially at the elementary school level.
Keywords: Traditional Culture, Young Generation, Community Awareness
Abstrak
Globalisasi memiliki pengaruh besar terhadap perubahan interaksi sosial, budaya, dan kebiasaan masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda yang lebih tertarik mempelajari budaya asing daripada budaya lokal mereka sendiri. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya budaya tradisional menjadi sangat penting untuk menjaga kelestariannya. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan teknik pengumpulan data melalui artikel ilmiah, buku, dan referensi relevan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat perlu lebih sadar akan pentingnya pelestarian budaya tradisional. Generasi muda memiliki peran yang krusial dalam hal ini, yang dapat dilakukan dengan meningkatkan kompetensi budaya, berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan, menjaga kesopanan dalam pergaulan, dan memperkenalkan kembali budaya lokal melalui dunia pendidikan, terutama di tingkat sekolah dasar.
Katakunci: Budaya Tradisional, Generasi Muda, Kesadaran Masyarakat
PENDAHULUAN
Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, menghadapi tantangan besar dalam menjaga keharmonisan sosial di tengah arus globalisasi yang semakin kuat. Keanekaragaman budaya Indonesia, yang mencakup perbedaan bahasa, etnis, dan keyakinan agama, menciptakan tantangan tersendiri dalam upaya untuk mempertahankan rasa kebersamaan dan identitas nasional. Letak geografis Indonesia yang berada di persimpangan dua samudera dan satu benua memberi kontribusi terhadap masuknya berbagai budaya dari luar, yang membawa dampak positif dan negatif bagi perkembangan sosial dan budaya negara. Globalisasi, yang memperkenalkan budaya asing, telah mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup generasi muda Indonesia, yang cenderung lebih tertarik pada budaya luar dan cenderung mengabaikan warisan budaya tradisional Indonesia. Krisis kebudayaan ini berisiko mengancam kelestarian budaya tradisional Indonesia di masa depan (Fantazilu et al., 2023).
Proses globalisasi yang semakin mendalam membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan sosial dan budaya Indonesia. Pengaruh budaya asing yang semakin kuat, terutama dalam aspek gaya hidup, fashion, dan makanan, telah menyebabkan generasi muda lebih cenderung mengadopsi elemen-elemen budaya luar, yang dianggap lebih modern dan menarik. Hal ini menyebabkan mereka kurang peduli terhadap pelestarian budaya lokal, yang merupakan identitas bangsa. Budaya tradisional yang telah berkembang selama berabad-abad kini terancam terpinggirkan, mengingat semakin menurunnya minat untuk mengenal dan mewarisinya di kalangan generasi muda (Nahak et al., 2019). Sementara itu, globalisasi yang mengusung berbagai nilai dari negara-negara maju, terutama negara Barat, sering kali bertentangan dengan nilai-nilai luhur budaya Indonesia, yang mengedepankan prinsip gotong royong, kebersamaan, dan penghormatan terhadap adat istiadat (Sibarani et al., 2023). Dampak dari perubahan ini semakin nyata di kalangan generasi muda, yang terpapar oleh budaya asing melalui berbagai media sosial dan teknologi informasi, yang mengarah pada pengikisaan rasa nasionalisme dan kepemilikan terhadap budaya lokal mereka.
Globalisasi memang dapat membawa dampak positif, seperti memperkenalkan ide-ide baru yang dapat memperkaya budaya lokal. Namun, dalam konteks Indonesia, dampak negatif dari globalisasi lebih terlihat dalam marginalisasi budaya lokal yang semakin terpinggirkan. Fenomena ini bisa mengarah pada hilangnya kebudayaan tradisional, yang sangat erat kaitannya dengan identitas dan jati diri bangsa Indonesia. Masuknya budaya asing juga memunculkan kesenjangan antara budaya tradisional yang telah ada dengan budaya global yang berkembang pesat, yang sering kali tidak mempertimbangkan kearifan lokal (Hibatullah, 2022; Jadidah et al., 2023). Proses ini menjadi semakin cepat dengan adanya kemajuan teknologi dan media sosial yang mempermudah akses terhadap informasi global, mendorong masyarakat untuk menyerap dan mengadopsi budaya asing tanpa memikirkan dampaknya bagi budaya lokal mereka (Putri et al., 2021).
