Mohon tunggu...
Vitria Wulansari
Vitria Wulansari Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Tulungagung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Minggu ke 9 Model 4 C (Connection, Challenge, Concept, Change)

23 Februari 2022   20:30 Diperbarui: 23 Februari 2022   20:31 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang "mengundang' murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.

Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.

Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah:

  • Kesiapan belajar (readiness) murid
  • Minat murid
  • Profil belajar murid

Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).

Guru dapat mengidentifikasi kebutuhan murid dengan berbagai cara. Berikut ini adalah beberapa contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid:

  • mengamati perilaku murid-murid mereka;
  • mengidentifikasi pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik  yang akan dipelajari;
  • melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut;
  • mendiskusikan kebutuhan murid  dengan orang tua atau wali murid;
  • mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas;
  • bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;
  • membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya;
  • berbicara dengan guru murid sebelumnya;
  • membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini;
  • menggunakan berbagai penilaian penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah berada dalam level yang  sesuai;
  • melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid;
  • mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka; dll.

Daftar di atas hanya beberapa contoh saja. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan seorang guru untuk mendapatkan informasi atau mengidentifikasi kebutuhan belajar murid-murid mereka.

Perlu diperhatikan bahwa mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru yang memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku murid atau terbiasa mendengarkan dengan baik murid-muridnya biasanya akan dengan mudah mengetahui kebutuhan belajar murid-muridnya.

  • Change

Setelah mengenal lebih dekat tentang pembelajaran berdiferensiasi, muncul keinginan dalam diri untuk mulai berusaha membangun lingkungan dan kegiatan pembelajaran di kelas ke yang berdiferensiasi. Siswa berhak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun dengan "learning community" atau komunitas belajar yaitu komunitas yang semua anggotanya adalah pembelajar. Guru akan mengembangkan murid-muridnya untuk mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik yang selalu mendukung lingkungan belajar.

Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik. Iklim ini bukan hanya dilihat dari sikap dan tindakan guru yang ramah dan menyambut murid tetapi juga sikap yang ditunjukkan antar murid. Ruang kelas akan dipenuhi dengan hasil belajar murid atau berbagai hal di mama murid berperan di dalamnya.

Setiap orang dalam kelas akan saling menghargai. Baik guru murid orang tua maupun kepala sekolah akan berbagi kebutuhan, perasaan diterima, dihormati, aman sukses dan sebagainya. Apapun perbedaan yang dimiliki mereka semua tentu memiliki perasaan dan emosi manusia yang sama oleh karena itu dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi guru akan membelajarkan murid muridnya untuk membedakan perasaan yang mereka miliki terhadap apa yang dilakukan oleh seseorang dan nilai dari orang tersebut. Guru membantu murid memecahkan secara konsruktif dan tidak akan pernah membuat perasaan siapapun menjadi kecil. Murid akan merasa aman. Aman tidak hanya secara fisik tetapi juga secara psikis. Murid-murid yang berada dalam kelas tahu persis mereka boleh bertanya jika membutuhkan bertanya, mengatakan tidak tahu jika tidak tahu. Mereka tahu bahwa dalam belajar mereka dapat mengambil risiko untuk mencoba berbagai ide-ide kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun