Lintas Budaya dalam Keluarga dari Kacamata Ilmu Komunikasi
Komunikasi antar budaya atau komunikasi lintas budaya merupakan komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, dimana terjadi persinggungan kebudayaan yang berbeda di dalamnya. Di dalam sebuah keluarga, komunikasi antar budaya juga turut menjadi suatu hal yang pasti terjadi. Sebagai contoh, beberapa dari orang tua kita dapat dikatakan masih perlu banyak beradaptasi dalam menggunakan teknologi, khususnya smartphone.Â
Berbeda dengan para anak muda yang ternyata justru lebih cepat dan mudah memahami dalam menggunakan smartphone. Dari kasus tersebut sering terjadi percakapan antar budaya, dimana orang tua yang masih perlu banyak memahami cara penggunaan smartphone dengan anak-anaknya yang sudah jauh lebih mengerti.
"Kak, tolong coba bantu bapak untuk mengatur agar teman bapak tidak bisa melihat status yang bapak kirim". Tanya bapak terhadap anaknya.
"Baik, pak. Mari saya beritahu caranya". Jawab sang anak sembari membantu bapaknya dan begitulah percakapan antar budaya dapat terjadi.
Di lain kasus, seorang anak yang jarang atau bahkan tidak mengetahui kebiasaan yang dulu sempat diwariskan turun-temurun oleh para leluhur dapat pula menjadi pemicu komunikasi antar budaya. Seperti seorang bapak yang mengajak anaknya meminum wedang uwuh, sebuah minuman khas asal Yogyakarta yang sering dinikmati bapaknya di masa dulu ternyata anak tersebut baru mengetahui jenis minuman itu.
"Coba minum wedang uwuh ini, kak. Dulu bapak sering meminum ini untuk menghangatkan badan serta untuk menjaga imunitas tubuh". Ujar seorang bapak memperkenalkan minuman khas dari daerahnya dulu kepada anaknya.
"Wah, pak. Minuman ini enak di tenggorakan dan dapat menghangatkan badan". Respon anak ketika mencicipi minuman tersebut.
Dari percakapan itulah anak tersebut menjadi mengerti kebiasaan dari daerah bapaknya dulu dan turut menandai terjadinya komunikasi antar budaya.
Apabila kita turut melihat dari sudut pandang Teori Kecemasan dan Ketidakpastian yang dikembangkan oleh William Gudykunts, maka dengan adanya komunikasi antara bapak dan sang anak yang awalnya ragu dalam penggunaan smartphone ataupun ketidaktahuan kebiasaan adat yang turun-temurun menjadi tidak lagi ada ketidakraguan di dalamnya serta dapat kita ketahui mengenai peristiwa atau percakapan yang mencirikan sebuah komunikasi antar budaya, khususnya di dalam suatu keluarga. Tentu saja sebetulnya banyak percakapan di dalam keluarga yang mengacu pada komunikasi antar budaya dan sering melibatkan diri kita masing-masing. Memperluas eksplorasi lebih lanjut dapat membuat kita mengenal lebih dalam mengenai komunikasi antar budaya yang terjadi khususnya di dalam sebuah keluarga. -vtr
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI