Sebelumnya maafkan saya karena menghadiri acara nangkring bersama kompasianer dengan tema saatnya warga menulis yang diselenggarakan oleh Kompasiana di ICE-BSD tanpa mendaftarkan diri melalui akun kompasiana. Saya memberanikan diri untuk hadir dengan alasan ingin mendapatkan tips menulis dari para narasumber. Ternyata harapan saya terpuaskan dengan pengetahuan yang saya dapat dari narasumber, walaupun hasil rekaman suara dari HP oleh nara sumber harus berlawanan dengan suara bising disekitar area. Namun, permasalahan kecil ini tidak memupuskan hati saya untuk berhenti menulis.
Nara sumber yang dihadirkan pun sudah memiliki asam garam dalam dunia jurnalistik ataupun tulis menulis. Salah satu nara sumber yang menarik perhatian saya adalah Maman Suherman. Beliau adalah mantan wartawan dan sekarang berprofesi sebagai dosen penulis buku. Dari beliau, saya mendapatkan ilmu baru dalam dunia jurnalistik. Beliau memperkenalkan pola 5R, yaitu :
- Read
- Research
- Reliably
- Reflecting
- (w) Rite  Â
Sejak dibangku kuliah pola semacam ini belum saya dapatkan dan saya berterima kasih karena mendapat pengetahuan yang baru dalam dunia jurnalistik. Tidak sampai disini saja, ada ucapan yang beliau ingat dan itu didapatkan dari seorang Jacob Oetama. Pesan yang beliau dapatkan adalah "Jika anda masuk ke kompas demi uang, lebih baik jangan", tutur Maman Suherman. Kurang lebih seperti itu ucapan dari nara sumber karena rekaman suara lewat HP saya tidak terdengar dengan jelas ketika saya ingin review kembali.Â
Harga Yang Harus Dibayar
Jacob Oetama kita kenal sebagai seorang DR dibidang komunikasi. Pahit manis dalam dunia jurnalistik telah beliau kecap, hingga saat ini menjadi seorang Presiden Komisaris di Kompas Gramedia dan menjadi Penasihat Konferderasi Wartawan ASEAN. Dengan prestasi yang telah didapat berupa Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah Indonesia tahun 1973.
Pengalaman sebagai ketua editor yang mungkin membuat beliau sebagai seorang bijak. Sebagai seorang yang bertanggung jawab terhadap tulisan yang terbit, beliau mampu membaca dari tulisan yang sesuai dengan kebenaran dan mampu menilai kredibilitas wartawan dari fakta dan data yang diberikan. Dari pengalaman tersebut Jacob Oetama mampu menilai sikap dari seorang wartawan.
Pesan moral ini masih terngiang di pikiran saya sampai saya tulisan ini dibuat karena dalam benak dan pikiran saya selama ini mengatakan segala sesuatunya jangan demi uang. Hal ini terjadi karena Bapatua saya pernah berucap, "siapa yang memberi paling banyak jangan merasa paling berjasa dan siapa yang memberi paling sedikit jangan berkecil hati". Dari pesan ini pun terolah sebuah makna hargai diri anda dan hargai orang lain, jangan biarkan uang yang merubah tulisan anda. Satu pelajaran lain yang saya dapatkan adalah ketika anda idealis akan pengetahuan yang telah anda kecap, tetaplah pegang pada kebenaran tersebut.
EVOLUSI JURNALISTIK
BLogger atau penulis elektronik saat ini pun ingin mengembangkan kemampuan mereka dalam dunia tulis menulis. Seperti yang dilakukan oleh mba Yayat Kompasianer Of The Year 2016. Beliau adalah penyuka otomotif moto gp. Dari pengalaman ini beliau mendapatkan kesempatan untuk mewancarai secara langsung kepada kru ataupun pembalap yang berlomba di Malaysia. Kesempatan yang didapatkan oleh wartawan didapatkan pula oleh mba Yayat yang berprofesi sebagai blogger atau penulis elektronik. Â Meskipun, beliau tidak mengerti akan mesin, laporan yang beliau berikan berdasarkan fakta dan data yang akurat.
Wartawan dan blogger dapat berjalan bersama dalam penyampaian sebuah berita. Dengan tema otomotif, mereka pun mulai menuliskan ide-ide dan menulis sesuai dengan kebenaran dalam hati nurani mereka. Blogger saat ini melakukan pengembangan wawasan mereka, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengembangakan kemampuan mereka. Sebagai contoh adalah pemenang dari kompasianer tahun 2016, beliau memberanikan diri untuk menekuni dunia fashion. Sebuah dunia baru dalam perkembangan tulis-menulisnya.