Kata mufakat saat ini menjadi hal yang seolah-olah sulit untuk menjadi pemahaman bagi beberapa orang. Keadaan yang memerlukan hasil yang mufakat mendapat banyak pertentangan dari sebagian orang. Bahkan demi kepentingan yang kalau dinilai secara keseluruhan dapat menjadikan mufakat itu sebagai boomerang.
Sejak zaman pra kemerdekaan kata mufakat sudah kita ketahui melalui tokoh-tokoh sejarah. Proklamasi kemerdekaan ataupun sumpah pemuda merupakan hasil bermufakat. Berbeda pendapat memang biasa dan dari perbedaan pendapat itu kita dapat belajar untuk menghargai orang lain.
Sekarang ini kata mufakat menjadi sebuah hal yang sulit dilakukan karena dengan adanya rasa menerima dan tidak menerima pada sebuah hasil keputusan atau minimnya pemahaman dari sebuah konsep atau materi yang ada. Sebuah permasalahan atau kasus yang terjadi dapat dijadikan sebagai peluang untuk survei masyarakat luas. Ada pihak yang pro dan ada pihak yang kontra.
Pemahaman akan sebuah materi dapat menjadikan pilihan antar setuju atau tidak setuju. Pola pikir masyarakat dapat diketahui dari penilaian yang diberikan. Terkadang segala aspek dapat menjadikan manusia pesimis akan sebuah hal atau permasalahan. Namun, dalam keseluruhan aspek tersebut dapat menjadikan manusia lebih terbuka.
SIKAP & TUJUAN
Dalam mencapai mufakat, sikap dari setiap partisipan mempengaruhi kondisi atau keadaan. Dari beragamnya sikap dan sifat dari tiap partisipan dapat membuat suasana menjadi konflik ataupun damai. Hal ini pun tidak dapat memaksa suatu keadaan untuk tidak mencapai mufakat.
Pesan dari tiap partisipan dapat memancing perilaku negatif, namun dalam kondisi seperti ini pengolahan dari setiap informasi yang masuk dijadikan pertimbangan untuk kembali berperilaku positif. Perilaku positif ini dimulai dari pemikiran positif.
Tindakan untuk selalu positif akan membuat partisipan dalam keadaan musyawarah dapat menentukan hasil bersama. Masyarakat luas dapat belajar kembali dari tokoh-tokoh perjuangan zaman kemerdekaan sebagai renungan kembali akan keberhasilan dari mufakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H