Ide Berwirausaha pada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pecinta Alam

Acara Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatdas) ke-36 tinggal 5 hari lagi. Medan operasi kali ini sangat menantang karena baru didesain dan belum pernah dijajal selama 35 kali mengadakan pelatihan. Untuk itu, UKM Palawa Unpad merasa perlu mengundang para orang tua untuk mendiskusikan persiapaan sebelum keberangkatan siswa.

Di antara orang tua yang hadir ada Pak Iwan. Beliau adalah lulusan Fakultas Peternakan. Anak Pak Iwan bernama Zaki yang saat ini terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Pertanian. Pak Iwan bercerita sejak SMA Zaki memang telah menyenangi kegiatan di alam dan aktif di kegiatan "ekskul" pencinta alam.  

Berikut adalah dialog antara Pak Iwan dengan Kang Aleec (Ketua Palawa) dan Kang Iman (Ketua Diklatdas) yang akhirnya menelurkan ide brilyan berupa program wirausaha pada kegiatan Palawa Unpad.

Pak Iwan: "Saya ingin mengetahui sejauhmana anak saya Zaki jika diterima menjadi anggota Palawa dapat mengembangkan ilmu pertanian sesuai jurusannya?"

Kang Aleec: "Sangat dimungkinkan Pak, karena spektrum kegiatan Palawa tidak hanya berpetualang ke gunung, pantai, gua maupun arung jeram tapi juga sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu melakukan pendidikan/pengajaran, penelitian/pengembangan dan pengabdian pada masyarakat."

Pak Iwan: "Bisa diberikan contoh?"

Kang Aleec: "Contohnya pada "Ekspedisi Padjadjaran Nemangkawi 2016", selain petualangan di puncak tertinggi Indonesia yang saat ini kita kenal sebagai Puncak Carstenz, juga ada unsur pendidikan dan pengabdian masyarakat. Pendidikan berupa penulisan buku dan film tentang Zero Waste Mountaineering dimana pendakian sama sekali tidak menghasilkan sampah yang diawali sejak perencanaan dimana tim mengurangi barang yang berpotensi menghasilkan sampah dan menggantinya dengan wadah pakai ulang berupa kotak makan atau kantong kain".

Pak Iwan: "Sangat menarik. Bagaimana dengan unsur pengabdian pada masyarakatnya?"

Kang Aleec: "Pengabdian masyarakat dilakukan di Desa Suanggama, Provinsi Papua, dimana angka buta huruf pada tahun 2013 cukup tinggi yaitu di kisaran 32,69%. Tim melakukan penelitian terkait faktor apa yang menghambat proses literasi, khususnya dari aspek sosial psikologis. Berdasarkan temuan, Palawa Unpad mengusulkan penyediaan buku bacaan berbahasa Dani, juga film terkait ekspedisi. Bahkan kalau jeli, ekspedisi ini pun turut mempopulerkan nama asli puncak tertinggi Pegunungan Jaya Wijaya yaitu Nemangkawi sesuai penyebutan Suku Amungme -suku tertua yang mendiami kaki pegunungan tersebut. Nemangkawi artinya panah putih karena saat nama tersebut diberikan, gunung tersebut bersalju di puncaknya.*

Pak Iwan: "Saya jadi punya ide bisnis untuk Palawa Unpad terkait Pertanian"

Kang Iman: "Silakan Pak, semoga bisa kita diaplikasikan."

Pak Iwan: "Bagaimana kalau di Palawa ada semacam unit kerja dimana ada proses pembibitan dari beberapa tanaman yang akhir-akhir ini sangat potensial untuk dikembangkan? Sekarang sudah banyak orang menjadikan berkebun sebagai bagian dari gaya hidupnya, bahkan tidak hanya di pedesaan, di perkotaan pun sudah menjadi trend dengan istilah Urban Farming yaitu praktik budidaya, pemrosesan, dan distribusi bahan pangan di atau sekitar kota. Di sela-sela perkulihan kalian bisa saling bergantian mengurus pembibitan tanaman tersebut, yang nantinya bisa dijual untuk mendapatkan profit".

Kang Aleec: "Idenya sangat bagus Pak.. sangat bisa diaplikasikan. Jadi Zaki bisa mengembangkan juga ilmu pertaniannya di Palawa. Memang ide wirausaha ini juga sudah mulai dikembangkan oleh Yayasan Palawa Unpad, misalnya pada program Manglayang Trail Running, dimana tiap pelari akan menanam satu pohon. Anggota Palawa yang bertugas mencari, mendata hingga mendampingi peserta hingga garis finish akan mendapatkan honor yang bagi mahasiswa merupakan pembelajaran untuk wirausaha, dimana uangnya bisa dipakai untuk mendukung perkuliahan di Unpad."   

Ide dari Pak Iwan tersebut mengingatkan kami pada konsep Ikigai, sebuah filosofi hidup dari Jepang yang perlu kita tiru. Pada dasarnya, Ikigai merupakan irisan dari empat elemen yaitu Passion, Mission, Vocation, dan Profession yang harus kita seimbangkan dalam membentuk sebuah tujuan hidup berkelanjutan. Caranya bagaimana? Singkat kata, passion (hobi atau kesenangan pribadi yaitu mencintai alam) dapat kita jadikan mission yaitu melakukan hal-hal yang dibutuhkan oleh lingkungan sekitar kita (tanaman pangan), yang jika dilakukan dapat menjadi vocation yaitu pekerjaan yang menghasilkan suatu pendapatan bagi kita dan jika kita kembangkan bisa menjadi profession yaitu keahlian di bidang pertanian dengan menempuh pendidikan atau mengikuti kursus pelatihan.