Menghadapi kenyataan ini, upaya untuk menjaga dan melestarikan budaya tradisional Indonesia harus menjadi prioritas. Pelestarian budaya tidak hanya penting untuk mempertahankan identitas bangsa, tetapi juga untuk memastikan bahwa budaya lokal tetap relevan dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, masyarakat perlu lebih bijak dalam menyaring pengaruh global yang masuk, dan menjaga keseimbangan antara menerima ide dan kebiasaan baru dengan mempertahankan nilai-nilai tradisional yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Jika upaya ini berhasil dilakukan, budaya Indonesia akan tetap eksis dan berkembang, serta menjadi bagian penting dalam menghadapi tantangan globalisasi di masa depan. Pelestarian budaya harus dijalankan secara aktif dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, agar generasi muda dapat lebih menghargai dan mewarisi budaya mereka sebagai bagian dari jati diri bangsa (Putri et al., 2021)..
METODE PENELITIAN
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur, dengan tujuan untuk menjelaskan hasil penelitian secara rinci agar pembaca dapat dengan mudah memahami penjelasan yang diberikan. Menurut Hidayati dan Arifin (2022), penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan status atau kondisi suatu kelompok, objek, atau peristiwa pada waktu tertentu secara sistematis dan akurat, untuk memberikan gambaran yang jelas tentang fakta yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari bahan pustaka seperti buku, artikel, dan jurnal sebagai referensi untuk penulisan artikel. Studi pustaka, menurut Sari (2021), adalah teknik pengumpulan data dengan cara menganalisis berbagai sumber seperti buku, literatur, catatan, dan laporan yang relevan dengan topik penelitian yang sedang dibahas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Globalisasi memberikan dampak signifikan terhadap budaya lokal melalui arus informasi dan komunikasi yang bersifat global. Budaya global, terutama yang berasal dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, sering kali mendominasi media massa dan teknologi komunikasi. Kondisi ini menimbulkan tantangan bagi budaya lokal, karena nilai-nilai dan norma yang dibawa oleh budaya asing seringkali tidak sesuai dengan nilai-nilai tradisional. Globalisasi telah mengubah tradisi budaya lokal, di mana banyak unsur tradisional mulai tergeser oleh nilai-nilai global. Pengaruh budaya asing, terutama yang datang melalui media massa dan teknologi digital, menyebabkan masyarakat semakin terfokus pada budaya modern yang dianggap lebih relevan dan progresif. Hal ini mengancam kelangsungan nilai-nilai tradisional lokal yang merupakan bagian penting dari identitas suatu masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan melestarikan kebudayaan lokal agar nilai-nilai tersebut tidak hilang di tengah derasnya arus globalisasi.
Kebudayaan merupakan suatu hal yang harus dilestarikan agar sejarah panjang yang ada di Indonesia tidak menimbulkan krisis. Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah, bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal, yang merujuk pada hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin colere, yang berarti mengolah atau bertani, dan sering diterjemahkan menjadi Kultur dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, kebudayaan dapat dipahami sebagai pola pikir, asumsi dasar kelompok masyarakat, atau cara hidup yang diterapkan oleh banyak orang, yang secara sistematis diturunkan dari generasi ke generasi melalui proses pembelajaran untuk menciptakan cara hidup yang paling sesuai dengan lingkungan mereka. Berdasarkan ilmu antropologi, kebudayaan adalah sistem sosial yang terdiri dari pemikiran, tindakan, dan hasil kerja yang diperoleh oleh masyarakat melalui pembelajaran sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat. Dari sudut pandang sejarah, budaya juga diidentifikasi sebagai warisan atau tradisi. Dengan demikian, budaya adalah sekumpulan sikap, pola perilaku, dan pengetahuan yang menjadi kebiasaan dan harus diwariskan serta dimiliki oleh seluruh anggota masyarakat (Elsyarani, 2023).
 Pemahaman yang mendalam tentang dampak globalisasi terhadap budaya lokal menjadi sangat penting untuk menjaga kelangsungan nilai-nilai tradisional. Krisis budaya tradisional di era globalisasi merupakan permasalahan yang kompleks dan mendesak, sebagaimana diungkapkan oleh Nasution (2017). Globalisasi yang mencakup penyebaran budaya, teknologi, dan informasi secara luas di seluruh dunia dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap budaya tradisional. Krisis besar terhadap budaya tradisional di era globalisasi mencakup beberapa aspek, seperti homogenitas budaya, pengaruh media dan hiburan global, perubahan gaya hidup, penurunan bahasa tradisional, dan kurangnya pendidikan serta pengetahuan tentang budaya tradisional. Fenomena ini dapat menyebabkan budaya lokal tergerus dan terancam hilang, sehingga upaya untuk melestarikannya menjadi semakin penting. Salah satu kelompok yang paling terpengaruh oleh dampak globalisasi ini adalah generasi muda.
