Cangkol, Sukoharjo - UNNES GIAT 10 bersama Posyandu Desa Cangkol, yang terletak di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, kini menjadi contoh nyata dalam upaya pencegahan stunting melalui kolaborasi antara Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Tim UNNES GIAT 10. Kolaborasi ini menghadirkan berbagai program terpadu yang difokuskan pada edukasi gizi, pemantauan kesehatan anak, dan pemberian makanan tambahan bergizi untuk mendukung tumbuh kembang balita. Dalam kegiatan ini, tim UNNES GIAT 10, yang berasal dari berbagai progam studi, bekerja bahu-membahu dengan kader Posyandu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Salah satu fokus utama adalah pemantauan tumbuh kembang balita secara rutin melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, serta pemeriksaan lingkar kepala. Data yang dikumpulkan digunakan untuk memantau status gizi anak secara berkala, sehingga risiko stunting dapat dideteksi dan diatasi lebih awal.
Selain pemantauan kesehatan, Tim KKN UNNES juga melaksanakan edukasi gizi yang melibatkan anak-anak Desa Cangkol. Dalam sesi ini, mereka diajak untuk memahami pentingnya pola makan bergizi seimbang sebagai dasar pencegahan stunting. Para mahasiswa memberikan panduan sederhana tentang penyusunan menu harian yang kaya protein, vitamin, dan mineral dengan memanfaatkan bahan pangan lokal seperti tempe, ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan segar dengan progam yang bernama "ISI PIRINGKU"
Selain fokus pada pencegahan stunting pada balita, tim UNNES GIAT 10 juga melakukan pemantauan jentik-jentik nyamuk untuk menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan chikungunya yang sempat meningkat di wilayah tersebut. Tim UNNES GIAT 10 bersama Posyandu dan Puskesmas Mojolaban, mengadakan pemeriksaan jentik-jentik serentak di rumah warga dengan memeriksa tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti bak mandi, wadah air, talang hujan, dan pot tanaman. Selain itu, mereka juga membagikan panduan sederhana 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang, dan Menghindari gigitan nyamuk) untuk diterapkan sehari-hari. Data hasil pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan tingkat risiko penyebaran penyakit di setiap wilayah desa.
Harapan TIM UNNES GIAT 10 dari seluruh program ini adalah menciptakan Desa Cangkol sebagai desa sehat yang berkelanjutan. Generasi muda di desa ini diharapkan dapat tumbuh dengan kondisi kesehatan yang baik, kecerdasan yang optimal, serta memiliki wawasan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kesehatan. Salah satu tujuan dari program ini adalah menciptakan masyarakat yang mandiri dalam menjaga kesehatannya tentang pentingnya gizi, kebersihan, dan pencegahan penyakit. “Kolaborasi ini menunjukkan bahwa dengan langkah kecil, seperti edukasi, pemantauan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat, kita bisa menciptakan perubahan besar. Desa Cangkol kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi contoh nyata bahwa kebersamaan adalah kunci dalam membangun desa yang sehat."ujar Vito, selaku Ketua Tim UNNES GIAT 10.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H