di bait-baitku seringkali musibah dan bencana jadi morfem sakralÂ
letupkan risau dan kegelisahanÂ
mungkin juga terpaku di pikiran para pencari maknaÂ
hingga menyatu di bilik dukaÂ
haruskah sajakku berlari memenggal takdirÂ
atau karena cintaku bukanlah sinar kearifanÂ
yang mampu hidup di penggalan doaÂ
biarkan sajakku terus berkelanaÂ
menelusup duri langit dan tanahÂ
keyakinanku suatu saat menjadi diksi doaÂ
yang disempurnakan Sang Pemilik KekalÂ
Malang, 17 Januari 2021Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!