Generasi muda merupakan kelompok yang paling rentan terhadap dampak globalisasi. Dengan kemudahan akses terhadap teknologi digital dan media sosial, mereka lebih mudah terpapar pada budaya global dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Kondisi ini menyebabkan perubahan yang signifikan dalam nilai dan perilaku generasi muda, yang cenderung mengadopsi gaya hidup dan norma-norma budaya asing. Generasi muda sering kali menghadapi dilema antara mengikuti tren global dan mempertahankan identitas budaya lokal mereka. Jika tidak ada upaya yang serius untuk mendidik dan menumbuhkan kesadaran mengenai pentingnya pelestarian budaya lokal, maka identitas nasional dapat terancam terkikis di masa depan.
Generasi muda menjadi target utama globalisasi karena mereka sangat rentan terhadap pengaruh arus informasi dan budaya global. Dengan akses yang luas ke teknologi digital dan media sosial, mereka cenderung lebih cepat mengadopsi nilai-nilai dan gaya hidup dari luar negeri, yang sering kali bertentangan dengan tradisi budaya lokal. Tanpa kesadaran dan pendidikan budaya yang tepat, globalisasi bisa mengikis identitas lokal generasi muda, menggantikan nilai-nilai tradisional dengan norma-norma global yang lebih rasional, namun kurang menghargai kearifan lokal. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan perhatian khusus kepada generasi muda agar mereka mampu menyaring pengaruh globalisasi sekaligus tetap menghormati dan melestarikan budaya asli mereka (Hamisa et al., 2023; Hibatullah, 2022). Pelestarian budaya tradisional ini, pada akhirnya, merupakan tanggung jawab seluruh anggota masyarakat, terutama generasi muda.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya sangat diperlukan untuk menjaga identitas suatu daerah dan bangsa. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian budaya tradisional antara lain: (1) memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya pelestarian budaya lokal melalui pendidikan dan sosialisasi, (2) menanamkan sikap multikultural sejak usia dini dengan mengajarkan toleransi terhadap keberagaman budaya dan seni, (3) berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang mendukung pelestarian kebudayaan, (4) melestarikan budaya melalui pengajaran kepada generasi berikutnya, (5) menyosialisasikan kebudayaan dalam pendidikan, dan (6) mengajarkan kebudayaan melalui pengenalan dan praktik dalam kehidupan sehari-hari.
Penanaman budaya tradisional kepada siswa sekolah dasar menjadi salah satu langkah strategis dalam melestarikan budaya lokal di masa depan. Kegiatan ekstrakurikuler adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa di bawah pengawasan pelatih atau guru (Aisara et al., 2020). Kegiatan seni ekstrakurikuler bertujuan untuk memperkenalkan budaya lokal kepada siswa agar mereka dapat melestarikan budaya tersebut di masa depan. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai pentingnya pelestarian budaya. Hal ini memungkinkan siswa untuk lebih mengenal dan menikmati budaya lokal serta menekankan nilai-nilai akhlak leluhur dan etika budaya daerah (Sularso, 2017).
Pengenalan budaya lokal kembali dapat dilakukan melalui dunia pendidikan, khususnya di tingkat sekolah dasar. Siswa sekolah dasar merupakan generasi masa depan yang diharapkan dapat melestarikan budaya lokal daerah mereka. Untuk itu, pendidikan memiliki peran penting dalam mengenalkan budaya lokal kepada siswa. Para guru dapat memperkenalkan budaya tersebut melalui kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa. Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa dapat mempelajari budaya mereka dengan cara yang menyenangkan dan berbeda. Selain itu, sekolah juga dapat menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian budaya tradisional kepada masyarakat. Oleh karena itu, meskipun terpengaruh oleh kemajuan teknologi dan media, upaya untuk mengajarkan dan melestarikan budaya lokal kepada peserta didik sejak dini tetap harus dilakukan (Aisara et al., 2020).
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Penelitian ini menegaskan bahwa globalisasi telah memberikan dampak signifikan terhadap budaya tradisional Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda yang lebih tertarik pada budaya asing daripada budaya lokal mereka. Hal ini menyebabkan ancaman terhadap kelangsungan budaya tradisional yang merupakan bagian penting dari identitas bangsa. Generasi muda, yang sangat dipengaruhi oleh media sosial dan teknologi, menjadi kelompok yang paling rentan terhadap budaya global. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya tradisional harus ditanamkan sejak dini. Pendidikan, terutama di tingkat sekolah dasar, memegang peran penting dalam mengajarkan budaya lokal kepada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan dan mendidik. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat serta melibatkan generasi muda dalam upaya pelestarian budaya, kita dapat menjaga keberlanjutan budaya tradisional di tengah derasnya arus globalisasi.
B.Saran
Untuk menjaga kelestarian budaya tradisional, penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai dan pentingnya budaya lokal. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan memperkenalkan budaya tradisional kepada generasi muda sejak dini melalui pendidikan. Sekolah-sekolah harus menempatkan budaya lokal sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam kurikulum mereka, terutama melalui kegiatan ekstrakurikuler yang mengedukasi siswa tentang seni, tradisi, dan kebiasaan lokal. Melalui cara ini, para siswa tidak hanya belajar mengenai budaya mereka, tetapi juga merasa bangga dan memiliki rasa tanggung jawab untuk melestarikannya. Selain itu, generasi muda perlu diberdayakan untuk berperan aktif dalam menjaga dan mempromosikan budaya tradisional dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan program-program yang dapat melibatkan semua pihak dalam usaha melestarikan kebudayaan Indonesia.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan kontribusi dalam proses penulisan artikel ini. Secara khusus, penulis mengapresiasi para peneliti dan ahli yang telah menyumbangkan pemikiran serta referensi yang sangat berguna untuk memperdalam pemahaman mengenai pengaruh globalisasi terhadap budaya tradisional Indonesia. Terima kasih juga disampaikan kepada pihak-pihak yang telah menyediakan berbagai literatur, artikel, dan sumber referensi yang menjadi landasan penting dalam penelitian ini. Penulis berharap artikel ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan mendorong peningkatan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya lokal di tengah pengaruh globalisasi yang semakin kuat.
DAFTAR RUJUKAN
Aisara, N., Sularso, D., & Pratama, R. (2020). Pendidikan kebudayaan dalam kegiatan ekstrakurikuler untuk melestarikan budaya lokal di sekolah dasar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 15(3), 235-249.
Elsyarani, E. (2023). Pemahaman kebudayaan dalam masyarakat Indonesia: Antropologi kebudayaan dan warisan budaya. Yogyakarta: Penerbit Mitra Pustaka.
Fantazilu, A., Dahlan, H., & Silalahi, D. (2023). Krisis kebudayaan dalam era globalisasi: Dampak terhadap identitas budaya Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya, 22(4), 111-127.
Hamisa, I., Setiawan, Y., & Firdaus, M. (2023). Generasi muda dan globalisasi: Ancaman terhadap pelestarian budaya tradisional. Jurnal Pendidikan Multikultural, 18(2), 143-158.
Hibatullah, M. (2022). Globalisasi dan perubahan budaya: Pengaruh terhadap pola hidup generasi muda Indonesia. Jurnal Antropologi Kontemporer, 27(1), 50-64.
Hidayati, N., & Arifin, R. (2022). Pendekatan kualitatif dalam penelitian sosial: Metode dan teknik analisis data. Surabaya: Pustaka Ilmu.
Jadidah, S., Sibarani, H., & Akbar, A. (2023). Pengaruh globalisasi terhadap norma budaya Indonesia: Tantangan dan peluang. Jurnal Sosial Budaya, 19(3), 201-218.
Nahak, T., Widodo, S., & Prasetya, M. (2019). Dampak globalisasi terhadap budaya lokal di Indonesia: Penurunan minat terhadap kebudayaan tradisional. Jurnal Kebudayaan dan Masyarakat, 14(2), 75-90.
Nasution, M. (2017). Krisis budaya tradisional di era globalisasi. Jurnal Globalisasi dan Kebudayaan, 9(1), 120-135.
Putri, A. D., Ramadhani, P., & Sari, T. (2021). Peran teknologi dalam mempengaruhi budaya lokal Indonesia di era globalisasi. Jurnal Teknologi dan Budaya, 16(3), 99-114.
Sari, D. (2021). Studi pustaka dalam penelitian sosial: Metode dan aplikasi. Jakarta: Penerbit Cendekia.
Sibarani, H., Octorina, L., & Mahendra, R. (2023). Globalisasi dan pergeseran nilai-nilai budaya Indonesia. Jurnal Sosial Budaya Indonesia, 8(1), 12-28.
Sularso, D. (2017). Pelestarian kebudayaan melalui pendidikan di sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Kebudayaan, 12(2), 98-113.
Wahyudi, E., & Firdaus, M. (2020). Pendidikan budaya lokal dalam sistem pendidikan Indonesia: Tantangan dan solusi. Jurnal Pendidikan dan Sosial, 10(3), 167-181.
Yuliana, S., & Nata, P. (2021). Globalisasi dan tantangan budaya di Indonesia: Perspektif sosial budaya. Jurnal Ilmu Sosial, 20(1), 45-59.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H