Mohon tunggu...
Vito Hariyanto
Vito Hariyanto Mohon Tunggu... -

Saya seorang pelajar kelas 9 SMP. saya suka mendengarkan musik, bercengkrama dengan teman-teman. dan menggemari 3 hal, yaitu marching band, sepak bola dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Telepon Misterius

3 April 2012   16:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:04 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="500" caption="Sebuah telepon."][/caption] Sejenak aku sarapan pagi hanya dengan setangkup roti tawar dengan mentega dan segelas susu hangat. ya, hari ini aku berangkat sekolah untuk melihat pengumuman kelulusan. saat saya ke sekolah aku berjalan kaki dan kakiku terasa pegal. di sekolah, saat aku melihat pengumuman itu, aku ternyata lulus dengan nilai yang sangat membanggakan. saat pulang ke sekolah, aku apes! uang yang untuk men-traktir temanku ludes entah kemana. kutunjukan surat kelulusan ke ayahku, ternyata ayahku bangga dengan hasil ujianku. saat itu aku kegirangan. nah di saat aku kegirangan aku capek dan bergegas ke tempat tidur. Ku telepon sahabatku, lalu saya melihat nomor telepon itu di tembok itu. Tidak peduli misterius atau bukan, saya melanjutkan percakapan. Ternyata nomor itu misterius. sebelumnya saya mengucap kata halo.... halo.... mengapa teleponmu tidak kamu angkat.... Tanda-tanda telepon misterius itu sudah nampak. diawali suara nenek-nenek tertawa sambil memukul-mukul meja dan membanting kursi. suara itu terulang lagi sehingga membuatku risih. hatiku risau, karena aku takut dimarahi sahabatku. kemudian ku tutup teleponku dan ku tinggalkan kamar tidur itu. Setelah aku makan siang, aku menelepon lagi, suara serupa terulang dan membuat telingaku bising. saat itu aku sadar kalau nomor telepon itu misterius. setelah suara nenek-nenek yang tertawa itu, terdengar suara iklan salah satu sabun yang persis di radio. aku berteriak.... telepon macam apa itu................... ku telepon nomor 108 kalau nomor 021-xxxx-xxxx itu tercantum di database atau tidak. petugas call center itu menjelaskan: Dari penelusuran kami, nomor 021-xxxx-xxxx itu misterius. nama pengguna belum diselidiki. Kami belum mengecek kebenarannya. demikian informasi kami dan harap maklum. Sejak itu aku mulai teliti sebelum menelepon orang. Nah, ku temukan nomor telepon sahabatku yang sebenarnya. Aku mengambil hp-ku dan menelepon sahabatku. Bahwa nanti sahabatku datang ke rumahku. sekitar pukul 18:35 petang, sahabatku datang. Ku ceritakan nomor telepon misterius yang saya panggil lewat telepon ibuku. Kata sahabatku, saya sudah 3x menerima panggilan dari nomor misterius itu. Suaranya aneh dan berbeda-beda. Keesokan harinya aku terbangun dan mengetahui nomor misterius yang tertera di tembok kamarku. ku hapuskan dengan tiner, tapi tidak bisa hilang. Ku coba membersihkan dengan alkohol yang ku ambil di kotak P3K itu. lalu usaha itu sia-sia. Lalu aku ambil sisa cat tembok berwarna putih. ku cat bagian yang menunjukkan nomor misterius itu. lalu tulisan yang tertera di tembok itu hilang. Aku bernapas lega karena bebas dari belenggu nomor telepon misterius itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun